Jadi PTNBH, Rektor UGM Ungkap Curahan Hatinya, Lebih Mandiri, Tapi...

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ova Emilia, mengungkapkan isi hatinya mengenai status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) yang diemban kampusnya. Meski status ini memberikan otonomi lebih besar, di sisi lain muncul tantangan kompleks dalam menjaga kualitas pendidikan serta memastikan akses yang merata bagi semua kalangan.
PTNBH: Dilema antara Kemandirian dan Kualitas Pendidikan
Curahan Hati Rektor UGM tentang Tantangan PTNBH
Prof. Ova Emilia menjelaskan bahwa UGM berada di posisi unik sebagai PTNBH. "Sebagai PTNBH, kami dituntut mandiri secara finansial, mirip dengan perguruan tinggi swasta. Namun, kami juga punya kewajiban untuk menjaga standar kualitas pendidikan tinggi dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua calon mahasiswa, tanpa memandang kondisi ekonomi," ungkapnya saat ditemui di kampus UGM, Yogyakarta, pada Rabu (27/8/2025).
Menurutnya, tantangannya adalah bagaimana menyeimbangkan antara mencari pendapatan sendiri untuk keberlangsungan universitas, dengan komitmen untuk tidak menjadikan pendidikan sebagai barang mewah yang hanya terjangkau oleh segelintir orang. "Keterbatasan inilah yang menjadi fokus perhatian utama kami," imbuhnya.
Persaingan dan Prioritas Bidang Studi
Sejalan dengan Rektor, Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Wening Udasmoro, turut menyoroti isu krusial yang dihadapi PTNBH. Salah satunya adalah persaingan yang semakin sengit dengan universitas internasional dalam menarik mahasiswa, terutama melalui program beasiswa seperti LPDP. "Kami melihat kecenderungan calon mahasiswa lebih memilih kuliah di luar negeri, meskipun program studi serupa tersedia di Indonesia," kata Prof. Wening.
Prof. Wening juga menyoroti adanya kecenderungan mengunggulkan bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) dibandingkan ilmu sosial dan humaniora. "Padahal, kedua bidang ini sama-sama penting dan harus berjalan seiring," tambahnya. Ia menekankan perlunya upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya setiap disiplin ilmu dan mendorong kolaborasi lintas bidang, terutama di era perkembangan teknologi dan perubahan iklim yang semakin kompleks. "Kita butuh ahli dari berbagai bidang untuk mengatasi tantangan global," tegasnya.
Peran Negara dalam Mendukung PTNBH
Alarm bagi Sistem Pendidikan Tinggi
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Ahmad Muzani, turut menyampaikan pandangannya mengenai problematika PTNBH. Saat berkunjung ke UGM beberapa waktu lalu, Muzani menegaskan bahwa PTN-BH tetap membutuhkan dukungan finansial dari negara untuk menjaga mutu pendidikan. Ia menilai, status PTNBH sering disalahartikan seolah perguruan tinggi tersebut sepenuhnya mandiri dan harus mencari dana sendiri, seperti halnya universitas swasta.
"Ini adalah alarm bagi sistem pendidikan kita," kata Muzani. "Jika perguruan tinggi kesulitan memberikan layanan pengajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan karena keterbatasan dana, ini akan berdampak buruk pada masa depan bangsa," lanjutnya. Ia menekankan pentingnya peran negara dalam memberikan dukungan finansial berkelanjutan kepada PTNBH, agar universitas dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan berkualitas dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. "Pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan negara harus hadir untuk memastikan investasi ini membuahkan hasil yang optimal," pungkasnya.
UGM terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi tantangan sebagai PTNBH. Berbagai strategi dilakukan, mulai dari meningkatkan efisiensi operasional, menjalin kerja sama dengan sektor swasta, hingga menggali potensi pendanaan dari berbagai sumber. Meski begitu, dukungan pemerintah tetap menjadi kunci utama dalam menjaga keberlangsungan dan mutu pendidikan tinggi di UGM, serta memastikan pendidikan tinggi tetap menjadi hak bagi seluruh warga negara Indonesia. Rektor UGM berharap, dengan sinergi yang baik antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat, tantangan PTNBH dapat diatasi dan pendidikan tinggi di Indonesia dapat terus maju dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.