Guru Wajib Tahu, Bekal Esensial untuk Siswa di Zaman Serba AI

Guru punya peran sentral dalam membekali siswa menghadapi gempuran kecerdasan buatan (AI). Lebih dari sekadar transfer ilmu, guru perlu menanamkan berbagai keterampilan penting supaya siswa siap bersaing dan beradaptasi di masa depan yang makin dikuasai teknologi. Ini menuntut guru untuk mengubah cara mengajar, dari metode lama ke pendekatan yang lebih menyeluruh dan fokus pada pengembangan potensi tiap siswa.
Keterampilan Wajib Dimiliki Siswa di Era AI
Mantan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, menekankan pentingnya empat keterampilan mendasar yang harus guru tanamkan pada siswa. Hal ini disampaikannya dalam Indonesia Future of Learning Summit 2025, Sabtu (23/8/2025) di Hotel Episode, Gading Serpong.
Menurut Iwan, guru tak perlu berkecil hati jika sekolah belum punya fasilitas teknologi memadai. Justru, fokus pada pengembangan keterampilan dasar ini jadi krusial. Apa saja itu?
1. Asah Pemikiran Analitis
Di tengah lautan informasi yang dihasilkan AI, kemampuan berpikir analitis jadi makin penting. Siswa perlu dilatih untuk tidak cuma menelan mentah-mentah informasi, tapi juga mampu memilah, menganalisis, dan menilai kebenaran serta relevansinya. Pemikiran analitis mencakup kemampuan mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, merumuskan hipotesis, dan menguji keakuratannya.
Iwan Syahril menjelaskan, pemikiran analitis berhubungan erat dengan kemampuan memecahkan masalah atau menyederhanakan informasi yang rumit. Jika AI semakin piawai dalam analisis, manusia harus mampu memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalah. "Kita perlu berpikir analitis lebih baik dari AI untuk melakukan itu," tegasnya.
Guru bisa mengembangkan pemikiran analitis siswa melalui studi kasus, diskusi kelompok, dan proyek penelitian. Dorong siswa untuk berpikir "di luar kotak" dan mencari solusi inovatif untuk masalah kompleks.
2. Pacu Kreativitas dan Rasa Ingin Tahu
Meski AI bisa menghasilkan solusi efisien dan akurat, kreativitas dan rasa ingin tahu tetap jadi keunggulan manusia. Siswa perlu didorong untuk mengembangkan imajinasi, mencari ide baru, dan bereksperimen. Rasa ingin tahu yang tinggi akan memotivasi siswa untuk terus belajar dan berkembang, bahkan di luar sekolah.
Iwan Syahril meyakini, keinginan untuk terus belajar adalah kunci untuk bertahan hidup di tengah disrupsi yang mungkin terjadi setiap lima tahun sekali. "Kita perlu meningkatkan keterampilan lagi. Kita perlu melupakan apa yang sudah dipelajari dan belajar kembali, serta terus belajar sepanjang hidup kita," ujarnya.
Guru bisa memicu kreativitas siswa melalui brainstorming, seni, musik, dan drama. Berikan kebebasan untuk memilih topik proyek dan berekspresi secara kreatif. Pupuk rasa ingin tahu dengan memberikan kesempatan bertanya, menjelajahi topik menarik, dan berinteraksi dengan ahli di berbagai bidang.
3. Latih Fleksibilitas dan Ketangguhan
Perubahan adalah keniscayaan di era AI. Siswa perlu mengembangkan fleksibilitas dan ketangguhan untuk menghadapi perubahan yang cepat dan tak terduga. Fleksibilitas mencakup kemampuan beradaptasi dengan situasi baru, belajar hal baru dengan cepat, dan mengubah strategi jika perlu. Ketangguhan adalah kemampuan bangkit kembali setelah gagal atau kesulitan.
Menurut Iwan Syahril, keterampilan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang beradaptasi ketika ada perubahan. Perubahan seringkali tidak nyaman, namun penting untuk ditanamkan pada murid agar mereka fleksibel dan tahan terhadap perubahan.
Guru dapat membantu siswa mengembangkan fleksibilitas dan ketangguhan dengan memberikan tugas yang menantang dan membutuhkan pemecahan masalah yang kreatif. Fasilitasi diskusi tentang kegagalan dan keberhasilan agar siswa belajar dari pengalaman.
4. Tumbuhkan Jiwa Kepemimpinan
Meski AI bisa menggantikan banyak pekerjaan manusia, kemampuan memimpin dan menginspirasi orang lain tetap jadi aset berharga. Siswa perlu mengembangkan keterampilan kepemimpinan, seperti kemampuan berkomunikasi efektif, bekerja dalam tim, memotivasi orang lain, dan mengambil inisiatif.
Iwan Syahril menekankan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan membimbing dan menginspirasi orang lain, yang menjadi keunikan manusia. "Ini adalah keterampilan super fundamental yang dapat kita kembangkan bersama murid kita, bahkan dalam situasi yang sangat mendasar dan terbatas," pungkasnya.
Guru bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan melalui kegiatan seperti menjadi ketua kelas, memimpin proyek kelompok, atau menjadi sukarelawan di masyarakat. Berikan umpan balik yang membangun dan dukung pengembangan kepemimpinan mereka.