BEM SI, Aksi di DPR, Kami Pilih Jalur Lain!

Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, pada Senin, 25 Agustus 2025, memunculkan perbedaan sikap dari berbagai elemen. Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan memilih untuk tidak bergabung dalam aksi tersebut.
BEM SI Kerakyatan Ambil Sikap Berbeda Soal Aksi di DPR
BEM SI Kerakyatan Tegaskan Ketidakikutsertaan dalam Aksi 25 Agustus
Muhammad Ikram, Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, melalui pesan singkat pada Senin (25/8/2025), menyatakan dengan jelas bahwa organisasinya tidak terlibat dalam aksi demonstrasi di Gedung DPR. Penegasan ini sekaligus menjawab pertanyaan mengenai partisipasi mereka dalam aksi tersebut. "Tidak, kami belum dapat membersamai aksi tersebut, karena baru saja turun di tanggal 21 (Agustus 2025)," ungkapnya. Pernyataan ini mengisyaratkan adanya agenda tersendiri yang menjadi fokus BEM SI Kerakyatan.
Alasan di Balik Keputusan BEM SI Kerakyatan
Keputusan BEM SI Kerakyatan untuk absen dalam unjuk rasa ini didasari oleh pertimbangan matang. Aksi serupa baru saja mereka lakukan pada 21 Agustus 2025. Mereka khawatir, keikutsertaan dalam aksi yang terlalu berdekatan justru akan mengurangi dampak dari setiap aksi yang dilakukan. Selain itu, perbedaan agenda dan prioritas dengan kelompok demonstran di Gedung DPR menjadi faktor penentu lainnya.
BEM SI Kerakyatan Akui Tak Tahu Menahu Soal Aksi Massa
Lebih lanjut, Muhammad Ikram mengaku bahwa BEM SI Kerakyatan tidak memiliki informasi pasti mengenai penyebab munculnya gelombang massa pada 25 Agustus 2025. "Kami juga tidak tahu sebab akibat ada gelombang massa di tanggal 25 (Agustus)," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa aksi unjuk rasa tersebut tidak terkoordinasi dengan BEM SI Kerakyatan, dan mereka tidak memiliki informasi mendalam tentang latar belakang atau tujuannya. Saat ditanya mengenai kemungkinan pernyataan sikap terkait aksi tersebut, Ikram menjawab tegas, "Saya rasa tidak ada," semakin memperjelas posisi BEM SI Kerakyatan yang memilih untuk tidak terlibat.
Aksi Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR: Apa yang Terjadi?
Aksi Tanpa Koordinasi yang Jelas
Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR pada 25 Agustus 2025 melibatkan berbagai elemen masyarakat. Namun, dilaporkan bahwa aksi ini berjalan tanpa mobil komando atau koordinator lapangan yang jelas. Kondisi ini membuat aksi tersebut tampak kurang terorganisir, massa bergerak secara spontan, sehingga sulit mengidentifikasi tuntutan atau tujuan yang jelas. Ketidakteraturan ini juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi kerawanan dan kesulitan pengendalian massa oleh aparat keamanan.
Keterlibatan Pelajar dalam Aksi Unjuk Rasa
Keterlibatan sejumlah pelajar menjadi salah satu perhatian utama dalam aksi unjuk rasa ini. Beberapa anak sekolah berseragam putih abu-abu terlihat bergabung dalam aksi tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak negatif terhadap pendidikan dan keselamatan mereka, serta mengindikasikan potensi mobilisasi massa yang melibatkan kelompok usia rentan.
Imbauan Polisi kepada Pelajar yang Ikut Aksi
Menanggapi keterlibatan pelajar, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengimbau agar para pelajar segera meninggalkan lokasi demo. "Yang kurang dari 18 tahun silakan meninggalkan lokasi," kata Susatyo melalui pengeras suara. Imbauan ini bertujuan melindungi pelajar dari potensi risiko dan bahaya selama aksi unjuk rasa, sekaligus sebagai upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran yang mungkin dilakukan anak di bawah umur.
Tanggapan Pihak Kepolisian: Media Sosial Jadi Pemicu
Ajakan di Media Sosial Picu Keterlibatan Pelajar
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan bahwa keterlibatan pelajar dalam aksi unjuk rasa dipicu oleh ajakan yang beredar di media sosial. "Ini pelajar ya, pelajar yang karena mendapat informasi dari media sosial," kata Ade Ary kepada wartawan, Senin (25/8/2025). Pernyataan ini mengindikasikan bahwa media sosial menjadi faktor signifikan dalam memobilisasi massa, khususnya pelajar, untuk mengikuti aksi unjuk rasa.
Fokus Belajar dan Pengawasan Orang Tua Jadi Kunci
Menyikapi fenomena ini, Ade Ary mengimbau para pelajar untuk fokus pada kegiatan belajar. Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka. "Setelah ditanya sama rekan-rekan kami di lapangan, apa maksud dan tujuan adik-adik pelajar yang datang? Ingin menonton, menonton aksi unjuk rasa. Ini tidak perlu sebenarnya ya," ujarnya. Ade Ary meminta orang tua untuk lebih aktif memantau aktivitas anak-anak mereka, terutama dalam penggunaan media sosial dan pergaulan di luar rumah.