Kisah Inspiratif, Anak Muda Indonesia & Timor Leste Jaga Laut di Youth Ocean Jamboree!

Jakarta - Semangat menjaga lautan berkobar dari ujung ke ujung! Sebanyak 20 anak muda penuh semangat dari Indonesia dan Timor Leste baru saja menyelesaikan Youth Ocean Jamboree di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Acara yang berlangsung dari tanggal 24 hingga 30 Juli ini menjadi momentum krusial untuk meningkatkan kesadaran serta mendorong aksi nyata dalam menjaga kelestarian laut di wilayah strategis.
Anak Muda Indonesia & Timor Leste Bersatu Jaga Laut dalam Youth Ocean Jamboree!
Youth Ocean Jamboree dirancang khusus untuk menempa generasi muda yang tak hanya peduli, tapi juga kompeten dalam isu-isu kelautan. Harapannya, mereka bisa menjadi garda terdepan dalam konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya laut, terutama di Bentang Laut Sunda Kecil yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang sangat tinggi.
Lokasi dan Siapa Saja yang Ikut Youth Ocean Jamboree?
Berpusat di Belu, NTT, acara ini mempertemukan 20 pemuda pilihan dari berbagai perguruan tinggi dan SMA di Indonesia dan Timor Leste. Delapan peserta datang dari Indonesia, mewakili daerah Belu dan Maluku Barat Daya. Sementara itu, 12 pemuda lainnya berasal dari Timor Leste, tepatnya dari Bobonaro, Liquica, dan distrik lainnya. Kehadiran peserta dari kedua negara ini melambangkan semangat kolaborasi tanpa batas dalam menjaga laut kita.
Apa Tujuan Utama Youth Ocean Jamboree?
Tujuan utama dari Youth Ocean Jamboree adalah membekali para pemuda dengan pengetahuan dan keterampilan praktis seputar konservasi laut. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang betapa pentingnya ekosistem laut, ancaman apa saja yang sedang dihadapi, serta strategi pengelolaan yang berkelanjutan. Para peserta diharapkan dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka masing-masing, menginspirasi orang lain untuk ikut serta dalam upaya pelestarian laut.
Praktik Langsung: Menyelam dan Memasang BRUVS
Salah satu kegiatan utama dalam Youth Ocean Jamboree adalah praktik lapangan. Para peserta berkesempatan untuk melakukan open water diving dan memasang BRUVS (Baited Remote Underwater Video). BRUVS adalah alat penting untuk memantau keberadaan hiu paus, pari manta, dan megafauna migrasi lainnya di Selat Ombai-Wetar. Selat ini dikenal sebagai jalur penting bagi 14 spesies paus di dunia. Pemasangan BRUVS memberikan pengalaman nyata kepada para peserta tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk penelitian dan konservasi laut.
Sinergi Pemuda: Representasi Komunitas dan Calon Pemimpin
Para peserta Youth Ocean Jamboree bukan hanya sekadar individu yang tertarik pada isu kelautan. Mereka adalah perwakilan dari komunitas yang hidup di sekitar kawasan konservasi laut. Hal ini membuat mereka memiliki pemahaman mendalam tentang tantangan dan peluang dalam pengelolaan sumber daya laut di tingkat lokal. "Mereka adalah calon penggerak kebijakan kelautan masa depan," kata seorang fasilitator acara. Kehadiran mereka diharapkan dapat memperkuat sinergi antara komunitas, peneliti, dan pemerintah dalam upaya konservasi laut.
Semangat Konservasi: "Laut Lestari = Masa Depan Kami!"
Semangat konservasi terpancar dari wajah para peserta. Yufen, peserta dari Alor, dengan bersemangat mengatakan ingin mengajak teman-temannya untuk menjaga laut. "Laut lestari = masa depan kami!" serunya. Antusiasme juga terlihat saat para peserta belajar teknik riset lapangan langsung dari para ahli dari Konservasi Indonesia, sebuah organisasi yang berfokus pada pelestarian alam. Mereka belajar dengan tekun, menyadari bahwa pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh akan sangat berguna dalam upaya pelestarian laut di masa depan.
Bentang Laut Sunda Kecil: Kenapa Lokasi Ini Sangat Penting?
Pemilihan Bentang Laut Sunda Kecil sebagai lokasi Youth Ocean Jamboree bukanlah tanpa alasan. Kawasan ini memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang luar biasa.
Rumah Bagi Megafauna dan Lumbung Ikan
Bentang Laut Sunda Kecil adalah koridor migrasi yang sangat penting bagi megafauna seperti paus, lumba-lumba, dan penyu. Selain itu, kawasan ini juga merupakan lumbung perikanan yang menopang kehidupan masyarakat pesisir di Indonesia dan Timor Leste. Kondisi ini menjadikan Bentang Laut Sunda Kecil sebagai kawasan strategis yang harus dijaga.
"Bentang Laut Sunda Kecil ini ibarat supermarket makanan bagi berbagai jenis ikan dan mamalia laut," kata Fitri Hasibuan, Vice President Program Konservasi Indonesia. "Jika supermarket ini rusak, maka akan berdampak besar pada rantai makanan dan ekosistem laut secara keseluruhan."
Kolaborasi Lintas Batas dan Peran Generasi Muda
Upaya konservasi di Bentang Laut Sunda Kecil tidak bisa dilakukan sendirian. Dibutuhkan kolaborasi lintas batas antara Indonesia dan Timor Leste. "Kita butuh kerja sama lintas batas, dan generasi muda harus menjadi penggeraknya," tegas Fitri Hasibuan. Melalui Youth Ocean Jamboree, diharapkan para pemuda dari kedua negara dapat membangun jaringan dan sinergi untuk bersama-sama menjaga kelestarian laut di kawasan ini.
Kegiatan Youth Ocean Jamboree membuktikan bahwa semangat konservasi laut tidak mengenal batas negara. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh, para pemuda Indonesia dan Timor Leste siap menjadi agen perubahan dalam upaya pelestarian laut di Bentang Laut Sunda Kecil, demi masa depan yang lebih baik. Mereka akan membawa pulang semangat konservasi ke komunitas mereka masing-masing, menginspirasi orang lain untuk turut serta menjaga laut dan keanekaragaman hayatinya. Masa depan laut ada di tangan mereka.