Mendikbud Kagum, Koding-AI Anak SD-SMA Bikin Bangga!

Di tengah riuhnya Balai Sarbini, Jakarta Pusat, pada Rabu (20/8/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti dibuat takjub oleh presentasi empat siswa dari berbagai tingkatan, SD hingga SMA. Mereka unjuk gigi dengan inovasi di bidang yang sedang naik daun: koding dan artificial intelligence (AI). Momen ini terjadi saat Peluncuran Nasional Program UOB My Digital Space yang digagas bersama Ruangguru.
Kekaguman Mendikbud atas Karya Anak Bangsa
Abdul Mu'ti tak sungkan melontarkan pujian atas talenta muda ini. Baginya, cara mereka mengembangkan teknologi sangatlah menarik: menyenangkan sekaligus bermanfaat bagi banyak orang. "Saya sangat terkesan dengan penampilan keempat anak-anak tadi. Ini menunjukkan bagaimana koding, sebagai bagian dari pembelajaran, mampu mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreativitas mereka," ungkap Mu'ti seusai acara.
Dua hal utama yang menarik perhatian Mendikbud adalah pendekatan inovatif yang menggembirakan dan dampak positif yang dihasilkan oleh karya-karya mereka. "Misalnya, bagaimana mereka mengembangkan koding dan AI untuk membantu teman-teman yang berkebutuhan khusus, atau untuk mendukung ketahanan pangan," jelasnya.
Inovasi Koding-AI yang Bikin Bangga
Keempat siswa ini menampilkan berbagai proyek yang menunjukkan pemahaman mendalam tentang teknologi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa inovasi yang berhasil mencuri perhatian:
"Roaring Dino" - Gim Seru dari Athariq
Athariq Alifcakra Malangjoedo, siswa kelas 5 dari Hanifah Islamic School, menciptakan gim bernama "Roaring Dino". Gim ini unik karena menggunakan sensor suara. Pemain harus berteriak agar dinosaurus di layar bisa melompati rintangan dan mengumpulkan koin. Dijamin seru dan interaktif!
"Real-Time Indonesian Sign Language Interpreter" - Aplikasi Karya Rajendra
Rajendra Verrill Hafizha, siswa kelas 12 SMAN 2 Kota Tangerang Selatan, menciptakan aplikasi yang sangat membantu penyandang disabilitas tunarungu. "Real-Time Indonesian Sign Language Interpreter" mampu menerjemahkan bahasa isyarat Indonesia secara real-time.
Menteri Mu'ti memberikan apresiasi khusus pada inovasi ini. Menurutnya, sistem ini sangat berarti karena AI digunakan untuk tujuan kemanusiaan. "Ini luar biasa! AI dimanfaatkan untuk membantu mereka yang membutuhkan," ujarnya. Verrill sendiri bercita-cita melanjutkan studi di universitas ternama dunia untuk memperdalam ilmu komputer dan kecerdasan buatan.
"Independence Day Traditional Games" - Gim Ceria ala Agatha
Agatha Christelle Mikaella, atau akrab disapa Mikaella, baru duduk di kelas 2 SDK Sang Timur Cakung. Di usianya yang masih belia, Mikaella berhasil membuat gim bertema kemerdekaan berjudul "Independence Day Traditional Games". Gim ini menghadirkan dua lomba khas 17-an: makan kerupuk dan balap karung. Tampilannya menarik dan cara bermainnya mudah, cocok untuk semua kalangan.
"Zero Hunger Games" - Gim Inspiratif dari Pijar
Pijar Manggala Shatilladitya, siswa kelas 6 SD Kreativitas Anak Indonesia, menciptakan gim "Zero Hunger Games". Gim ini terinspirasi dari Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan mengakhiri kemiskinan dan kelaparan. Pemain bertugas melindungi tanaman dari serangan hama selama 30 menggunakan cara-cara yang ramah lingkungan, seperti larutan air khusus, bawang putih, dan penyiram tanaman. Jika gagal, misi dinyatakan selesai. Lewat gim ini, Pijar ingin menyadarkan pemain tentang pentingnya ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.
Inovasi Pijar mendapat sambutan hangat dari seluruh peserta. Mendikbud Mu'ti pun takjub dengan kemampuan Pijar yang mampu berpikir kompleks di usia yang masih muda. Pijar mengaku mendapatkan inspirasi dari membaca berita dan artikel. "Saya suka membaca, jadi saya tahu masalah-masalah apa saja yang ada di dunia," katanya.
Harapan Kemendikdasmen
Kemendikdasmen berharap koding dan AI dapat menjadi bagian penting dalam upaya membangun generasi Indonesia yang cerdas, hebat, dan melek teknologi. "Saya kira inovasi yang disampaikan para siswa ini sudah melampaui usia mereka. Oleh karena itu, Kementerian sudah mulai mengajarkan koding dan AI sebagai mata pelajaran pilihan, mulai dari kelas 5 SD hingga SMA," jelas Abdul Mu'ti, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.
"Mudah-mudahan ini bisa menjadi bagian dari upaya kita untuk melahirkan generasi Indonesia yang cerdas, hebat, dan menguasai teknologi," harapnya. Kemendikdasmen berencana untuk terus mengembangkan kurikulum dan pelatihan yang relevan guna mendukung pengembangan keterampilan digital di kalangan siswa di seluruh Indonesia. Tujuannya jelas: mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital yang berkembang pesat.