Kisah Driver Ojol, Dari Jalanan ke Kampus IPB University

Riko Jandika, seorang pemuda penuh semangat, membuktikan bahwa mimpi bisa diraih dengan kerja keras. Alumni SMAN 9 Bogor ini berhasil menembus gerbang IPB University, mewujudkan cita-citanya setelah menjadi pengemudi ojek online (ojol). Kisahnya menginspirasi banyak orang, bahwa tekad dan usaha tak akan mengkhianati hasil.
Dari Jalanan Ibu Kota ke Kampus Pertanian
Selepas lulus SMA, Riko tak ingin berleha-leha. Ia memilih jalan sebagai pengemudi ojol, bukan sekadar mengisi waktu luang, melainkan demi kemandirian finansial. "Saya sempat berpikir untuk mencari pekerjaan," ujarnya, seperti dikutip dari laman IPB University, Rabu (23/7/2025). Baginya, ini adalah langkah strategis untuk membantu meringankan beban keluarga.
Mengisi Waktu dengan Produktif
Ada jeda sekitar tiga bulan antara pengumuman kelulusan dan dimulainya perkuliahan. Riko melihat ini sebagai peluang. Ia tak ingin larut dalam kemalasan. "Saya ingin mengisi waktu luang dengan kegiatan yang produktif," tegasnya. Semangat untuk mandiri inilah yang menjadi bahan bakarnya.
Fleksibilitas Ojek Online Jadi Pilihan
Sempat terpikir untuk bekerja di restoran, namun Riko merasa khawatir dengan sistem kontrak dan kejelasan gaji. "Awalnya saya ingin bekerja di restoran, tetapi saya khawatir dengan sistem kontrak dan gaji yang tidak jelas," jelasnya. Akhirnya, pilihan jatuh pada ojek online. Fleksibilitas waktu menjadi daya tarik utama. Profesi ini memberinya kebebasan untuk bekerja sesuai ketersediaan waktu dan kebutuhan finansial. "Menjadi ojol menawarkan fleksibilitas yang saya butuhkan," imbuhnya.
Berkontribusi untuk Keluarga
Penghasilan sebagai pengemudi ojol tak hanya dinikmati sendiri. Riko juga bertekad membantu keluarganya. "Saya ingin mandiri dan tidak dimanja oleh kehidupan. Saya juga ingin membantu orang tua saya," tuturnya mantap. Hasil jerih payahnya digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari, seperti makanan dan transportasi. Ia pun tak segan memberikan sebagian rezekinya kepada orang tua. "Terkadang saya memberi orang tua beras, minyak, atau uang," ungkapnya dengan nada bangga.
Membentuk Mental dan Kemandirian
Profesi ojol membentuk mentalitas dan kemandirian Riko. Awalnya, ia mengakui sempat ragu. Namun, ia menyadari harus keluar dari zona nyaman. "Awalnya saya ragu, tetapi saya sadar saya harus kuat. Saya tidak boleh terus-terusan dimanja," kenangnya. Pengalaman ini mengajarkannya tentang arti kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab. "Menjadi ojol adalah sekolah kehidupan yang sangat berharga," kata Riko. Ia juga belajar berkomunikasi dengan berbagai macam orang dan mengatasi berbagai masalah di jalanan.
Jalur Bakat Antarkan ke IPB University
Kerja keras dan dedikasi Riko membuahkan hasil membanggakan. Ia diterima di Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB University, melalui jalur bakat berkat prestasinya di Pramuka.
Fokus Pendidikan, Kurangi Aktivitas Ojol
Menjadi mahasiswa IPB University adalah motivasi tambahan untuk terus berprestasi. Riko berencana mengurangi aktivitasnya sebagai pengemudi ojol agar fokus pada pendidikan. "Untuk saat ini, saya akan berhenti sementara. Mungkin nanti saya akan melanjutkannya saat liburan atau jika ada waktu luang," katanya. Ia menyadari, kuliah membutuhkan konsentrasi dan komitmen tinggi.
Pesan untuk Para Pejuang Mimpi
Riko punya pesan khusus untuk mahasiswa lain yang sedang berjuang meraih impian. Ia mengajak mereka untuk tetap semangat dan pantang menyerah. "Tetap semangat. Saya yakin teman-teman yang sedang dalam kondisi sulit punya mentalitas yang kuat dan tidak mudah menyerah," pesannya tulus. Ia percaya bahwa setiap orang punya potensi meraih kesuksesan, asalkan memiliki kemauan kuat dan tak takut bekerja keras. Kisah Riko Jandika adalah bukti nyata bahwa latar belakang ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi. Dengan semangat, kerja keras, dan doa, semua mimpi bisa diwujudkan.