Mau Komunikasi Lebih Jago? Hindari 6 Kebiasaan Ini Deh!

Komunikasi yang efektif adalah fondasi dari hubungan yang harmonis dan kesuksesan di berbagai bidang. Tapi, sadarkah kita bahwa ada beberapa kebiasaan yang justru bisa menghalangi pesan kita sampai dengan baik? Mari kita bedah, dan cari tahu cara menghindarinya.
1. Lupa Mendengarkan dengan Aktif
Mendengarkan bukan sekadar menangkap suara, tapi juga memahami dan merespons. Dr. Anita Sari, seorang psikolog komunikasi dari Universitas Indonesia, menekankan bahwa "Mendengarkan aktif melibatkan empati dan usaha untuk memahami perspektif orang lain." Jika kita hanya sibuk memikirkan apa yang akan kita katakan selanjutnya, kita bisa melewatkan informasi penting dan memicu kesalahpahaman.
Tanda-tanda tidak mendengarkan aktif? Kurang kontak mata, sering memotong pembicaraan, atau pikiran yang melayang entah ke mana. Solusinya? Fokus sepenuhnya pada lawan bicara, ajukan pertanyaan untuk memperjelas, dan berikan respons yang relevan.
2. Terlalu Banyak "Ehm," "Anu," dan Kata Pengisi Lainnya
Tanpa sadar, kita sering menyelipkan kata-kata seperti "ehm," "anu," "gini," atau "kayak" dalam percakapan. Budi Santoso, seorang konsultan komunikasi dari sebuah perusahaan pelatihan, menjelaskan bahwa penggunaan berlebihan kata pengisi bisa menurunkan kepercayaan pendengar hingga 20%. Kata pengisi ini membuat kita terdengar kurang yakin.
Bagaimana cara menguranginya? Latih diri untuk berbicara lebih terstruktur dan persiapkan diri sebelum berbicara. Jangan ragu untuk berhenti sejenak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
3. Gemar Memotong Pembicaraan
Menginterupsi, atau memotong perkataan orang lain, bukan hanya tidak sopan, tapi juga merusak komunikasi. Dr. Ratna Dewi, seorang sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, menyebutnya sebagai "bentuk komunikasi yang agresif dan dapat merusak hubungan," karena menunjukkan kurangnya rasa hormat dan empati.
Tahan diri untuk tidak memotong. Tunggu sampai lawan bicara selesai. Jika perlu mengklarifikasi sesuatu, lakukan dengan sopan dan minta izin terlebih dahulu.
4. Bahasa Tubuh yang Tidak Sinkron
Komunikasi bukan hanya soal kata-kata. Bahasa tubuh juga berbicara. Dr. Hendra Wijaya, seorang ahli komunikasi nonverbal, mengingatkan bahwa "Bahasa tubuh adalah cerminan dari pikiran dan perasaan kita."
Menyilangkan tangan, menghindari kontak mata, atau gelisah bisa mengirimkan sinyal yang salah. Sebaliknya, tersenyum, mengangguk, dan menjaga kontak mata bisa meningkatkan kepercayaan diri dan mempererat hubungan. Pastikan bahasa tubuh selaras dengan pesan verbal Anda.
5. Kecepatan Bicara yang Tidak Pas
Berbicara terlalu cepat bisa membuat pendengar kesulitan mengikuti alur pikiran, sementara terlalu lambat bisa membuat mereka bosan. Idealnya, sesuaikan kecepatan bicara dengan konteks dan audiens.
Dalam situasi formal, kecepatan moderat lebih baik. Latih intonasi dan artikulasi agar pembicaraan tetap menarik dan mudah dipahami. Perhatikan respons pendengar untuk memastikan mereka bisa mengikuti.
6. Mengabaikan Konteks
Komunikasi yang efektif juga mempertimbangkan konteks situasi dan latar belakang pendengar. Dr. Maya Lestari, seorang ahli komunikasi lintas budaya, menekankan bahwa "Memahami konteks adalah kunci untuk menyampaikan pesan yang relevan dan mudah diterima."
Hindari bercanda saat rapat formal atau menggunakan bahasa teknis saat berbicara dengan orang awam. Kenali siapa lawan bicara Anda, apa yang mereka ketahui, dan dalam situasi apa Anda berbicara.
Dengan menghindari keenam kebiasaan ini, kita bisa meningkatkan kemampuan komunikasi kita secara signifikan. Ingat, perbaikan komunikasi adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan kesadaran diri, latihan, dan umpan balik.