Situasi Memanas di Perbatasan Thailand-Kamboja, Sekolah Terpaksa Libur!

Table of Contents
Situasi Memanas di Perbatasan Thailand-Kamboja, Sekolah Terpaksa Libur!


Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja meningkat tajam, memaksa otoritas setempat mengambil langkah-langkah darurat demi keselamatan warga. Eskalasi ini dipicu serangkaian insiden, termasuk dugaan serangan roket yang menghantam wilayah Thailand.

Serangan Roket Picu Reaksi Keras Thailand

Situasi di perbatasan Thailand-Kamboja mencapai titik kritis setelah dua roket diduga ditembakkan dari wilayah Kamboja dan menghantam area pemukiman di Provinsi Surin, Thailand, pada Rabu (23/07/2025). Insiden ini langsung memicu kemarahan warga Thailand dan respon cepat dari pihak militer.

"Serangan roket terhadap warga sipil adalah tindakan yang tak bisa ditolerir. Ini pelanggaran kedaulatan, dan kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami," tegas juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand dalam jumpa pers.

Menurut laporan Kementerian Luar Negeri Thailand, serangan tersebut menyebabkan kerusakan pada sebuah rumah sakit dan sejumlah rumah penduduk. Meskipun belum ada laporan korban jiwa, belasan warga sipil dilaporkan terluka akibat serpihan roket dan ledakan. Sebagai balasan, Angkatan Udara Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk menyerang balik posisi yang diduga menjadi sumber peluncuran roket di wilayah Kamboja. Detail target dan dampak serangan balasan ini masih belum dikonfirmasi secara resmi.

Sekolah Ditutup, Ribuan Warga Dievakuasi

Merespon meningkatnya ketegangan dan potensi bahaya bagi warga sipil, Kementerian Pendidikan Thailand memutuskan untuk menutup sementara semua sekolah di Provinsi Surin, terutama di distrik-distrik yang berbatasan langsung dengan Kamboja. Menteri Pendidikan Thailand, Narumon Pinyosinwat, menegaskan bahwa keselamatan siswa, guru, dan staf sekolah adalah prioritas utama. "Kami telah berkoordinasi dengan pasukan keamanan dan pemerintah daerah untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan semua warga," ujarnya.

Selain penutupan sekolah, otoritas distrik juga mengumumkan evakuasi massal terhadap sekitar 40.000 warga sipil dari 86 desa di sepanjang perbatasan. Mereka ditampung di pusat-pusat evakuasi yang telah disiapkan, seperti balai desa, sekolah yang tidak terdampak penutupan, dan tempat ibadah. Proses evakuasi dilakukan dengan bantuan bus-bus militer dan kendaraan pribadi. "Kami khawatir dengan keselamatan anak-anak kami. Lebih baik mengungsi daripada menunggu bahaya datang," ungkap seorang warga yang dievakuasi.

Akar Konflik Thailand-Kamboja: Sengketa Wilayah yang Berkepanjangan

Perselisihan Wilayah yang Sudah Lama Berlangsung

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja bukanlah isu baru. Perselisihan wilayah antara kedua negara telah berlangsung lebih dari satu abad, bermula dari penetapan perbatasan oleh pemerintah kolonial Prancis di Kamboja. Wilayah sengketa utama adalah area di sekitar Kuil Preah Vihear, situs bersejarah yang terletak di puncak tebing di perbatasan. Kuil ini diakui sebagai situs warisan dunia UNESCO, namun kepemilikan atas wilayah sekitarnya masih menjadi sumber perselisihan.

Ketegangan Meningkat di Tahun 2025

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali memanas pada tahun 2025. Pemicunya adalah bentrokan bersenjata pada bulan Mei yang menewaskan seorang tentara Kamboja. Insiden ini memicu eskalasi lebih lanjut, dengan kedua belah pihak saling tuduh melakukan provokasi dan pelanggaran wilayah. Sebagai respons, kedua negara memberlakukan pembatasan perbatasan. Kamboja melarang impor produk pertanian dari Thailand, seperti buah-buahan dan sayuran, serta menghentikan impor layanan listrik dan internet. Sementara itu, Thailand memperketat pemeriksaan di perbatasan dan meningkatkan kehadiran militer di wilayah tersebut.

Dampak Diplomatik dan Militer Akibat Ketegangan

Ketegangan yang meningkat di perbatasan Thailand-Kamboja telah berdampak signifikan pada hubungan diplomatik dan militer antara kedua negara. Pemerintah Kamboja telah menarik semua diplomatnya dari Thailand dan memerintahkan semua diplomat Thailand untuk meninggalkan Kamboja. Tindakan ini menunjukkan memburuknya hubungan bilateral dan meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik yang lebih luas.

Di bidang militer, Laksamana Muda Surasant Kongsiri dari militer Thailand melaporkan bahwa pertempuran telah terjadi di setidaknya enam lokasi di sepanjang perbatasan. Militer Thailand telah menutup semua pos pemeriksaan perbatasan antara kedua negara, sementara pasukan Kamboja berada dalam keadaan siaga tinggi. "Kami siap mempertahankan wilayah kami dan melindungi warga kami dari segala bentuk ancaman," tegas seorang perwira senior Angkatan Darat Kamboja.

Mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik membeli bahan pangan. "Pemerintah akan melakukan segala upaya untuk memastikan keamanan dan ketersediaan pasokan makanan," katanya. Situasi di perbatasan Thailand-Kamboja saat ini sangat tegang dan tidak pasti. Upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan terus dilakukan, namun prospek resolusi damai masih belum jelas. Masyarakat internasional, termasuk ASEAN dan PBB, mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi melalui dialog. Sementara itu, warga sipil di wilayah perbatasan terus hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian, berharap konflik ini segera berakhir dan mereka dapat kembali ke rumah dengan selamat.

Yukina Kato
Yukina Kato Saya Yukina Kato, penulis artikel edukasi yang senang berbagi wawasan praktis untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan diri.