Beras Oplosan Bikin Resah? Ini Cara Mudah Kenali Ciri-cirinya!

Praktik curang beras oplosan kembali meresahkan masyarakat. Mencampurkan beras berkualitas rendah dengan bahan kimia berbahaya atau beras premium palsu bukan hanya merugikan dompet, tapi juga mengancam kesehatan jangka panjang. Lalu, bagaimana cara melindungi diri dari praktik kotor ini? Jangan panik, kenali ciri-cirinya agar Anda bisa lebih waspada.
Mengapa Beras Oplosan Sangat Berbahaya?
Lebih dari sekadar masalah ekonomi, beras oplosan adalah ancaman serius bagi kesehatan. Prof. Sri Raharjo, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian dari UGM, menjelaskan bahwa praktik ini seringkali melibatkan penambahan bahan kimia berbahaya untuk menutupi kualitas beras yang buruk. Tujuannya? Agar beras tampak lebih menarik di mata konsumen.
"Klorin atau pemutih, pewangi buatan, bahkan parafin atau plastik, kerap digunakan dalam proses pengoplosan. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini berpotensi memicu masalah kesehatan serius, termasuk risiko kanker," ungkap Prof. Sri Raharjo.
Beliau menambahkan bahwa senyawa hipoklorit yang terbentuk akibat penggunaan klorin bisa menghasilkan trihalometan, yang diklasifikasikan sebagai zat karsinogenik oleh International Agency for Research on Cancer (IARC). Konsumsi rutin beras berbahaya ini dapat merusak organ vital seperti hati dan ginjal, karena senyawa kimia menumpuk dan memaksa organ bekerja ekstra keras.
Senada dengan itu, Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM juga mengingatkan bahaya pewarna sintetis seperti Rhodamin B yang mungkin ditemukan dalam beras oplosan. Akumulasi zat ini dalam tubuh dapat menyebabkan sirosis hati atau gagal ginjal. Organ-organ penting ini akan bekerja keras menyaring zat asing, yang dalam jangka panjang bisa berujung pada kerusakan permanen.
Tindakan Tegas dari Pemerintah
Isu beras oplosan ini bahkan sampai ke telinga Presiden Prabowo Subianto. Beliau meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini. Prabowo memerintahkan Jaksa Agung dan Kapolri untuk menindak tegas para penggiling padi yang terlibat dalam praktik pengoplosan. Ia menekankan bahwa tindakan ini merugikan negara hingga Rp 100 triliun per tahun.
"Beras biasa dibungkus, dikasih stempel beras premium, dijual dengan harga yang tidak sesuai. Ini kan penipuan, ini adalah pidana. Saya minta Jaksa Agung sama Kapolri usut dan tindak," tegas Prabowo saat acara di Klaten, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, tepatnya Senin (27/5).
Kenali Musuhmu: Ciri-ciri Beras Oplosan yang Mudah Dikenali
Lalu, bagaimana cara membedakan beras asli dari yang oplosan? Berikut adalah beberapa ciri yang bisa Anda perhatikan:
1. Warna Terlalu Putih Mencolok
Beras alami biasanya memiliki warna putih yang sedikit kusam atau kekuningan. Jika beras yang Anda lihat terlalu putih dan mencolok, waspadalah. Warna putih yang berlebihan ini bisa jadi hasil pemutih berbahaya.
2. Aroma Kimia yang Menyengat
Cium aroma beras sebelum membeli. Beras oplosan seringkali mengeluarkan aroma kimia yang kuat, berbeda dengan aroma beras alami yang cenderung netral atau sedikit manis. Aroma ini berasal dari bahan kimia yang digunakan dalam proses pengoplosan.
3. Bau Plastik Saat Dibakar
Ambil sedikit beras dan bakar. Jika tercium bau plastik, ini adalah indikasi kuat bahwa beras tersebut mengandung bahan plastik atau parafin yang berbahaya bagi kesehatan.
4. Perhatikan Air Rendaman Beras
Rendam sedikit beras dalam air. Jika air rendaman berubah warna menjadi keruh atau bahkan berwarna, ini bisa menjadi pertanda adanya pewarna sintetis. Selain itu, beras oplosan juga mungkin mengapung di permukaan air karena kepadatannya berbeda dengan beras asli.
Tips Ampuh Menghindari Beras Oplosan
Selain mengenali ciri-cirinya, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan:
* Beli di Tempat Terpercaya: Utamakan toko atau supermarket yang memiliki reputasi baik dan terpercaya. Hindari membeli beras di tempat yang tidak jelas asal-usulnya. * Perhatikan Label dan Sertifikasi: Pilihlah beras yang memiliki label SNI (Standar Nasional Indonesia). Label ini adalah jaminan bahwa beras telah memenuhi standar kualitas dan keamanan. * Waspada dengan Harga Murah: Harga yang terlalu murah seringkali menjadi daya tarik, tapi bisa jadi itu adalah trik. Beras yang dijual dengan harga sangat murah patut dicurigai sebagai beras oplosan. * Variasikan Sumber Karbohidrat: Sesekali, ganti asupan karbohidrat Anda dengan sumber lain seperti umbi-umbian atau biji-bijian. Ini bisa mengurangi ketergantungan pada beras dan meminimalkan risiko terpapar beras oplosan. * Periksa Beras Sebelum Memasak: Sebelum memasak, periksa beras dengan teliti. Perhatikan warna, aroma, dan teksturnya. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, jangan ragu untuk tidak mengonsumsinya.
Dengan kewaspadaan dan kehati-hatian, Anda bisa melindungi diri dan keluarga dari bahaya beras oplosan. Ingat, kesehatan adalah investasi terbaik. Laporkan jika menemukan praktik pengoplosan beras kepada pihak berwajib agar tindakan tegas bisa diambil untuk melindungi masyarakat luas.