Miris, Begini Kondisi Sekolah Tempat Anak-Anak Lebak Menuntut Ilmu

Table of Contents
Miris, Begini Kondisi Sekolah Tempat Anak-Anak Lebak Menuntut Ilmu


Kisah pilu dunia pendidikan kembali terdengar dari pelosok Lebak, Banten. Di sana, tepatnya di sebuah madrasah, semangat anak-anak untuk belajar kontras dengan kondisi sekolah yang jauh dari kata layak. Jurang kesenjangan infrastruktur pendidikan pun kembali menganga, menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

Kondisi Memprihatinkan Madrasah di Desa Margamulya

Bangunan Rusak dan Atap Ambruk

Madrasah Ibtidaiyah Mathla'ul Anwar Hayatul Jadidah di Desa Margamulya, Kabupaten Lebak, Banten, kondisinya sungguh memprihatinkan. Dinding-dindingnya retak parah, atapnya ambruk di beberapa bagian, dan kayu penyangga sudah lapuk dimakan usia. Pemandangan ini sungguh mengkhawatirkan keselamatan 149 siswa dan para guru yang setiap hari beraktivitas di sana.

"Kami khawatir sekali dengan kondisi bangunan ini. Kalau hujan deras, atapnya bocor, air masuk ke kelas. Anak-anak jadi susah belajar tenang," ujar Ustadz Ahmad, salah seorang guru di madrasah, pada Selasa (8/10/2024).

Menurut Ustadz Ahmad, kerusakan ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Pihak sekolah sudah melaporkan kondisi ini ke pihak terkait, namun hingga kini belum ada perbaikan yang berarti.

Kekurangan Ruang Kelas

Tak hanya kerusakan fisik, madrasah ini juga kekurangan ruang kelas. Dengan 149 siswa, jumlah ruang kelas yang tersedia sangat minim dan kondisinya pun jauh dari memadai. Proses belajar mengajar jadi kurang efektif. Beberapa siswa terpaksa belajar di ruang kelas yang sempit dan berdesakan. Bahkan, ada yang harus belajar di luar ruangan jika cuaca mendukung.

"Idealnya, dengan jumlah siswa sebanyak ini, kami butuh minimal enam ruang kelas. Tapi, yang ada sekarang jauh dari cukup," keluh Ustadz Ahmad. Kekurangan ruang kelas ini memaksa sekolah mengatur jadwal belajar bergantian, yang tentu saja berdampak pada kualitas pendidikan.

Semangat Belajar yang Tak Padam

149 Siswa Tetap Bersekolah di Tengah Keterbatasan

Di tengah keterbatasan fasilitas, semangat belajar para siswa Madrasah Ibtidaiyah Mathla'ul Anwar Hayatul Jadidah patut diacungi jempol. Sebanyak 149 siswa tetap bersemangat datang ke sekolah setiap hari, meski harus belajar di lingkungan yang tidak nyaman, bahkan bisa dibilang berbahaya.

"Saya ingin terus sekolah, meski bangunannya rusak. Saya ingin jadi orang sukses dan bisa membanggakan orang tua," kata Siti, siswi kelas 5, dengan mata berbinar. Semangat Siti dan teman-temannya menjadi motivasi bagi para guru untuk terus memberikan yang terbaik, meski dengan segala keterbatasan.

Satu-Satunya Sekolah Terdekat bagi Warga Pelosok

Madrasah Ibtidaiyah Mathla'ul Anwar Hayatul Jadidah adalah satu-satunya sekolah terdekat bagi warga Desa Margamulya dan desa-desa sekitarnya. Jarak ke sekolah lain cukup jauh dan sulit dijangkau, terutama bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu.

"Kalau madrasah ini tidak ada, anak-anak kami mungkin tidak bisa sekolah. Kami harap pemerintah bisa segera memperbaiki kondisi sekolah ini agar anak-anak kami bisa belajar dengan nyaman dan aman," kata Bapak Rahman, salah seorang wali murid. Keberadaan madrasah ini sangat vital bagi masyarakat setempat, bukan hanya sebagai tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, masih banyak sekolah di daerah pelosok Indonesia yang kondisinya memprihatinkan. Hal ini menunjukkan pemerataan pembangunan pendidikan masih menjadi tantangan besar. Pemerintah daerah dan pusat diharapkan lebih serius memperhatikan kondisi sekolah-sekolah di daerah terpencil, karena pendidikan merupakan kunci utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memajukan bangsa.

Di sisi lain, peran serta masyarakat juga sangat penting dalam mendukung perbaikan fasilitas pendidikan. Bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dana, tenaga, maupun ide, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan lingkungan belajar yang layak dan kondusif bagi anak-anak di pelosok negeri.

Harapannya, ada solusi konkret dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah infrastruktur pendidikan di daerah terpencil. Investasi di bidang pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa. Dengan fasilitas yang memadai dan dukungan yang optimal, anak-anak di pelosok negeri dapat memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita dan berkontribusi bagi pembangunan Indonesia.

Yukina Kato
Yukina Kato Saya Yukina Kato, penulis artikel edukasi yang senang berbagi wawasan praktis untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan diri.