OMG! Anak SMP di Surabaya Habiskan Hampir 2 Hari Seminggu Nonton Layar? Ini Bahayanya!

Surabaya, Jawa Timur - Kebiasaan anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya dalam menggunakan gawai menjadi sorotan. Sebuah studi terbaru mengungkap fakta yang cukup mencengangkan terkait durasi mereka menatap layar setiap harinya.
Rata-rata Lebih dari 5 Jam Sehari di Depan Layar
Tim peneliti dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melakukan studi pada tahun 2024 yang melibatkan 355 siswa SMP di Surabaya dengan rentang usia 12 hingga 15 tahun. Hasilnya cukup mengkhawatirkan: rata-rata, seorang siswa SMP di Surabaya menghabiskan 5,9 jam sehari di depan layar, baik itu ponsel, komputer, atau televisi. Jika diakumulasikan, dalam seminggu mereka bisa terpapar layar selama 41,3 jam. Bayangkan saja, hampir dua hari penuh dalam seminggu hanya dihabiskan untuk menatap layar!
Didominasi Aktivitas yang Kurang Produktif
Penelitian ini juga menyoroti bagaimana para siswa SMP ini menggunakan gawai mereka. Sayangnya, sebagian besar waktu dihabiskan untuk hal-hal yang kurang produktif. Data menunjukkan bahwa 91,5% penggunaan gawai dimanfaatkan untuk bermedia sosial dan bermain game. Hanya 8,5% yang digunakan untuk keperluan belajar atau mengerjakan tugas sekolah. Kecenderungan ini tentu menjadi perhatian serius, mengingat potensi dampak negatif dari penggunaan media sosial dan game yang berlebihan.
Malam Hari Jadi Waktu Puncak "Screen Time"
Kapan anak-anak SMP ini paling banyak menghabiskan waktu di depan layar? Studi ini menemukan bahwa 70,7% screen time terjadi pada malam hari. Sore hari menyusul dengan 21,1%, dan siang hari hanya 7,3%. Waktu screen time paling sedikit adalah pada pagi hari, yaitu 0,8%. Hal ini cukup wajar mengingat pagi hari biasanya diisi dengan kegiatan sekolah atau aktivitas lainnya. Namun, tingginya screen time pada malam hari menjadi perhatian khusus, karena berpotensi mengganggu kualitas tidur dan ritme sirkadian tubuh.
Bahaya "Screen Time" Berlebihan Bagi Anak SMP
"Screen time" yang berlebihan, terutama pada usia remaja, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik dari segi kesehatan mental maupun fisik. Apa saja dampaknya?
Kesehatan Mental Terancam
Salah satu dampak paling signifikan dari screen time berlebihan adalah pada kesehatan mental anak. Penelitian menunjukkan adanya korelasi antara durasi screen time dengan kondisi kesehatan mental yang memburuk. Relasi sosial, aktivitas harian, dan kesejahteraan psikologis menjadi aspek-aspek yang paling terpengaruh. Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar berisiko mengalami gangguan kecemasan hingga depresi.
"Semakin lama durasi anak terpapar layar, semakin besar pula risiko gangguan kesehatan mental yang dialami," kata Nanik Indahwati, Guru Besar FIKK Unesa yang memimpin penelitian ini, Senin (28/7/2025).
Konsentrasi Menurun, Impulsivitas Meningkat
Terlalu banyak bermain ponsel atau gawai juga dapat menyebabkan masalah konsentrasi dan impulsivitas. Impulsivitas mengacu pada kecenderungan anak untuk mengambil keputusan secara tiba-tiba tanpa memikirkan konsekuensinya. Hal ini tentu dapat berdampak negatif pada prestasi akademik dan kemampuan pengambilan keputusan yang bijak.
Pola Tidur dan Makan Jadi Tidak Teratur
Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar ponsel dan komputer dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Akibatnya, ritme sirkadian tubuh terganggu, menyebabkan gangguan pada pola tidur dan makan anak. Pola tidur dan makan yang tidak teratur dapat mempengaruhi regulasi emosi, konsentrasi, dan kemampuan anak dalam mengatasi stres.
Pengaruh Negatif pada Otak
Paparan layar yang berlebihan dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak, termasuk area yang berkaitan dengan daya pikir dan kontrol emosi. Hal ini dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan kognitif dan emosional anak. "Paparan layar berlebihan dapat mengubah konektivitas di otak dan mempengaruhi fungsi eksekutif," jelas Nanik.
Kesehatan Fisik Juga Terdampak
Selain kesehatan mental, screen time berlebihan juga berdampak pada kesehatan fisik. Anak-anak yang terlalu banyak bermain ponsel cenderung kurang aktif secara fisik. Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya. Padahal, aktivitas fisik sangat penting bagi anak-anak untuk pelepasan endorfin, yang dapat meningkatkan mood dan mengurangi stres.
Interaksi Sosial Berkurang
Screen time yang berlebihan juga dapat mengganggu interaksi sosial anak. Ketika bermain ponsel, anak-anak cenderung berinteraksi dengan teman-teman secara virtual, tanpa bertemu langsung. Padahal, interaksi sosial langsung sangat penting untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, empati, dan regulasi emosi.
Ketahui Rekomendasi Batasan "Screen Time" yang Ideal
Mengingat dampak negatif yang timbul akibat screen time berlebihan, penting untuk membatasi waktu screen time sesuai rekomendasi usia.
Anjuran dari WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar anak usia 2-4 tahun tidak menghabiskan lebih dari 1 jam sehari di depan layar, dan anak usia 5-17 tahun tidak lebih dari 2 jam sehari. Ketika screen time diperbolehkan, penting untuk memilih konten yang edukatif dan sesuai usia anak.
Peran Penting Orang Tua dan Sekolah
Orang tua memegang peranan penting dalam mengatur screen time anak. Orang tua perlu menetapkan batasan waktu yang jelas dan konsisten, serta memberikan contoh yang baik dengan membatasi screen time mereka sendiri. Selain itu, orang tua juga perlu mendorong anak untuk melakukan aktivitas fisik dan interaksi sosial di dunia nyata.
Sekolah juga memiliki peran penting dalam mendampingi dan mengedukasi anak tentang dampak screen time berlebihan. Sekolah dapat mengajak anak untuk beraktivitas secara fisik atau berolahraga, serta memberikan edukasi tentang penggunaan teknologi yang sehat dan bertanggung jawab. Sekolah juga dapat bekerja sama dengan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.