Kisah Dibalik Catatan Harian di TMI Boarding School

Table of Contents
Kisah Dibalik Catatan Harian di TMI Boarding School


Di balik tembok Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyah (TMI) Boarding School, tersembunyi kisah kehidupan asrama yang jarang terekspos. Lebih dari sekadar tempat tinggal, asrama ini menjadi rumah bagi ribuan siswa, ratusan guru, dan tenaga kependidikan. Di sinilah mereka berinteraksi, belajar, dan berkembang bersama. Mari kita intip bagaimana rutinitas harian di TMI Boarding School dirancang untuk membentuk karakter siswa dan mempersiapkan mereka menjadi agen perubahan di masa depan.

Kehidupan Asrama: Terstruktur bak Mesin

Kehidupan di TMI Boarding School berjalan dengan teratur, mengikuti jadwal ketat yang ditandai dengan bunyi bel. Sekolah ini menganggap dirinya sebagai sebuah "mesin" kompleks, di mana setiap individu, dari kepala sekolah hingga siswa, memegang peranan penting. Semua siswa wajib tinggal di asrama selama 24 jam penuh.

"Memang terstruktur, tapi justru di situlah kekuatan kami," ungkap Ahmad Fauzi, seorang alumni TMI Boarding School. "Kami belajar disiplin, tanggung jawab, dan hidup berdampingan."

Ritual Harian: Antara Bel, Bulis, dan "Tentara Fajar"

Setiap hari di TMI dimulai pukul 03.30 dengan bunyi bel yang dibangunkan oleh para "bulis" yang bertugas menjaga keamanan asrama sepanjang malam. Suara bel itu segera diikuti dengan lantunan ayat suci Al-Quran dari pengeras suara, mengajak para siswa untuk melaksanakan shalat tahajud.

Sebelum azan subuh berkumandang, siswa yang ditunjuk sebagai "mulahid" (pendamping) bertugas membangunkan teman-teman sekamarnya. Sementara itu, para pengurus OSIS bersiaga di setiap sudut masjid, memastikan ketertiban tetap terjaga.

"Tayaqqodzu, ya niyaam. Qod hazamal fajru junudad dholam," seruan yang berarti "Bangunlah! Para tentara Fajar telah menghalau gelap (malam)!" menggema, membangkitkan semangat para siswa. Setelah shalat subuh, kegiatan dilanjutkan dengan pengayaan bahasa, baik Inggris maupun Arab.

Kegiatan Belajar Mengajar: Formal dan Sentuhan Wali Kelas

Setelah sarapan dan persiapan diri, kegiatan belajar mengajar formal pun dimulai. Jadwal pelajaran diatur dengan dua kali istirahat, dan setiap pergantian pelajaran ditandai dengan bunyi bel. Dalam seminggu, wali kelas memiliki jam khusus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Mereka bertanggung jawab penuh atas perkembangan kemampuan berbahasa siswa asuhannya, dengan fokus pada materi seperti mengarang, percakapan, dan tata bahasa.

Di TMI, wali kelas memiliki peran sentral dalam kehidupan siswa di asrama. Mereka menjadi perwakilan orang tua dan menjalin hubungan yang erat dengan para siswa asuhannya.

Darsul Idhof: Pelajaran Tambahan dari Para Senior

Setelah kegiatan belajar formal selesai pada pukul 11.45, siswa beristirahat sejenak sebelum kembali ke kelas untuk mengikuti "Darsul Idhof" atau pelajaran tambahan. Program ini dirancang untuk memperkuat kemampuan dan keterampilan berbahasa siswa, terutama bagi siswa kelas awal.

"Darsul Idhof sangat membantu saya dalam memahami materi pelajaran yang sulit," ujar Siti Aminah, seorang siswi kelas 1 SMP. "Para senior memberikan penjelasan yang mudah dimengerti dan memberikan latihan-latihan yang relevan."

Uniknya, pengajar dalam Darsul Idhof adalah siswa-siswa SMA senior yang telah mendapatkan persetujuan dari guru bahasa. Mereka membantu menerangkan kembali materi yang belum dipahami siswa, serta memberikan pelatihan mengarang dalam bahasa Arab dan Inggris.

Masjid: Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah

Setelah Darsul Idhof, siswa melaksanakan shalat ashar berjamaah di masjid. Para pengurus OSIS mengawasi ketertiban dan kerapian jamaah, dan pelanggaran sekecil apapun akan dikenakan sanksi. Selepas shalat ashar, siswa memiliki waktu untuk mengikuti berbagai kegiatan pengembangan minat, seperti TMI Author Club, TMI Orator Club, seni bela diri, mekanik, origami, dan berbagai cabang olahraga. Perpustakaan juga menjadi tempat favorit bagi para siswa yang gemar membaca.

"Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat kegiatan yang membentuk karakter dan kedisiplinan siswa," ungkap Ustadz Hasan, salah seorang guru agama di TMI Boarding School.

Malam Hari: Belajar dan Persiapan Diri untuk Esok

Setelah shalat maghrib, siswa membaca Al-Quran secara berkelompok hingga waktu shalat isya tiba. Usai shalat isya, pengurus asrama memberikan pengumuman dalam bahasa Arab dan Inggris. Siswa kemudian kembali ke kelas untuk belajar malam atau "muwajahah" dengan didampingi wali kelas dan guru muda. Pada pukul 21.30, bel berbunyi sebagai tanda waktu istirahat, dan siswa harus sudah berada di kamar masing-masing.

Hari Jumat: Saatnya Jimbaz dan Aktivitas Pilihan

Rutinitas ketat ini berhenti setiap hari Jumat, yang merupakan hari libur di TMI Boarding School. Kegiatan pagi diawali dengan "jimbaz" atau olahraga pagi, di mana siswa berkumpul di depan rayon masing-masing untuk berolahraga sesuai minat.

Kehidupan di TMI Boarding School memang penuh dengan rutinitas dan aturan. Namun, di balik itu semua, terdapat upaya yang terencana untuk membentuk karakter siswa, mengembangkan potensi mereka, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan. Disiplin yang diterapkan di asrama menjadi bekal berharga bagi para siswa untuk meraih kesuksesan di berbagai bidang.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.