Keseruan Penari Semarang, Dari Gerakan Gemulai ke Canting Batik di Kota Lama

Semarang, Jawa Tengah – Ada yang unik di Kota Lama Semarang! Para penari dari berbagai sanggar lokal, biasanya tampil gemulai di panggung, kali ini terlihat serius dengan canting di tangan. Mereka mengikuti acara "Penari Mbatik Bareng Setitik", Sabtu (23/8/2025) di Tekodeko Kota Lama, menyelami seni batik khas Semarang.
Menari dengan Canting: Ketika Gerak Bertemu Goresan
Acara ini bukan sekadar workshop membatik. Para penari diajak memahami filosofi di balik motif-motif batik Semarang yang kaya makna. Mereka merasakan langsung bagaimana sulitnya, sekaligus indahnya, menciptakan karya seni di atas kain.
Retno, seorang penari muda dari Sanggar Kridha Jawa, mengungkapkan antusiasmenya, "Biasanya kami menari di atas kain batik, sekarang kami belajar membuatnya. Setiap goresan ternyata punya cerita."
Batik Semarang: Identitas Kota dalam Setiap Motif
Batik Semarang punya ciri khas tersendiri. Motif seperti Nyi Pandanaran, Lawang Sewu, dan Asem Arang menjadi identitas kuat yang merepresentasikan sejarah dan kehidupan masyarakat Semarang. Warna-warna cerah pun menjadi pembeda yang mencolok.
"Batik Semarang itu cerminan identitas kota," ujar Dr. Arya, pengamat budaya Semarang, menekankan pentingnya pelestarian warisan budaya ini untuk generasi muda.
Dari Gerakan Tari ke Ketelitian Membatik
Membatik butuh ketelitian dan kesabaran ekstra. Para penari yang terbiasa dengan koordinasi tubuh, menghadapi tantangan baru: mengendalikan canting. Awalnya, banyak yang kesulitan membuat goresan yang rapi. Namun, berkat bimbingan pengrajin batik berpengalaman, mereka mulai terampil, bahkan mampu menciptakan desain orisinal.
Budi, seorang penari pria, mengaku, "Membatik ternyata tidak gampang. Butuh konsentrasi tinggi. Tapi puas sekali rasanya setelah berhasil membuat motif sendiri."
Kota Lama Semarang: Inspirasi di Setiap Sudut
Kota Lama Semarang menjadi lokasi ideal untuk acara ini. Bangunan-bangunan bersejarahnya memberikan inspirasi dan mengingatkan pada kejayaan masa lalu. Suasana tenang di sana menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkarya.
Tekodeko Kota Lama: Ruang Kreatif yang Hidup
Tekodeko Kota Lama, bekas toko teh yang disulap menjadi ruang publik, menjadi tempat penyelenggaraan "Penari Mbatik Bareng Setitik". Arsitektur unik dan suasana artistik Tekodeko sangat mendukung kegiatan seni dan budaya.
Ratna, pengelola Tekodeko Kota Lama, berharap, "Semakin banyak orang tertarik mengunjungi Kota Lama dan menghargai warisan budayanya."
Melestarikan Warisan untuk Generasi Penerus
"Penari Mbatik Bareng Setitik" adalah upaya melestarikan batik Semarang dan memperkenalkan pada generasi muda. Tujuannya, menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal dan menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya.
Kegiatan ini diharapkan berdampak positif pada perekonomian masyarakat setempat. Semakin banyak yang tertarik pada batik Semarang, diharapkan penjualan meningkat dan kesejahteraan pengrajin pun terangkat.
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, menyatakan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan kreatif dan inovatif, terutama yang melibatkan generasi muda. Ia berharap, Semarang menjadi pusat seni dan budaya yang berdaya saing.
Ke depan, direncanakan kegiatan serupa dengan skala lebih besar. Pelatihan membatik untuk masyarakat umum juga akan diadakan, sehingga semakin banyak yang terlibat dalam pelestarian batik Semarang. Upaya bersama ini diharapkan dapat melestarikan batik Semarang sebagai kebanggaan seluruh masyarakat.