Wow! Morel Langka Ditemukan di Rinjani, Aman Dikonsumsi?
Kabar baik datang dari Gunung Rinjani! Tim peneliti menemukan spesies baru jamur Morel yang membuat penasaran banyak pihak. Apakah jamur ini aman disantap dan bisa jadi andalan pangan masa depan? Mari kita simak ulasannya.
Morchella rinjaniensis: Jamur Morel Langka dari Rinjani Terungkap
Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bekerja sama dengan sejumlah kolega dari berbagai pusat riset, baru-baru ini mengumumkan penemuan spesies jamur Morel baru di kawasan Cagar Biosfer Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jamur ini kemudian diberi nama Morchella rinjaniensis. Penemuan ini bukan sekadar menambah daftar panjang keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga berpotensi membuka jalan bagi sumber pangan alternatif yang menjanjikan.
Atik Retnowati, peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) BRIN, memimpin penelitian ini. Menurutnya, spesies baru ini berhasil diidentifikasi berkat analisis mendalam terhadap ciri morfologi dan genetika jamur tersebut. "Setelah dibandingkan dengan jenis Morchella lainnya, baik yang sudah dikenal maupun yang tersimpan dalam database genetik, kami menemukan perbedaan signifikan yang memvalidasi Morchella rinjaniensis sebagai spesies yang unik," jelas Atik.
Apa yang Membuat Morchella rinjaniensis Istimewa?
Lantas, apa saja sih keunikan Morchella rinjaniensis dibandingkan jenis Morel lainnya? Jamur ini punya ukuran tubuh buah yang terbilang besar, bisa mencapai 19 cm. Permukaannya pun khas, dihiasi pola lubang dan lipatan (ridges) yang tak beraturan. Tak hanya itu, sporanya juga memiliki pola unik, menyerupai labirin.
Analisis filogenetik menempatkan Morchella rinjaniensis dalam satu kelompok dengan Morchella galilea. Meski begitu, Atik menegaskan perbedaan morfologi dan genetik antara keduanya cukup jelas untuk memisahkan mereka sebagai spesies yang berbeda. "Kombinasi karakter unik ini tidak ditemukan pada jenis Morchella lain, baik secara morfologi maupun molekuler," tegasnya.
Di Mana Lokasi Penemuan Jamur Morel ini?
Morchella rinjaniensis ditemukan tumbuh liar di lereng Gunung Rinjani, pada ketinggian 900 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Habitatnya berada di sepanjang jalur pendakian seperti Torean, Senaru, Sembalun, Tetebatu, dan Aik Berik. Jamur ini cenderung muncul saat peralihan musim hujan ke musim kemarau, biasanya sekitar bulan April hingga Mei.
Dari catatan penelitian, Morchella rinjaniensis tumbuh di bawah naungan vegetasi hutan alami, terutama di sekitar aliran air kecil atau area semi-terbuka. Di habitatnya, jamur ini hidup berdampingan dengan berbagai jenis tumbuhan dari famili Urticaceae, Elaeocarpaceae, dan Elaeocarpaceae. Keberadaan jamur ini sangat bergantung pada keseimbangan ekosistem Rinjani.
Potensi Morchella rinjaniensis Sebagai Sumber Pangan Alternatif
Penemuan Morchella rinjaniensis tak hanya menarik dari sisi ilmiah, tapi juga menyimpan potensi besar sebagai sumber pangan alternatif. Jamur Morel dikenal kaya gizi dan punya cita rasa yang unik, sehingga digemari di berbagai negara. Harapannya, Morchella rinjaniensis dapat dikembangkan dan dibudidayakan sebagai sumber pangan yang berkelanjutan.
Atik menekankan pentingnya pengelolaan berbasis konservasi untuk menjaga populasi Morchella rinjaniensis di alam. "Strategi pelestarian jamur ini sejalan dengan program Man and the Biosphere (MAB) UNESCO yang mendorong pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan melalui pemanfaatan zona transisi biosfer," ujarnya. Tujuannya, agar pemanfaatan jamur ini tidak merusak ekosistem Rinjani dan keberadaannya terjamin di masa depan.
Lebih lanjut, Atik menjelaskan bahwa pendeskripsian Morchella rinjaniensis sebagai spesies baru adalah bagian dari penelitian yang lebih besar tentang pembudidayaan Morel. "Hasil riset ini diharapkan dapat membuka peluang pengembangan budi daya yang ramah lingkungan dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar," jelasnya. Budi daya jamur ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat lokal, sekaligus mengurangi tekanan terhadap populasi liar di alam.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penyusunan rencana budi daya jamur Morchella di Indonesia, baik untuk jangka pendek maupun panjang. Selain itu, riset ini juga diharapkan memperkaya data keanekaragaman hayati Indonesia serta membuka peluang baru untuk riset ekologi jamur dan pengembangan bioprospeksi di kawasan tropis. Ini adalah langkah penting untuk memahami dan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara berkelanjutan.
"Penemuan ini adalah awal dari perjalanan panjang. Masih banyak penelitian yang perlu dilakukan, termasuk menguji keamanan konsumsi Morchella rinjaniensis secara komprehensif dan mengembangkan teknik budi daya yang efisien," pungkas Atik. Meski demikian, penemuan ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi keanekaragaman hayati yang luar biasa, yang jika dikelola dengan bijak, bisa memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat dan lingkungan.
Informasi lebih lanjut mengenai penelitian Morchella rinjaniensis dapat ditemukan dalam publikasi jurnal internasional Mycobiology, Volume 53(4), halaman 367-378 tahun 2025, dengan judul 'Morchella rinjaniensis: A Novel Species of Tropical Morchella (Ascomycota, Pezizales, and Morchellaceae) Discovered in UNESCO Rinjani-Lombok Biosphere Reserve, Indonesia' oleh Retnowati dkk (2025). Publikasi ini memberikan validasi ilmiah dan membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut mengenai jamur Morel langka ini.