Kisah Wahyu, Raih Gelar Doktor di Usia Muda dengan Belasan Karya Ilmiah
Wahyu Safriansyah, pemuda berusia 25 tahun, mencuri perhatian dengan raihan gelar doktornya di usia yang relatif muda. Dengan dedikasi tinggi pada dunia riset dan 17 publikasi ilmiah di jurnal internasional, Wahyu menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Kilat Meraih Doktor: Kisah Wahyu Safriansyah
Meraih gelar doktor umumnya membutuhkan waktu yang tak sebentar. Seseorang lazimnya harus menempuh pendidikan S1 selama empat tahun dan S2 sekitar dua hingga tiga tahun. Namun, kecintaan Wahyu pada riset mengantarkannya meraih gelar doktor lebih cepat dari perkiraan. Dikutip dari laman resmi Universitas Padjadjaran (Unpad) pada Rabu (23/7/2025), Wahyu resmi menyandang gelar doktor dari Program Doktor Ilmu Kimia FMIPA Unpad.
Beasiswa PMDSU Jadi Jembatan Kesuksesan
Lahir dengan semangat belajar membara, Wahyu tak melewatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Ia berhasil meraih beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). "Saya sangat berdedikasi dalam dunia riset, sehingga mengambil langkah ini," ungkap Wahyu, menunjukkan komitmennya pada bidang yang ditekuninya. Beasiswa ini menjadi dukungan penting dalam perjalanannya.
Selama menempuh pendidikan doktoral, pria yang kini berusia 25 tahun 10 bulan ini juga aktif mengikuti program sandwich di Osaka University, Jepang, dan Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia. "Karena di Indonesia masih cukup terbatas instrumen yang berkaitan dengan penelitian yang saya geluti, jadi perlu dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam proses penelitiannya. Kita harus berkolaborasi untuk mendapatkan cara pandang dari orang lain terhadap riset yang kita lakukan agar bisa mendapatkan hasil riset yang baik," jelas Wahyu tentang pentingnya kolaborasi internasional.
Kontribusi Nyata Wahyu di Dunia Riset Kimia
Dalam ujian disertasinya, Wahyu mengangkat judul "Terpenoid dan Steroid dari Kulit Batang Aglaia pachyphylla serta Aktivitas Sitotoksik dan Anti Inflamasinya". Riset ini berfokus pada pencarian senyawa baru sebagai solusi potensial untuk mengatasi kanker. "Secara singkat saya melakukan proses pencarian kandidat senyawa baru, baik dari kelompok terpenoid atau steroid yang diharapkan dapat menjadi kandidat senyawa baru dengan aktivitas anti-cancer atau anti-inflammasi, khususnya terhadap kanker payudara," jelasnya.
Hingga saat ini, Wahyu telah berhasil mengisolasi 28 senyawa dari kulit batang Aglaia pachyphylla, di mana enam di antaranya merupakan senyawa golongan baru dari steroid dan terpenoid. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berarti bagi pengembangan ilmu farmasi dan pengobatan kanker.
Harapan Wahyu untuk Kemajuan Riset di Indonesia
Meski telah meraih banyak prestasi, Wahyu menaruh harapan besar pada kemajuan riset di Indonesia. Ia berharap kualitas infrastruktur riset dapat lebih merata dan memadai. Dengan begitu, peneliti Indonesia dapat bekerja secara mandiri dan tidak perlu bergantung pada fasilitas di negara lain. "Harapannya agar ke depannya fasilitas pendukung untuk melakukan riset di Indonesia dapat lebih meningkat, sehingga jika infrastrukturnya sudah memadai kita bisa melakukan riset secara mandiri di Indonesia. Hal ini juga menjadi penting dalam mendukung percepatan peningkatan kualitas SDM di Indonesia," pungkasnya.
Deretan Publikasi Ilmiah Wahyu Safriansyah
Berikut adalah daftar publikasi ilmiah Wahyu Safriansyah yang menunjukkan kontribusinya dalam dunia riset:
- Sesquiterpenoids from the stem bark of Aglaia pachyphylla Miq (Meliaceae) and cytotoxic activity against MCF-7 Cancer Cell Line.
- Phytochemistry and Biological Activities of Guarea Genus (Meliaceae).
- Pachyphyllanone, a new cycloartane triterpenoid isolated from Aglaia pachyphylla and its cytotoxic activity.
- The isolation of novel pregnane steroids from Aglaia pachyphylla Miq. and the cytotoxicity against breast cancer cell lines (MCF-7).
- Antibacterial activities and molecular identification of endophytic fungi isolated from mangrove Avicennia marina.
- Secondary Metabolites of Biscogniauxia: Distribution, Chemical Diversity, Bioactivity, and Implications of the Occurrence.
- Red Mangrove (Rhizophora stylosa Griff.)- A Review of Its Botany, Phytochemistry, Pharmacological Activities, and Prospects. Plants.
- Sweet Basil (Ocimum basilicum L.) A Review of Its Botany, Phytochemistry, Pharmacological Activities, and Biotechnological Development.
- Chemical constituents of Lasiodiplodia theobromae BPPCA 144, an endophytic fungus, isolated from Aglaia argentea Blume.Journal of Biologically Active Products from Nature.
- A Novel Limonoid from the Seeds of Chisocheton macrophyllus. Records of Natural Products.
- Arohynapene A Produced by Penicillium steckii JB-NW-2-1 Isolated from Avicennia marina (Forssk.) Vierh and Its Cytotoxic Activities.
- Steroids Produced by Cladosporium anthropophilum, an Endophytic Fungus, Isolated from Avicennia Marina (Forssk.) Vierh and Their Antibacterial Activity.
- Comparative Studies of Two Indonesian Medicinal Plants, Bidara Upas (Merremia mammosa Lour. Hall.f) and Adas (Foeniculum vulgare Miller): Antioxidant, Antidiabetic, and Antimicrobial Activities.
- Cytotoxic Effect of Benzofuranoid Neolignans from Myristica fragrans Seeds Against Melanoma B16-F10 Cancer Cells.
- One pot two-step borylation/fluorination reaction of dysobinin from Chisocheton macrophyllus and its cytotoxicity against cancer cell.
- Diterpenoid compounds derived from meliaceae plants and biological activities.
- Lansioside E, an onoceranoid-type triterpenoid isolated from the fruit peel of Lansium domesticum Corr. cv. Kokossan and its cytotoxic activity against MCF-7 breast cancer cells.