Gak Nyangka! Ternyata Manusia Bisa Hidup 20 Ribu Tahun Asal...

Mungkin terdengar seperti cerita fiksi, namun seorang ilmuwan asal Inggris punya pandangan berbeda: manusia bisa saja hidup hingga 20.000 tahun!
Gagasan ambisius ini datang dari Professor João Pedro de Magalhães, seorang ahli biogerontologi molekuler yang bekerja di Institute of Inflammation and Ageing University of Birmingham. Ia meyakini bahwa pemahaman kita tentang proses penuaan masih sangat awal, dan potensi untuk memperpanjang umur manusia secara drastis sangatlah besar.
Memperpanjang Umur Manusia: Mungkinkah?
Dalam sebuah wawancara, Magalhães, yang mendalami proses biologis penuaan (biogerontologi), menyatakan bahwa umur manusia yang saat ini rata-rata 70-80 tahun, bisa melonjak tajam berkat kemajuan teknologi.
"Kita baru saja memulai perjalanan untuk memahami kompleksitas penuaan," ujarnya. "Potensi intervensi yang efektif sangatlah besar."
Menurutnya, kunci utama bukan sekadar obat-obatan, melainkan pengembangan teknologi inovatif yang mampu menghentikan penuaan di tingkat sel. Teknologi ini mencakup perbaikan kerusakan DNA dan pemrograman ulang sel, ide yang dulunya hanya ada di film-film fiksi ilmiah.
Teknologi Sebagai Kunci: Menghentikan Penuaan Sel
Magalhães berpendapat bahwa pengobatan penyakit terkait usia saja tidak cukup untuk memperpanjang umur secara signifikan. Intervensi langsung pada mekanisme penuaan seluler adalah kunci. Ia menjelaskan bahwa penuaan sel melibatkan akumulasi kerusakan DNA, penurunan fungsi mitokondria, dan perubahan epigenetik.
Dengan teknologi yang mampu memperbaiki kerusakan DNA dan memprogram ulang sel, proses penuaan bisa diperlambat atau bahkan dibalik. Meski tantangannya besar, Magalhães yakin visi ini dapat terwujud dengan penelitian dan inovasi teknologi yang berkelanjutan.
DNA: Program Komputer Biologis yang Bisa Dimodifikasi?
Magalhães mengemukakan hipotesis menarik tentang peran DNA dalam penuaan. Ia meyakini bahwa di dalam DNA manusia terdapat "program komputer biologis" yang mengatur pertumbuhan hingga dewasa. Namun, seiring waktu, program ini bisa menjadi kontraproduktif dan mempercepat penuaan.
"Hipotesis saya adalah bahwa kita memiliki seperangkat program kompleks dalam DNA kita yang mengubah kita menjadi manusia dewasa," jelasnya, seperti dikutip dari Popular Mechanics, Jumat (29/8/2025). "Namun, program-program ini, saat terus berjalan di usia lanjut, justru menjadi merugikan."
Dengan memodifikasi atau memprogram ulang "program" ini, proses penuaan dapat diperlambat atau dibalik. Tantangan terbesarnya adalah menciptakan teknologi untuk melakukan modifikasi DNA secara presisi dan aman.
Belajar dari Hewan Berumur Panjang
Untuk memahami mekanisme umur panjang, Magalhães mempelajari hewan-hewan dengan rentang hidup luar biasa. Contohnya, paus bowhead yang bisa hidup hingga 200 tahun, dan tikus mondok telanjang yang mampu bertahan hingga 30 tahun, jauh lebih lama dari tikus biasa.
Hewan-hewan ini memiliki kemampuan perbaikan DNA dan ketahanan terhadap kanker yang jauh lebih baik. Magalhães berpendapat bahwa dengan mempelajari mekanisme molekuler umur panjang pada hewan-hewan ini, kita dapat menemukan cara untuk memperpanjang umur manusia.
"Pada paus bowhead, mereka tampaknya memiliki kemampuan perbaikan DNA yang jauh lebih baik," jelas Magalhães. "Berbagai hewan berumur panjang, seperti manusia, paus, dan gajah semuanya harus menghadapi masalah yang sama, seperti kanker, tetapi mereka menggunakan trik molekuler yang berbeda untuk mencapai umur panjang mereka."
Salah satu gen penting yang menjadi fokus penelitian Magalhães adalah P53, yang dikenal mampu menekan pertumbuhan kanker. Ia percaya bahwa manipulasi gen semacam ini dapat membantu memperpanjang umur manusia secara signifikan.
Kunci Anti-Penuaan: Mencegah Penuaan Sel
Meskipun obat-obatan seperti rapamycin telah terbukti memperpanjang usia hewan hingga 15 persen, Magalhães meyakini bahwa pendekatan yang lebih mendasar diperlukan untuk mencapai perpanjangan umur yang jauh lebih signifikan. Ia berpendapat bahwa sel harus dibuat agar tidak menua sama sekali.
"Dalam hal ketahanan terhadap kanker dan mungkin juga terhadap penuaan secara keseluruhan, ini terkait kemampuan mereka merespons dan memperbaiki kerusakan DNA," katanya.
Meskipun pengaplikasian konsep ini masih jauh dari kenyataan, secara teoritis Magalhães percaya bahwa hal itu sangat mungkin dilakukan. Berdasarkan perhitungannya, jika penuaan bisa "disembuhkan", manusia rata-rata bisa hidup lebih dari 1.000 tahun. Bahkan, potensi usia maksimal manusia jika selalu dalam kondisi ideal tanpa kecelakaan atau kematian akibat kekerasan, bisa mencapai 20.000 tahun.
"Usia maksimum, jika tidak mengalami kecelakaan atau kematian akibat kekerasan, bisa mencapai 20.000 tahun," tuturnya.
Namun, Magalhães menekankan bahwa fokus utama penelitiannya bukanlah untuk mencapai umur yang ekstrim, melainkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia seiring bertambahnya usia. Ia berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih baik mengenai mekanisme penuaan, kita dapat mengembangkan strategi untuk mencegah penyakit terkait usia dan memperpanjang masa hidup sehat. Penelitian terus berlanjut untuk mengungkap rahasia umur panjang dan mewujudkan masa depan di mana manusia dapat hidup lebih lama dan lebih sehat.