Dari Merauke ke UGM, Mimpi Jadi Dokter Terwujud Berkat Beasiswa!

Table of Contents
Dari Merauke ke UGM, Mimpi Jadi Dokter Terwujud Berkat Beasiswa!


Kisah inspiratif datang dari ujung timur Indonesia. Maria Elisabeth Ponda, seorang gadis gigih asal Merauke, berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi dokter di Universitas Gadjah Mada (UGM) berkat beasiswa. Perjuangannya membuktikan bahwa impian besar bisa diraih, meski terbentur keterbatasan ekonomi dan lokasi yang terpencil. Erlin, begitu ia akrab disapa, menjadi bukti nyata bahwa tekad dan kerja keras adalah kunci utama.

Tekad Membantu Masyarakat Papua

Dorongan terbesar Erlin untuk terjun ke dunia kedokteran muncul dari keprihatinannya melihat minimnya fasilitas kesehatan di Papua, khususnya di Merauke. Ia menyaksikan langsung betapa sulitnya masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai.

"Saya ingin sekali bisa membantu masyarakat di kampung halaman saya. Saya melihat sendiri bagaimana banyak orang kesulitan mendapatkan akses kesehatan yang layak," kenang Erlin, pada Sabtu (26/7/2025), tentang motivasi awalnya.

Latar belakang ekonomi keluarga yang pas-pasan tak mematahkan semangatnya. Orang tuanya bekerja sebagai buruh harian di perkebunan sawit. Namun, dukungan penuh dari mereka menjadi pendorong utama bagi Erlin untuk terus berjuang menggapai mimpinya.

Berjuang Mandiri Sejak Belia

Kondisi keluarga mengharuskan Erlin untuk mandiri sejak remaja. Pekerjaan orang tuanya mengharuskan mereka tinggal di Wasur, yang cukup jauh dari Merauke. Demi bisa tetap bersekolah di SMAN 1 Merauke, Erlin memilih untuk tinggal terpisah dari orang tuanya, menumpang di rumah saudaranya.

"Ibu ikut Ayah ke Wasur karena Ayah sakit. Ayah punya darah tinggi dan membutuhkan Ibu untuk menyiapkan makanan dan kebutuhan lainnya," jelas Erlin.

Keadaan ini menempa Erlin menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Ia tak hanya fokus pada pelajaran, tetapi juga belajar mengurus diri sendiri. Didikan orang tuanya, meski berjauhan, menanamkan nilai-nilai kemandirian yang kuat.

"Orang tua saya selalu menekankan, kalau kamu bisa berdiri di kakimu sendiri, pertahankan itu. Karena kalau bukan diri sendiri yang berjuang, siapa lagi?" tuturnya.

Mimpi Dokter Berawal dari Kisah Nenek

Keinginan Erlin untuk menjadi dokter juga berakar dari pengalaman pahit yang dialami sang nenek. Neneknya menderita tumor ganas, namun tak bisa mendapatkan perawatan yang layak karena keterbatasan biaya. Pengalaman ini membekas dalam diri Erlin, memantapkan niatnya untuk menjadi dokter yang bisa menolong sesama.

"Saya tidak ingin ada lagi orang yang mengalami nasib serupa dengan nenek saya. Saya ingin bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi semua orang, tanpa terkecuali," ucap Erlin dengan penuh tekad.

Di keluarganya, Erlin menjadi satu-satunya yang berhasil menembus perguruan tinggi bergengsi seperti UGM, sebuah kebanggaan tersendiri bagi keluarganya.

SNBP dan Beasiswa: Jalan Terbuka Menuju Cita-Cita

Erlin diterima di Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat (FK-KMK) UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Sebelum pengumuman, ia sempat merasa tidak percaya diri, bahkan meminta maaf kepada orang tuanya jika gagal. Ia menyadari betul betapa ketatnya persaingan masuk FK-KMK UGM.

"Saya bilang ke Mama dan Bapak, 'Maaf kalau saya tidak lolos.' Karena saya tahu saingan di FK-KMK UGM sangat berat, dan kami tidak sanggup ikut jalur mandiri," kenangnya.

Namun, takdir berkata lain. Saat membuka pengumuman, nama Erlin terpampang sebagai salah satu calon mahasiswa FK-KMK UGM. Sontak, kabar gembira ini disambut suka cita oleh keluarganya. Bahkan, tekanan darah ayahnya yang sempat tinggi langsung kembali normal.

Prestasi akademik Erlin selama di SMA memang cemerlang. Ia selalu menduduki peringkat 1 atau 2 di kelas dengan nilai rata-rata di atas 90. Selain itu, ia juga mengukir prestasi di berbagai bidang, seperti meraih medali emas dalam Cendekia Pelajar Indonesia Bidang Studi Kedokteran SMA, juara lomba baca puisi, dan juara lomba debat tingkat nasional.

Kebahagiaan Erlin semakin lengkap dengan diraihnya beasiswa fully funded yang menanggung seluruh biaya kuliahnya. Beasiswa ini menjadi angin segar bagi keluarganya, menghapus kekhawatiran mereka akan biaya pendidikan Erlin di UGM.

Bersyukur dan Berterima Kasih Atas Kesempatan

Erlin dan keluarganya sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan. Ia berjanji akan belajar dengan sungguh-sungguh dan memanfaatkan beasiswa ini sebaik mungkin.

"Kami sangat bersyukur karena beasiswa ini meringankan beban keluarga kami. Penghasilan Ayah sebagai buruh hanya sekitar dua juta per bulan, itu pun tidak tetap. Tanpa beasiswa, rasanya sangat berat untuk bisa kuliah di luar Papua. Jadi saya sangat berterima kasih kepada UGM telah memberikan kesempatan untuk saya berkuliah gratis di UGM," ungkap Erlin dengan haru.

Kisah Erlin menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi anak-anak muda di daerah-daerah terpencil. Ia membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, kerja keras, dan dukungan keluarga, mimpi setinggi apa pun bisa diraih. Kisah ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya pemerataan akses pendidikan bagi seluruh anak bangsa, tanpa memandang latar belakang ekonomi maupun geografis.

Saat ini, Erlin tengah menempuh pendidikan di FK-KMK UGM. Ia bertekad menyelesaikan studinya dengan hasil terbaik dan kembali ke Papua untuk mengabdikan diri sebagai dokter. Ia berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di kampung halamannya, serta bercita-cita mendirikan fasilitas kesehatan yang memadai di Merauke.

Yukina Kato
Yukina Kato Saya Yukina Kato, penulis artikel edukasi yang senang berbagi wawasan praktis untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan diri.