Alergi Bikin Panik? Kenali Bedanya dengan Keracunan dan Cara Atasinya!

Table of Contents
Alergi Bikin Panik? Kenali Bedanya dengan Keracunan dan Cara Atasinya!


Sering tertukar, padahal beda jauh! Alergi dan keracunan makanan punya penyebab dan penanganan yang tak sama. Yuk, kita bedah perbedaannya dan simak tips pertolongan pertama saat keracunan.

Alergi Makanan vs. Keracunan Makanan: Apa Bedanya?

Alergi Makanan: Ketika Sistem Kekebalan Tubuh Keliru

Alergi makanan adalah reaksi "salah sasaran" dari sistem imun kita. Tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu dalam makanan, biasanya protein, yang dianggap sebagai ancaman. Reaksi ini bisa muncul dalam hitungan menit atau jam setelah makan makanan pemicu. Gejalanya bervariasi, mulai dari gatal-gatal ringan hingga yang berat seperti sesak napas (anafilaksis).

"Bahkan sedikit saja makanan yang jadi alergen bisa memicu reaksi. Sentuhan atau aroma pun bisa jadi masalah bagi yang sangat sensitif," jelas Dr. Amelia Rahmawati, ahli imunologi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Beberapa makanan yang sering jadi biang keladi alergi antara lain kacang, susu, telur, makanan laut, dan gandum.

Keracunan Makanan: Ulah Kuman dan Zat Berbahaya

Keracunan makanan beda lagi. Ini terjadi akibat makan atau minum sesuatu yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, atau zat kimia berbahaya. Kontaminasi bisa terjadi di mana saja, dari ladang sampai meja makan. Gejalanya, seperti mual, muntah, diare, sakit perut, dan demam, biasanya muncul beberapa jam atau hari setelah makan makanan yang bermasalah.

Menurut Prof. Bambang Sutrisno, ahli mikrobiologi pangan dari Institut Pertanian Bogor, "Keracunan makanan sering disebabkan kebersihan yang kurang saat menangani makanan. Misalnya, penyimpanan yang salah, alat masak kotor, atau masakan yang kurang matang." Bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria sering jadi penyebabnya. Virus seperti Norovirus dan Hepatitis A juga bisa bikin keracunan.

Pertolongan Pertama Saat Keracunan Makanan: Apa yang Harus Dilakukan?

Jika ada yang menunjukkan gejala keracunan makanan, tindakan cepat bisa meringankan gejala dan mencegah komplikasi.

Atasi Dehidrasi

Muntah dan diare saat keracunan bisa bikin tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit, yang berujung pada dehidrasi. Jadi, penting banget untuk mengganti cairan yang hilang dengan minum air putih sebanyak-banyaknya. Oralit atau minuman elektrolit juga bisa membantu mengembalikan keseimbangan elektrolit.

"Minum air putih sedikit-sedikit tapi sering. Kalau masih muntah, coba isap es batu atau minum minuman bening sedikit saja," saran Dr. Anita Lestari, seorang dokter umum di Surabaya. Hindari minuman manis atau berkafein karena bisa memperparah dehidrasi.

Jangan Langsung Panik Kalau Demam

Demam sering muncul saat keracunan sebagai respons alami tubuh melawan infeksi. Demam ringan biasanya bukan masalah besar dan bisa diatasi dengan istirahat dan kompres air hangat. Tapi, kalau demamnya tinggi (di atas 38,5 derajat Celcius) dan disertai sakit kepala parah, kejang, atau sesak napas, segera cari bantuan medis.

"Demam itu cara tubuh bertahan. Tapi, demam tinggi bisa berbahaya. Kalau merasa tidak nyaman, minum saja obat penurun panas yang dijual bebas sesuai dosis," kata Dr. Lestari.

Pencegahan: Kunci Utama Terhindar dari Masalah

Walaupun pertolongan pertama penting, mencegah tetap yang terbaik.

Untuk mencegah alergi makanan, kenali apa saja makanan yang jadi pemicu alergi dan hindari. Selalu baca label makanan dengan teliti untuk memastikan tidak ada alergen tersembunyi. Jika alergi parah, selalu bawa auto-injector epinefrin (EpiPen) dan beritahu orang terdekat tentang kondisi Anda.

Untuk mencegah keracunan makanan, selalu jaga kebersihan saat menangani makanan. Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengolah makanan. Pisahkan makanan mentah dan matang untuk mencegah kontaminasi silang. Masak makanan sampai matang sempurna, terutama daging, unggas, dan makanan laut. Simpan makanan dengan benar pada suhu yang tepat, dan jangan makan makanan yang sudah kedaluwarsa atau terlihat mencurigakan.

"Ingat, kebersihan adalah kunci utama mencegah keracunan makanan. Pastikan semua alat masak dan permukaan kerja bersih sebelum digunakan. Jangan ragu buang makanan yang diragukan kebersihannya," tegas Prof. Sutrisno.

Penting bagi kita semua untuk tahu perbedaan alergi dan keracunan makanan, serta cara mencegahnya. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa keracunan makanan masih jadi masalah kesehatan yang serius, dengan ribuan kasus setiap tahunnya.

Pemerintah, melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terus meningkatkan pengawasan keamanan pangan dan memberikan edukasi ke masyarakat. "Kami terus memperkuat sistem pengawasan pangan dan memberikan informasi yang akurat agar masyarakat bisa memilih dan mengonsumsi makanan dengan tepat," kata Kepala BPOM, Penny Lukito. Dengan kerjasama semua pihak, diharapkan kasus alergi dan keracunan makanan bisa ditekan seminimal mungkin.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.