Orca Makan Manusia? Mitos atau Fakta, Ini Penjelasannya!

Baru-baru ini, jagat maya dihebohkan dengan video yang mengklaim seekor orca menyerang dan memakan pelatihnya bernama Jessica Radcliffe. Sontak, video tersebut memicu kekhawatiran. Namun, benarkah orca, yang kerap dijuluki "paus pembunuh," benar-benar memangsa manusia? Usut punya usut, video itu adalah hoaks yang dibuat menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
Lantas, bagaimana fakta sebenarnya? Mungkinkah orca benar-benar menyerang dan memakan manusia? Mari kita telusuri dari sudut pandang ilmiah.
Orca di Alam Liar: Lebih Penasaran daripada Agresif
Meski punya reputasi sebagai "paus pembunuh", nyatanya kasus orca menyerang manusia di habitat aslinya sangat jarang, bahkan hampir tak pernah terdokumentasikan. Sebaliknya, interaksi orca dengan manusia di alam liar lebih sering menunjukkan rasa ingin tahu atau bahkan acuh tak acuh.
"Dalam sejarah interaksi manusia dan orca di lautan, praktis tidak ada bukti valid yang menunjukkan serangan mematikan terhadap manusia," tegas Dr. Maya Sari, peneliti mamalia laut dari sebuah lembaga konservasi independen. Menurutnya, perilaku agresif orca terhadap manusia bukanlah hal yang umum di habitat aslinya.
Orca Bukan Kanibal Manusia
Narasi tentang orca yang memakan manusia memang beredar, tetapi para ahli sepakat bahwa belum ada kasus yang terverifikasi secara ilmiah. Orca, sebagai predator puncak di lautan, ternyata punya preferensi makanan yang spesifik. Kebiasaan berburu ini pun diturunkan dari generasi ke generasi.
"Orca adalah predator yang sangat cerdas dan selektif. Mereka memiliki pola makan yang sangat spesifik, biasanya terdiri dari ikan, anjing laut, singa laut, bahkan paus yang lebih kecil," jelas Dr. Andi Putra, ahli biologi kelautan dari sebuah universitas terkemuka. "Manusia, dalam konteks ini, bukanlah bagian dari rantai makanan alami orca."
Sebuah riset yang dipublikasikan dalam jurnal Marine Biology mengungkapkan bahwa orca cenderung menghindari mangsa yang tidak familiar. Mereka belajar dari induk dan kelompok sosialnya tentang jenis mangsa yang aman dan bergizi. Proses ini dikenal sebagai "transmisi budaya" di kalangan orca.
"Mereka sangat konservatif dalam hal makanan," imbuh Dr. Putra. "Apa yang mereka pelajari dari induknya dan kawanannya tentang apa yang dianggap sebagai makanan, itu yang akan mereka buru."
Mengapa Orca Bisa Menyerang Manusia?
Insiden serangan orca terhadap manusia memang jarang terjadi, dan biasanya terjadi di lingkungan penangkaran. Para ahli menduga penyebabnya beragam, mulai dari stres akibat penahanan, kebosanan, hingga frustrasi karena ruang gerak yang terbatas.
Kasus tragis Dawn Brancheau, seorang pelatih orca senior yang tewas diserang oleh orca bernama Tilikum di SeaWorld Orlando pada tahun 2010, menjadi titik balik dalam perdebatan etika penahanan orca. Kematian Brancheau memicu investigasi mendalam dan menginspirasi film dokumenter "Blackfish" yang membuka mata publik tentang dampak penahanan terhadap kesejahteraan orca.
Laporan dari The Orca Project, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada konservasi orca, menyebutkan bahwa lingkungan penangkaran yang tidak alami dapat memicu perilaku abnormal pada orca. Mereka seringkali mengalami stres kronis, kurang stimulasi mental, dan kurang kesempatan untuk bersosialisasi secara alami.
"Orca adalah makhluk yang sangat sosial dan cerdas," kata Dr. Sari. "Di alam liar, mereka hidup dalam kelompok keluarga yang kompleks dan berkomunikasi menggunakan berbagai macam suara. Penahanan di lingkungan yang terbatas dan tidak alami dapat menyebabkan frustrasi dan agresi."
Beberapa ahli berpendapat bahwa serangan orca di penangkaran mungkin tidak selalu disengaja. Bisa jadi orca hanya ingin bermain atau berinteraksi dengan pelatihnya, namun karena ukuran dan kekuatannya yang besar, interaksi tersebut bisa berakibat fatal.
"Faktanya, sungguh menakjubkan betapa cermatnya paus pembunuh dalam berinteraksi di bawah air, baik di alam liar maupun di penangkaran," ungkap seorang mantan pelatih orca yang enggan disebutkan namanya. "Dalam kebanyakan kasus, jika tidak dilakukan dengan sangat hati-hati, orca dapat dengan mudah membunuh manusia secara tidak sengaja."
Terlepas dari penyebabnya, insiden serangan orca terhadap manusia di penangkaran menjadi pengingat penting tentang kompleksitas perilaku orca. Penting bagi kita untuk berinteraksi dengan hewan-hewan ini secara hati-hati dan etis. Fokus ke depan harus diarahkan pada upaya konservasi orca di habitat aslinya dan mengurangi ketergantungan pada penangkaran. Penelitian lebih lanjut tentang perilaku orca, baik di alam liar maupun di penangkaran, sangat krusial untuk memahami kebutuhan mereka dan memastikan kesejahteraan mereka.