Merasa Sendiri Meski Banyak Teman? Mungkin Ini yang Kamu Rasakan

Table of Contents
Merasa Sendiri Meski Banyak Teman? Mungkin Ini yang Kamu Rasakan


Kesepian, sebuah perasaan yang sering disederhanakan sebagai kondisi tanpa teman, ternyata jauh lebih dalam dari itu. Bahkan, berada di tengah keramaian pun tak menjamin seseorang bebas dari rasa terisolasi. Lantas, apa sebenarnya kesepian itu, bagaimana cara mengenalinya, dan langkah apa yang bisa ditempuh untuk mengatasinya?

Sendirian Belum Tentu Kesepian

Kesepian bukan sekadar soal ada atau tidaknya orang di sekitar kita. Menurut psikolog klinis, Dr. Anindita Saraswati, M.Psi., dari sebuah universitas di Jakarta, esensi kesepian terletak pada kualitas hubungan yang kita miliki. "Bukan jumlah orang di sekeliling yang utama, tapi seberapa bermakna hubungan tersebut," jelas Dr. Anindita saat dihubungi pada hari Selasa, 28 Mei 2024.

Kesepian muncul ketika ada jurang pemisah emosional antara kita dan orang lain. Bahkan dalam hubungan yang tampak baik dari luar, seseorang bisa merasa tak dipahami, tak dihargai, atau kurangnya koneksi mendalam. Sebuah studi dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin juga menegaskan bahwa kurangnya dukungan sosial berkualitas sangat terkait dengan peningkatan perasaan kesepian. "Penting untuk membedakan antara kuantitas dan kualitas hubungan. Banyak teman di media sosial belum tentu menjamin seseorang tak merasa sepi," imbuh Dr. Anindita.

Kenali Gejala Kesepian

Mengenali tanda-tanda kesepian adalah kunci untuk penanganan yang tepat. Kesepian bisa muncul dalam berbagai wujud, baik secara emosional maupun fisik. Salah satu gejala umum adalah hilangnya minat pada hal-hal yang dulu disukai. Selain itu, sulitnya merasa terhubung dengan orang lain, bahkan saat berinteraksi sosial, juga bisa menjadi pertanda.

"Seseorang mungkin merasa tak relevan atau tak penting dalam lingkungannya. Ini bisa memicu perasaan terasing dan memperparah kesepian," terang Dr. Anindita. Gejala emosional lain termasuk perubahan suasana hati yang drastis, perasaan sedih atau putus asa yang berkepanjangan, serta mudah tersinggung.

Dari sisi fisik, kesepian bisa menyebabkan kelelahan kronis, gangguan tidur, dan bahkan melemahkan sistem imun tubuh. Penelitian dalam jurnal Health Psychology menunjukkan bahwa orang yang kesepian lebih rentan terhadap penyakit menular. Kecenderungan menghabiskan waktu berlebihan di media sosial juga bisa menjadi indikasi. "Media sosial sering jadi pelarian, tapi penggunaan berlebihan justru bisa memperburuk perasaan kesepian," kata Dr. Anindita.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan peningkatan signifikan penggunaan internet, terutama media sosial, di kalangan remaja dan dewasa muda. Namun, peningkatan ini tidak selalu sejalan dengan kualitas hubungan sosial. Penting dicatat, tidak semua pengguna media sosial intensif merasa kesepian.

Langkah Jitu Mengatasi Kesepian

Menghadapi kesepian butuh kesadaran diri dan kemauan untuk bertindak. Langkah pertama adalah mengakui dan menerima perasaan tersebut. Menyalahkan diri sendiri atau mengabaikan perasaan hanya akan memperburuk keadaan. "Mengakui bahwa kita merasa kesepian adalah langkah awal penting. Setelah itu, kita bisa mulai mencari solusi," ujar Dr. Anindita.

Salah satu cara efektif adalah menghubungi orang yang dipercaya. Berbicara dengan teman, keluarga, atau mentor dapat memberikan dukungan emosional dan mengurangi perasaan terisolasi. "Sekadar berbincang atau bertemu dengan orang yang kita sayangi bisa sangat membantu," tambahnya.

Mengikuti kegiatan yang sesuai minat dan bakat juga bisa memperluas lingkaran sosial dan menciptakan koneksi bermakna. Bergabung dengan klub buku, kelompok olahraga, atau organisasi sukarelawan memberikan kesempatan bertemu orang-orang dengan minat yang sama.

Batasi penggunaan media sosial dan perbanyak interaksi langsung. Terlalu banyak waktu di dunia maya bisa menciptakan ilusi koneksi, padahal yang dibutuhkan adalah interaksi tatap muka yang nyata. Merawat diri dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan tidur cukup juga dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi perasaan kesepian. "Ketika kita merasa baik secara fisik, kita juga cenderung merasa lebih baik secara emosional," jelas Dr. Anindita.

Jika perasaan kesepian terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor sangat disarankan. Terapi dapat membantu mengidentifikasi akar masalah dan mengembangkan strategi koping yang efektif. "Konselor dapat membantu kita membangun keterampilan sosial, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengatasi masalah emosional yang mendasari perasaan kesepian," pungkas Dr. Anindita.

Ingat, kesepian adalah pengalaman yang umum dan dapat diatasi. Dengan kesadaran diri, tindakan proaktif, dan dukungan yang tepat, seseorang dapat membangun hubungan yang bermakna dan mengatasi perasaan terisolasi. Masyarakat pun memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, di mana setiap orang merasa dihargai dan terhubung.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.