Nobel vs. Ranking Kampus, Ada Apa dengan Binus University?

Table of Contents
Nobel vs. Ranking Kampus, Ada Apa dengan Binus University?


Perdebatan mengenai Nobel vs. Ranking Kampus mencuat, memunculkan pertanyaan seputar efektivitas dan keadilan sistem pemeringkatan perguruan tinggi. Kritik pedas dilayangkan oleh Profesor Brian Schmidt, peraih Nobel Fisika 2011, yang mempertanyakan validitas dan motivasi di balik sistem pemeringkatan tersebut. Lantas, bagaimana tanggapan Binus University, salah satu universitas swasta terkemuka di Indonesia yang aktif berpartisipasi dalam pemeringkatan global?

Kritik Pedas Peraih Nobel untuk Pemeringkatan Kampus

Sorotan Profesor Brian Schmidt

Profesor Brian Schmidt, sang penerima Nobel Fisika 2011, tanpa tedeng aling-aling mengkritik maraknya sistem pemeringkatan universitas. Menurutnya, data yang digunakan seringkali bias dan lebih menguntungkan lembaga pemeringkatan itu sendiri ketimbang mahasiswa atau institusi pendidikan tinggi.

"Tujuan pemeringkatan itu cuma satu: iklan dan keuntungan bagi lembaga pemeringkat," tegas Schmidt dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, pada 8 Agustus 2025. Ia menekankan perbedaan kebutuhan antar universitas di berbagai negara, sehingga penilaian dengan standar seragam dianggapnya tidak adil.

Schmidt mencontohkan perbedaan antara universitas riset seperti Cambridge University di Inggris dengan kampus-kampus di Indonesia. Menurutnya, terlalu fokus pada peringkat global bisa mengalihkan perhatian dari kebutuhan esensial mahasiswa. "Universitas jadi berlomba mengejar peringkat, bukan memenuhi kebutuhan mahasiswa. Ini distorsi besar dalam pendidikan tinggi," imbuhnya.

Ia juga menyoroti indikator pemeringkatan yang seringkali tidak relevan bagi calon mahasiswa dan mudah dimanipulasi. "Cara menentukan universitas yang 'baik' itu gampang banget dimanipulasi," ujarnya. Schmidt menyarankan agar lembaga pemeringkatan berfokus pada informasi yang lebih relevan bagi mahasiswa, seperti gaya belajar, program studi, dan lingkungan belajar yang cocok.

Binus University di Tengah Pusaran Pemeringkatan Global

Posisi Binus dalam Berbagai Pemeringkatan

Binus University, sebagai salah satu universitas swasta terkemuka di Indonesia, memberikan tanggapannya terhadap isu pemeringkatan global ini. Universitas ini aktif berpartisipasi dalam berbagai pemeringkatan dan berhasil meraih posisi yang cukup membanggakan.

Menurut data dari Quacquarelli Symonds (QS), Binus University menduduki peringkat ke-10 di Indonesia dan 851-900 dunia dalam QS World University Rankings 2026. Selain itu, universitas ini juga meraih peringkat pertama di Indonesia dan 201-250 dunia dalam QS Global MBA Rankings 2025, serta peringkat ke-7 di Indonesia dan 501+ dunia dalam QS Graduate Employability Rankings 2022.

Berdasarkan Times Higher Education (THE), Binus University menempati peringkat ke-3 di Indonesia dan 1.201-1.500 dunia dalam THE World University Rankings (WUR) 2025. Dalam THE Impact Rankings 2025, Binus University meraih peringkat ke-8 di Indonesia dan 301-400 dunia, serta peringkat ke-2 di Indonesia dan 351-400 dunia dalam THE Asia University Rankings (AUR) 2025.

Prestasi membanggakan juga diraih oleh Binus University Online, yang berhasil masuk kategori Silver dalam THE Online Learning Rankings (OLR) 2024 global, menjadikannya yang terbaik di Indonesia untuk pembelajaran daring.

