Awas Jebakan Utang, Ini Cara Agar Tidak Terjadi Financial Trap

Daftar Isi

Bagaimana agar tidak terjadi Financial Trap?

Awas Jebakan Utang, Ini Cara Agar Tidak Terjadi Financial Trap

Banyak diantara kalian yang kerap keliru menilai apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan. Hal itu membuat banyak sekali barang yang tidak benar-benar diperlukan menumpuk di rumah. Bahkan tak jarang untuk membeli barang tersebut kamu rela untuk membuka keran utang baru, alhasil keuangan kamu menjadi sekarat.

Negeri ini sebenarnya boleh berbangga hati, pasalnya pertumbuhan kelas menengah terjadi begitu cepat. Namun sayangnya, hal positif itu tidak dibarengi dengan tingkat literasi keuangan yang baik.

Masih banyak masyarakat yang tak siap untuk mengelola uangnya dengan baik. Alhasil pendapatannya yang diterima selama ini hanya habis digunakan di sektor konsumsi. 

Tidak ada yang salah dengan hal itu, namun akan lebih jika pengalokasian dana memiliki porsi yang seimbang antara konsumtif dan produktif. Dengan begitu, ketahanan ekonomi keluarga akan menjadi lebih terjaga. 

Gaji Rp20 Juta, Ambruk di Tengah Pandemi

Belum lama ini viral di media sosial tentang keluhan seseorang yang mengaku memilki gaji Rp20 juta dan meminta bantuan dari pemerintah. Dirinya mengaku tidak bisa membiayai hidup dia dan keluarga lantaran perusahaan tempatnya bekerja menerapkan kebijakan pemotongan upah 50%. 

Alhasil dari yang awalnya menerima upah Rp20 juta untuk satu bulan, sekarang dia hanya menerima Rp10 juta dan ironinya, dana sebanyak itu sudah habis untuk membayar cicilan rumah Rp5 juta dan mobil Rp4,5 juta. 

Sehingga dana yang tersisa hanya berkisar di angka Rp500 ribu. Itulah yang dinamakan financial trap alias jebakan keuangan. Banyak orang yang terlihat kaya dan mapan namun ternyata semuanya didapatkan dari utang. 

JIka dibandingkan dengan upah minimum provinsi (UMP) di wilayah DKI Jakarta saja yang mencapai Rp4,26 juta per bulan, uang Rp10 juta tentu saja adalah jumlah yang sangat banyak, karena mencapai 2 kali lipat dari UMP yang ada. 

Kelola keuangan adalah kunci

Beberapa ahli bahkan memproyeksikan, tenaga kerja di Asia yang memiliki gaji Rp30 juta, jika kehilangan pekerjaannya akan langsung tumbang dalam waktu 3 hingga 6 bulan. Hal itu dikarenakan rasio utang melebihi batas yang seharusnya.

Dalam prinsip perencanaan keuangan, rasio utang harus dijaga di level 30% dari total pendapatan. Jika lebih dari itu, kondisi keuangan kamu akan kekeringan. Seberapa besar rasio utang yang dimiliki, akan sangat berpengaruh terhadap bagaimana kelolaan uang kamu kelak. 

Karena begitu kamu memiliki beban utang mencapai 50% atau 60%, jika kamu tiba-tiba kehilangan pekerjaan, maka ketahanan ekonomi keluarga hanya bisa berlangsung singkat.

Sisihkan untuk Investasi dan dana darurat

Tidak perlu memaksakan untuk terlihat kaya. Jadilah dirimu apa adanya. Toh citra yang baik dibangun bukan atas dasar penampilan, melainkan kepercayaan. 

Kamu bisa mencontoh gaya berpakaian Mark Zuckerberg, founder Facebook. Setiap harinya pria yang memiilki kekayaan USD89,2 miliar atau sekitar Rp1.322 triliun itu hanya mengenakan kaos oblong dan juga celana jeans. 

Dia bisa tetap sederhana meskipun jumlah uang yang dimilikinya mencapai ribuan triliun. Kamu yang memiliki penghasilan pas-pasan, mulailah untuk berinvestasi supaya bisa seperti ornag-orang sukses. 

Apalagi setiap tahunnya terjadi inflasi rata-rata 3%. Artinya kamu membutuhkan penghasilan tambahan 3% per tahun untuk bisa mengatrol kebutuhan setiap harinya. 

Ketimbang pusing menghabiskan penghasilan untuk sektor yang konsumtif, buatlah perencanaan keuangan. Pisahkan mana dana untuk kebutuhan sehari-hari dan mana dana untuk dijadikan investasi. 

Dengan menyiapkan investasi kamu sudah mempersiapkan masa depan. Kamu bisa menggunakan beberapa channel investasi seperti reksadana online, logam mulia ataupun saham untuk menambah pundi penghasilan. 

Jangan juga lupa untuk menyiapkan dana darurat. Kamu terlalu fokus untuk mencukupi gaya hidup akhirnya lupa mempersiapkan sekoci untuk menyelamatkan hidup ketika terjadi sesuatu. 

Untuk kamu yang sudah berkeluarga dan memiliki anak 1, paling tidak dibutuhkan sekitar 12 kali pengeluaran bulanan untuk dijadikan dana darurat. Dana itu bisa berguna ketika keadaan sedang tidak menguntungkan, seperti kehilangan pekerjaan atau sanak saudara sakit. 

Jangan terkecoh dengan apa yang dimiliki oleh orang-orang sukses. Mobli mewah dan juga barang bermerek lainnya memang sangat meggiurkan, tetapi kamu juga perlu melihat bagaimana daya juang orang-orang tersebut. 

Bagaimana bisa punya rumah atau mobil?

Lalu bagaimana jika kamu ingin membeli mobil atau rumah? Boleh saja menggunakan fasilitas kredit dari bank atau lembaga pembiayaan, tetapi kamu juga perlu mengukur kemampuan diri.

Jangan sampai, uang yang kamu miliki Rp100 juta, kamu ingin membeli rumah seharga Rp1 miliar, berarti fasilitas pembiayaan yang diperlukan mencapai Rp900 juta.

Sudah terbayang berapa cicilan yang harus kamu bayarkan? Jika kamu menginginkan harga yang melebih 10 kali lipat dari harta yang kamu miliki tidak ada jalan lain, kamu harus mempertebal pendapatan pasif. 

Memulai usaha bisa dilakukan. Kamu bisa menjajal bisnis secara mandiri, baik dalam skala mikro atau kecil seperti kopi kekinian ataupun makanan beku. 

Kamu bisa mengajukan utang pinjaman modal usaha di Finpedia.id. Disana kamu bisa mendapatkan banyak produk dengan suku bunga rendah dan tenor panjang. 

Utang untuk sektor produktif adalah baik untuk dilakukan. Karena pada akhirnya akan menambah penghasilan kamu.