Dari Lomba di Sekolah, Kisah Indra Mengubah Wajah Vaksin Dunia

Table of Contents
Dari Lomba di Sekolah, Kisah Indra Mengubah Wajah Vaksin Dunia


Di tengah gelombang pandemi COVID-19 yang melanda dunia, nama Indra Rudiansyah, ilmuwan muda Indonesia, mencuri perhatian. Kiprahnya dalam pengembangan vaksin AstraZeneca di Jenner Institute, University of Oxford, menjadi buah bibir. Perjalanan panjangnya, bermula dari lomba vaksin di sekolah, mengantarkannya menjadi bagian penting dari upaya global mengatasi pagebluk.

Siapakah Indra Rudiansyah?

Indra Rudiansyah, pria kelahiran Bandung, 1 September 1991, adalah sosok inspiratif yang membuktikan bahwa anak bangsa mampu berkontribusi di kancah internasional. Keterlibatannya dalam riset vaksin COVID-19 di University of Oxford, tak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga menghadirkan secercah harapan dalam penanganan pandemi.

Sebagai mahasiswa DPhil (S3) Clinical Medicine di University of Oxford, Indra tergabung dalam tim imunologi yang melakukan uji coba vaksin COVID-19. Dilansir dari laman Nuffield Department of Medicine (NDM), University of Oxford, saat itu ia fokus meneliti respons sistem kekebalan tubuh yang dipicu oleh vaksin ChAdOX1-nCOV-19. Selain itu, ia juga berkesempatan magang di Fasilitas COVAX, GAVI, mendukung tim teknis dan kebijakan vaksin Covid-19. Pencapaian ini tentu saja buah dari proses panjang dan dedikasi tinggi pada dunia sains.

Awal Mula Ketertarikan pada Vaksin

Ketertarikan Indra pada vaksin tumbuh sejak SMA. Dorongan dari gurunya, Bu Yani, untuk mengikuti kompetisi vaksin yang diadakan Bio Farma menjadi titik awal perjalanan ilmiahnya. Kompetisi itu membuka matanya tentang pentingnya vaksin dalam mencegah penyakit. Setelah lulus pada tahun 2009, Indra melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB), memilih program studi Mikrobiologi. Dengan semangat membara, ia menuntaskan program fast track dan meraih gelar S1 dan S2 Mikrobiologi dalam lima tahun saja, tepatnya pada tahun 2014. Ketekunan dan kerja kerasnya selama kuliah menjadi fondasi kuat untuk karier cemerlang di bidang riset dan pengembangan vaksin.

Karier di Bio Farma dan Studi Doktoral di Oxford

Selepas menyelesaikan studinya di ITB, Indra mengawali kariernya di Bio Farma sebagai product development specialist pada tahun 2014. Selama empat tahun di sana, Indra terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan produksi vaksin rotavirus dan novel polio. Pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk melanjutkan studi doktoral di University of Oxford pada tahun 2018. Berkat beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan (LPDP Kemenkeu), ia diterima di program Clinical Medicine. Kesempatan belajar di universitas ternama ini membuka jalan bagi Indra untuk berpartisipasi dalam riset vaksin COVID-19.

Keterlibatan dalam Pengembangan Vaksin AstraZeneca

Pada Januari 2020, Indra bergabung dengan tim Jenner Institute dan Oxford Vaccine Group yang dipimpin oleh Prof. Sarah Gilbert. "Tahun ketiga saya di PhD, beberapa saat sebelum lockdown, sudah mulai untuk riset terkait vaksin COVID-19 dan pada saat itu tim peneliti membutuhkan banyak orang untuk mengembangkan vaksin AstraZeneca, sehingga saya dibutuhkan untuk membantu tim Sarah Gilbert," ungkap Indra dalam sebuah webinar yang diselenggarakan CT Arsa Foundation, Sabtu (11/6/2022) lalu. Kontribusinya dalam pengembangan vaksin AstraZeneca sangatlah penting, terutama dalam memahami respons sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin tersebut. Vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan dengan basis adenovirus, kemudian digunakan secara luas di berbagai negara sebagai salah satu upaya mengendalikan penyebaran COVID-19.

Mimpi Besar di Bidang Bioteknologi dan Kesehatan Masyarakat

Keterlibatan Indra dalam pengembangan vaksin COVID-19 adalah perwujudan mimpinya untuk berkontribusi bagi kesehatan masyarakat. "Mimpi besar saya yaitu dalam bidang bioteknologi, tepatnya dalam pengembangan bioteknologi dan public health (kesehatan masyarakat)," ujarnya. Ia berharap dapat terus mengembangkan teknologi dan inovasi di bidang bioteknologi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia dan dunia. Indra percaya bahwa dengan sains dan teknologi, berbagai masalah kesehatan dapat diatasi, sehingga kualitas hidup manusia dapat ditingkatkan.

Kuliah di Luar Negeri dan Penelitian Malaria

Keputusan Indra untuk melanjutkan studi di luar negeri didorong oleh keinginannya untuk mengakses peluang riset dengan teknologi terkini. Awalnya, ia tertarik meneliti malaria, mengingat tingginya angka kematian akibat penyakit ini dan minimnya ketersediaan vaksin yang efektif. "Saya semula tertarik belajar di luar negeri karena peluang riset dengan teknologi terkini. Angka kematian akibat malaria yang tidak diimbangi dengan ketersediaan vaksin malaria membuat ia tergerak studi S3 pada bidang ini."

Meski demikian, Indra mengakui bahwa hidup di negeri orang tidak selalu mudah. Rasa rindu kampung halaman (homesick) seringkali menghantuinya. Namun, dukungan dari orang tua dan sahabat menjadi bekal baginya untuk terus berjuang mewujudkan impiannya. Indra juga menyadari bahwa pengalaman belajar di luar negeri sangat berharga dan menantang, karena peneliti dituntut menghasilkan penelitian berkualitas tinggi yang dapat dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah terkemuka. Hasil studi tersebut juga bisa digunakan untuk mengajukan permohonan pendanaan riset di masa depan.

"Cintai bidang yang digeluti, karena itu akan menjadi booster kala kita sedang berada di titik terendah ketika melakukan pekerjaan," pesan Indra kepada para peneliti muda. Dedikasi dan kecintaannya pada dunia sains menjadi kunci keberhasilannya dalam memberikan kontribusi nyata bagi dunia. Kisah Indra Rudiansyah adalah inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang, berkarya, dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, anak bangsa dapat meraih prestasi gemilang di kancah internasional.

Yukina Kato
Yukina Kato Saya Yukina Kato, penulis artikel edukasi yang senang berbagi wawasan praktis untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan diri.