Kisah Inspiratif Lana, Kuliah di Spanyol Dapat Kredit Setara Hampir Satu Semester!

Lana UMM Ukir Prestasi: Kuliah di Spanyol, Kredit Hampir Satu Semester Diakui!
Kabar membanggakan datang dari Kaniala Intan Permadani Wasahua, atau yang akrab disapa Lana, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Lana berhasil meraih kesempatan emas untuk belajar selama satu semester di Universidad de Castilla-La Mancha, Spanyol, berkat program Erasmus+ International Credit Mobility (ICM). Hebatnya lagi, studi yang ia tempuh di Spanyol ini diakui setara dengan 22 Satuan Kredit Semester (SKS). Tentu saja, pencapaian ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain yang bercita-cita kuliah di luar negeri.
Awal Mula Mimpi dan Persiapan Matang
Sejak duduk di bangku SMA, Lana sudah punya mimpi besar: melanjutkan pendidikan di luar negeri. Ia yakin, pengalaman belajar di lingkungan internasional akan memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan diri, dan membuka jaringan pertemanan lintas negara. "Saya percaya belajar di lingkungan berbeda akan membentuk saya menjadi pribadi yang lebih matang dan siap menghadapi tantangan global," ujar Lana, saat ditemui di tengah kesibukan mempersiapkan keberangkatannya.
Demi mewujudkan mimpinya, Lana aktif mencari informasi tentang program pertukaran pelajar. Ia mendapatkan info mengenai Erasmus+ ICM dari International Relations Office (IRO) UMM. Program ini menawarkan kesempatan bagi mahasiswa UMM untuk belajar di berbagai universitas mitra di Eropa. Tanpa ragu, Lana mempelajari semua persyaratan pendaftaran, termasuk menyiapkan Curriculum Vitae (CV), transkrip nilai, dan sertifikat kemampuan berbahasa Inggris.
Kunci Sukses: Kekuatan Sebuah Motivation Letter
Salah satu syarat penting dalam seleksi Erasmus+ ICM adalah motivation letter. Dokumen ini menjadi wadah bagi calon peserta untuk menjelaskan alasan mereka mengikuti program pertukaran pelajar, menunjukkan potensi diri, dan kontribusi yang bisa diberikan. Lana sangat menyadari pentingnya motivation letter yang kuat dan meyakinkan. Ia mencurahkan waktu dan tenaga untuk menyusunnya sebaik mungkin.
Dalam motivation letter-nya, Lana menceritakan tentang dirinya yang berasal dari daerah yang sedang berkembang. Ia menyoroti masalah pembangunan infrastruktur yang dihadapi di daerah asalnya, dan menyampaikan keinginannya untuk berkontribusi mengatasi masalah tersebut setelah menyelesaikan studinya. "Saya berasal dari Ambon, Maluku, daerah yang punya potensi besar tapi masih butuh banyak pembangunan infrastruktur. Sebagai mahasiswa Teknik Sipil, saya ingin memberikan kontribusi nyata dalam membangun daerah saya," jelas Lana.
Tak hanya itu, Lana juga menceritakan pengalamannya sebagai relawan di berbagai organisasi non-pemerintah (NGO) yang bergerak di bidang lingkungan. Pengalaman ini menunjukkan komitmen Lana terhadap pembangunan berkelanjutan dan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial. "Menjadi relawan membuka mata saya terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Saya ingin menggunakan ilmu yang saya dapatkan di Spanyol untuk memberikan solusi bagi masalah-masalah tersebut," tuturnya.
Pantang Menyerah: Kunci Mengatasi Kegagalan
Perjalanan Lana untuk meraih impian kuliah di Spanyol tidaklah semulus jalan tol. Ia harus menghadapi beberapa kali kegagalan sebelum akhirnya berhasil lolos seleksi Erasmus+ ICM. Lana mengaku sempat merasa ragu dan putus asa ketika tidak berhasil dalam percobaan pertama. Namun, ia tidak menyerah begitu saja. Ia melakukan evaluasi diri secara mendalam untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki. "Setelah gagal, saya langsung menganalisis bagian mana yang perlu diperbaiki. Saya fokus pada peningkatan kemampuan bahasa Inggris dan memperdalam pengetahuan tentang bidang studi yang akan saya pelajari di Spanyol," ungkapnya.
Lana berpesan, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan motivasi untuk terus berusaha dan menjadi lebih baik. "Bagi teman-teman yang ingin mengikuti program pertukaran pelajar, jangan takut untuk mencoba. Jika gagal, jangan menyerah. Evaluasi diri, perbaiki kekurangan, dan teruslah berusaha. Kesempatan selalu ada bagi mereka yang tidak pernah berhenti berjuang," pesannya.
Persiapan Akhir Menuju Negeri Matador
Menjelang keberangkatannya ke Spanyol, Lana melakukan berbagai persiapan, termasuk belajar bahasa Spanyol secara otodidak. Ia menyadari bahwa meskipun bahasa pengantar utama di Universidad de Castilla-La Mancha adalah bahasa Inggris, kemampuan berbahasa Spanyol akan sangat membantu dalam berinteraksi dengan masyarakat setempat dan memahami budaya Spanyol. "Saya belajar bahasa Spanyol secara mandiri melalui berbagai aplikasi dan video pembelajaran online. Saya juga berlatih berbicara dengan teman-teman yang memiliki kemampuan berbahasa Spanyol," ujarnya.
Selain belajar secara otodidak, Lana juga berencana untuk mengikuti kelas bahasa Spanyol di Universidad de Castilla-La Mancha. Ia berharap dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Spanyolnya secara signifikan selama berada di Spanyol. "Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar bahasa Spanyol secara intensif. Saya yakin bahwa kemampuan berbahasa Spanyol akan membuka banyak peluang dan pengalaman baru bagi saya," kata Lana penuh semangat.
Kisah Lana, mahasiswa UMM yang berhasil meraih kesempatan kuliah di Spanyol dengan pengakuan 22 SKS, adalah bukti bahwa dengan kerja keras, kegigihan, dan keyakinan pada diri sendiri, setiap orang dapat mewujudkan impiannya. Semangat dan dedikasi Lana menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk tidak takut bermimpi besar dan terus berusaha mencapai tujuan studi di luar negeri. Pencapaian ini juga membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bersaing di kancah internasional. Lana berharap, pengalamannya dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk mengejar impian studi di luar negeri dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Ia percaya, dengan pendidikan yang berkualitas, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih maju dan sejahtera.