Koding & AI Masuk Sekolah, Bekal Jitu Hadapi Masa Depan?

Table of Contents
Koding & AI Masuk Sekolah, Bekal Jitu Hadapi Masa Depan?


Mulai tahun ajaran 2025/2026, dunia pendidikan Indonesia akan semakin berwarna dengan masuknya koding dan kecerdasan artifisial (AI) sebagai mata pelajaran pilihan di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Kabar ini tentu menjadi angin segar bagi upaya mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan era digital.

Koding dan AI dalam Kurikulum: Langkah Tepatkah?

Rencana Kemendikdasmen ini tak lepas dari arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan betapa pentingnya penguasaan teknologi bagi generasi penerus. Abdul Mu'ti, Mendikdasmen, menegaskan bahwa langkah ini adalah respons terhadap kebutuhan masa depan.

"Jika kita mengacu pada publikasi World Economic Forum pada April 2025, terungkap bahwa AI dan big data akan menjadi skill nomor satu yang paling dicari di dunia usaha pada tahun 2030," ujar Mu'ti dalam acara Peluncuran Nasional Program UOB My Digital Space bersama Ruangguru, Rabu (20/8/2025) di Balai Sarbini, Jakarta Pusat.

Koding: Lebih dari Sekadar Baris Kode

Namun, perlu diingat bahwa koding bukan hanya sekadar kemampuan teknis. Keterampilan non-teknis (soft skills) seperti berpikir analitis dan pemecahan masalah juga sangat penting. Menurut Mu'ti, koding juga berkaitan dengan kemampuan berpikir logis, analitis, serta kritis dan kreativitas sebagai bagian dari kompetensi diri.

Dukungan untuk Implementasi Koding-AI di Sekolah

Untuk mendukung implementasi kurikulum ini, berbagai inisiatif mulai bermunculan. Salah satunya adalah program UOB My Digital Space yang bekerja sama dengan Ruang Guru. Program ini menargetkan 90 ribu pelajar untuk dibekali kemampuan berpikir kritis dan komputasional melalui pelatihan koding dan AI.

Kevin Lam, CEO UOB Indonesia, menyatakan bahwa ini adalah komitmen UOB untuk mendukung pendidikan di Indonesia. Program ini akan berjalan selama lima tahun dan menjangkau siswa di 500 sekolah yang tersebar di 38 provinsi.

Belva Devara, CEO Ruang Guru, menambahkan bahwa program ini diharapkan menjadi katalisator perubahan positif di dunia pendidikan Indonesia.

Tentu saja, tantangan implementasi kurikulum ini masih ada. Ketersediaan infrastruktur, kualitas guru, dan relevansi kurikulum menjadi faktor kunci yang perlu diperhatikan agar program ini berjalan sukses dan memberikan manfaat maksimal bagi generasi muda. Keberhasilan ini akan menjadi penentu daya saing bangsa di era digital yang akan datang.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.