Menelusuri Jejak Leluhur, Kisah di Balik Naskah Kuno Temanggung

Temanggung mengajak kita menelusuri akar budaya lewat pameran naskah kuno. Lembaran-lembaran usang itu menyimpan kekayaan sejarah, menjadi penghubung antara generasi kini dan keagungan peradaban Nusantara.
Aksara Gata di Temanggung: Jendela Menuju Khazanah Naskah Kuno
Gedung Sarana Budaya, Temanggung, Jawa Tengah, kini menjadi pusat perhatian. Di sanalah Pameran Aksara Gata digelar, memamerkan koleksi naskah kuno, prasasti, dan replika bersejarah. Artefak-artefak ini bukan sekadar pajangan, melainkan saksi bisu perjalanan panjang bangsa Indonesia. Masyarakat, terutama generasi muda, mendapat kesempatan langka untuk berinteraksi langsung dengan warisan peradaban.
Pengunjung dari berbagai usia tampak antusias mengamati detail demi detail. Ada yang tekun mencatat, ada pula yang berdiskusi dengan pemandu, berusaha memahami sejarah dan makna tersembunyi di balik setiap artefak. Pameran ini lebih dari sekadar ajang pamer; ia adalah wadah edukasi dan pelestarian budaya yang efektif.
"Kami ingin memperkenalkan kembali kekayaan aksara Nusantara kepada masyarakat luas," ujar Dr. Arini Kusuma, kurator pameran. Menurutnya, pemahaman aksara kuno akan membuka cakrawala baru tentang sejarah, sastra, dan filsafat Indonesia. Naskah-naskah yang dipamerkan berasal dari berbagai penjuru Nusantara, ditulis dalam beragam aksara kuno.
Pameran ini juga menarik minat para peneliti dan akademisi. Seorang peneliti dari Universitas Gadjah Mada yang tak ingin disebut namanya mengungkapkan, "Pameran ini sangat membantu kami dalam melakukan penelitian," sambil mengamati naskah kuno secara langsung dan berdiskusi dengan para ahli.
Mengenalkan Aksara Nusantara: Tujuan Utama Pameran
Pameran Aksara Gata punya misi khusus: mengenalkan aksara Nusantara kepada generasi muda. Di era globalisasi, tak sedikit anak muda yang kurang akrab dengan aksara kuno Indonesia. Padahal, aksara-aksara itu adalah bagian penting dari identitas dan kekayaan budaya bangsa.
Dengan mengusung tema "Mengungkap Makna, Membaca Tanda", pameran ini mengajak generasi muda untuk lebih peduli dan menghargai warisan leluhur. Berbagai kegiatan edukatif seperti workshop, seminar, dan diskusi interaktif diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan minat terhadap aksara Nusantara.
"Kami berharap pameran ini dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya Indonesia di kalangan generasi muda," ungkap Bapak Budi Santoso, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung. Ia menekankan bahwa generasi muda memegang peranan kunci dalam melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa di masa depan.
Pantauan di lokasi menunjukkan antusiasme pelajar dari berbagai sekolah. Rina, seorang siswa SMP, mengaku terkejut, "Saya baru tahu ternyata Indonesia punya banyak aksara kuno." Mereka aktif bertanya kepada pemandu mengenai sejarah dan makna setiap aksara.
Pameran ini juga memanfaatkan teknologi modern. Pengunjung dapat mengakses informasi tambahan melalui aplikasi mobile, menjadikan pengalaman belajar lebih interaktif dan menarik.
Banyak pihak mengapresiasi upaya pemerintah daerah dan pihak terkait dalam penyelenggaraan pameran ini. Bapak Slamet, seorang pengunjung, berharap pameran serupa dapat diselenggarakan secara berkelanjutan.
Para ahli sejarah dan budaya juga menekankan pentingnya pelestarian naskah kuno sebagai sumber informasi vital. Mereka berharap pemerintah dan masyarakat bekerja sama melindungi dan merawatnya.
Harapan Ke Depan
Diharapkan, Pameran Aksara Gata dapat menjadi agenda rutin tahunan di Temanggung. Selain itu, pameran ini diharapkan menginspirasi daerah lain untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. Pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama, agar warisan leluhur tetap lestari dan dapat dinikmati generasi mendatang. Pada Rabu, 20 Agustus 2025, terlihat pelajar mengamati koleksi naskah kuno.