Tanggapan dari Rektor Binus University

Rektor Binus University, Dr. Nelly, SKom, MM CSCA, menjelaskan bahwa pemeringkatan global sebenarnya merefleksikan kemampuan universitas dalam menghasilkan lulusan yang kompeten di tingkat global. "Ranking global itu sebenarnya menunjukkan apakah layanan pendidikan tinggi yang diberikan kampus mampu menghasilkan anak-anak muda yang bisa berkarya di skena global," ujarnya saat pertemuan Binus University: Update di New Taipei City, Taiwan, pada 21 Agustus 2025.

Menurutnya, ranking adalah hasil karya mahasiswa, alumni, dan pengakuan dari para pemangku kepentingan. Ia menambahkan bahwa mahasiswa yang memiliki wawasan dan kemampuan global dapat berkontribusi positif bagi daerahnya. "Jadi, bagaimana anak-anak Indonesia yang sudah punya wawasan global, punya kemampuan lebih, bagaimana dia berkarya untuk daerahnya? Itu hal yang lain, ya. Tapi kalau kemampuan, itu menunjukkan dia sebetulnya mampu mengangkat daerahnya, global," terang Nelly.

Perspektif Binus University Online

Senada dengan Rektor, Director of Binus University Online (Binus Online), Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM, menyatakan bahwa pemeringkatan global membuktikan bahwa kampusnya diakui sebagai perguruan tinggi Indonesia secara keseluruhan, bukan hanya di kategori perguruan tinggi swasta. "Ini hanya untuk bukti saja. THE, ini tiap tahun ngeluarin. Untuk 2025, hasil ranking kita begini. Berarti kita perguruan tinggi Indonesia," tuturnya.

Guru Besar Bidang Manajemen Sistem Informasi Binus University ini menjelaskan bahwa indikator pemeringkatan mencakup reputasi akademik, reputasi pemberi kerja lulusan, dan internasionalisasi. "Memang mainannya global," ucapnya.

Prof. Harjanto mengakui bahwa kontribusi dalam menyelesaikan masalah Indonesia merupakan peran yang lebih penting bagi universitas. Kendati demikian, ia memahami dorongan pemerintah agar universitas Indonesia masuk pemeringkatan global. "Menyelesaikan masalah Indonesia jauh lebih penting. Cuma, kalau sebagian bisa masuk pemeringkatan dunia, bagusnya apa? Ya, kita global, bisa dapat akses, kenalan, gitu saja, sudah," jelasnya.

Kontribusi Nyata bagi Indonesia Lebih Utama

Meski pemeringkatan global punya nilai, baik Prof. Schmidt maupun Binus University sepakat bahwa kontribusi nyata bagi Indonesia jauh lebih penting. Menyelesaikan masalah bangsa dan menghasilkan lulusan yang mampu membangun daerahnya adalah prioritas utama bagi universitas di Indonesia.

Universitas perlu fokus pada kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat, serta meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan begitu, universitas dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pembangunan Indonesia.

Apresiasi Pemerintah untuk Perguruan Tinggi Berprestasi

Pemerintah turut mengapresiasi perguruan tinggi Indonesia yang berprestasi di tingkat global. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, memberikan apresiasi kepada universitas Indonesia yang masuk Top 500 QS World University Rankings (WUR) by Subject 2025.

"Peringkat dunia ini bukan sekadar kebanggaan institusi, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap pembangunan nasional," kata Brian pada acara apresiasi perguruan tinggi berprestasi di Jakarta, 20 Maret 2025. Ia menambahkan bahwa universitas unggul akan mencetak lulusan yang kompetitif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global.

"Kami berharap capaian ini dapat menarik lebih banyak investasi asing di bidang teknologi dan riset, mempercepat transformasi ekonomi berbasis pengetahuan, serta memperkuat daya saing industri nasional," imbuhnya. Pemerintah berharap prestasi ini memotivasi universitas lain untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.