Bye-bye TikTok! Korsel Siapkan Aturan Baru untuk Ponsel di Sekolah, Kenapa Ya?

Table of Contents
Bye-bye TikTok! Korsel Siapkan Aturan Baru untuk Ponsel di Sekolah, Kenapa Ya?


Korea Selatan bersiap mengucapkan selamat tinggal pada TikTok di ruang kelas. Sebuah aturan baru sedang disiapkan untuk membatasi penggunaan ponsel pintar di sekolah. Langkah ini diambil karena meningkatnya kekhawatiran tentang kecanduan media sosial di kalangan pelajar dan dampaknya pada kegiatan belajar. Apa sebenarnya yang mendorong aturan ketat ini?

Revisi UU Pendidikan Jadi Pemicu

Langkah ini didorong oleh revisi Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah (UU Dikdasmen). Perubahan ini bertujuan memberikan dasar hukum yang lebih kuat untuk membatasi penggunaan perangkat pintar, terutama ponsel, di sekolah-sekolah seluruh Korea Selatan. Pemerintah merasa perlu adanya tindakan legislatif untuk mengatasi masalah yang dianggap semakin meresahkan ini, demi melindungi hak siswa untuk mendapatkan pendidikan yang optimal.

Rincian Aturan Baru

Revisi UU Dikdasmen ini secara spesifik mengatur pembatasan penggunaan dan kepemilikan perangkat pintar oleh siswa selama jam sekolah, mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas. Tujuannya jelas: menciptakan lingkungan belajar yang lebih fokus dan kondusif, jauh dari gangguan notifikasi dan godaan media sosial.

Bagaimana Parlemen Menyikapi?

Proses pengesahan revisi UU Dikdasmen ini sempat diwarnai perdebatan di parlemen. Namun, pada akhirnya, RUU ini disetujui dengan dukungan mayoritas anggota parlemen. Dari 163 anggota parlemen yang hadir, 115 suara mendukung revisi tersebut, sementara 31 suara menentang, dan 17 abstain. Dukungan lintas partai ini menunjukkan adanya kesadaran bersama tentang perlunya mengatasi masalah kecanduan media sosial di kalangan pelajar.

Kapan Aturan Ini Berlaku?

Larangan penggunaan ponsel pintar di sekolah ini dijadwalkan mulai berlaku pada Maret 2026. Sekolah-sekolah diberi waktu untuk mempersiapkan diri dan mengkomunikasikan aturan baru ini kepada siswa, orang tua, dan staf pengajar. Pemerintah juga akan menyusun panduan implementasi yang jelas dan komprehensif.

Mengapa Ponsel Dilarang?

Alasan utama larangan ini adalah kekhawatiran yang meningkat tentang kecanduan media sosial di kalangan generasi muda Korea Selatan. Pemerintah dan para ahli pendidikan melihat kecenderungan ini sebagai ancaman serius terhadap konsentrasi belajar, kesehatan mental, dan perkembangan sosial siswa. Penggunaan ponsel yang berlebihan dianggap mengganggu proses belajar mengajar dan memicu masalah perilaku.

Seberapa Parah Kecanduan Medsos di Korsel?

Korea Selatan dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat penetrasi internet dan penggunaan ponsel pintar tertinggi di dunia. Data dari Pew Research Center menunjukkan bahwa sekitar 99% penduduk Korea Selatan terhubung ke internet dan 98% memiliki ponsel pintar.

Survei Kementerian Pendidikan Korea Selatan pada tahun 2024 mengungkap bahwa sekitar 37% siswa SMP dan SMA merasa bahwa media sosial memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Bahkan, 22% siswa mengaku cemas jika tidak dapat mengakses akun media sosial mereka.

Dampak Buruk Medsos Bagi Siswa

Penggunaan media sosial yang berlebihan dikaitkan dengan berbagai dampak negatif, termasuk penurunan konsentrasi belajar, gangguan tidur, kecemasan, depresi, dan cyberbullying. Selain itu, media sosial dapat menjadi sumber distraksi yang signifikan selama jam pelajaran. "Kecanduan anak muda kita terhadap media sosial sudah mencapai tingkat yang serius sekarang," tegas Cho Jung-hun, anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat.

Kapan Ponsel Boleh Digunakan?

Meskipun aturan baru ini melarang penggunaan ponsel di sekolah, ada beberapa pengecualian. Pengecualian ini dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan khusus siswa dan memastikan bahwa teknologi tetap dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran.

Kondisi yang Memperbolehkan Penggunaan Ponsel

Ponsel diperbolehkan jika digunakan untuk tujuan pendidikan yang disetujui oleh sekolah atau guru, misalnya untuk mengakses aplikasi pembelajaran, mencari informasi, atau berpartisipasi dalam kegiatan kelas yang membutuhkan teknologi. Ponsel juga diperbolehkan dalam situasi darurat, seperti menghubungi orang tua atau melaporkan kejadian penting.

Pengecualian untuk Siswa Disabilitas

Siswa penyandang disabilitas juga mendapatkan pengecualian khusus. Dalam kasus tertentu, ponsel dapat menjadi alat bantu yang penting untuk mendukung proses belajar mereka. Contohnya, siswa dengan gangguan penglihatan dapat menggunakan aplikasi pembesar teks atau pembaca layar, sementara siswa dengan gangguan pendengaran dapat menggunakan aplikasi transkripsi suara.

Apa yang Ingin Dicapai Pemerintah?

Pemerintah Korea Selatan berharap aturan ini dapat melindungi hak siswa untuk belajar dalam lingkungan yang kondusif, meningkatkan konsentrasi belajar dan kinerja akademik, serta mengurangi dampak negatif kecanduan media sosial terhadap kesehatan mental dan perkembangan sosial siswa. Tujuannya adalah menciptakan generasi muda yang lebih fokus, produktif, dan sehat secara mental.

Pro dan Kontra Larangan Ponsel

Kebijakan ini menuai beragam reaksi. Sebagian besar orang tua dan guru mendukung aturan ini, berharap dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa dan mengurangi dampak negatif media sosial. Namun, beberapa siswa dan kelompok advokasi anak muda menentang larangan ini, dengan alasan bahwa hal itu melanggar hak asasi anak dan membatasi kebebasan mereka. Pemerintah Korea Selatan perlu mempertimbangkan berbagai perspektif ini dan memastikan bahwa implementasi aturan baru ini dilakukan secara adil dan transparan.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.