Ternyata Ini Beda Sengatan Lebah dan Tawon! Mana Lebih Sakit?

Pernahkah Anda tanpa sengaja berpapasan dengan lebah atau tawon? Suara dengungnya saja sudah cukup membuat kita berhati-hati. Tapi, tahukah Anda apa perbedaan mendasar antara sengatan lebah dan tawon, dan mana yang lebih berbahaya?
Tawon Lebih Berbahaya: Sengatan Berulang dan Racun Lebih Kuat
Ternyata, tawon lebih berbahaya bagi manusia dibandingkan lebah. Mengapa demikian? Menurut Tri Atmowidi, pakar serangga dari Departemen Biologi IPB University, alasannya terletak pada kemampuan tawon untuk menyengat berkali-kali.
"Dalam kondisi terganggu, baik tawon maupun lebah akan menyengat untuk mempertahankan diri. Namun sengatan tawon lebih berbahaya karena dapat dilakukan berulang kali. Sengat tidak terlepas dari tubuhnya," jelas Prof Tri, Selasa (26/8/2025).
Berbeda dengan tawon, lebah hanya bisa menyengat sekali saja. Sengat lebah akan tertinggal di tubuh korban. "Itu sebabnya lebah hanya bisa menyengat sekali. Setelahnya, sengat menempel pada korban dan lepas dari tubuh lebah," tambahnya.
Tak hanya itu, meski volume racun lebah lebih banyak, racun tawon lebih kuat dan dapat disuntikkan berulang kali. Prof Tri menekankan bahwa "Sengatan tawon Vespa dapat menimbulkan reaksi toksik serius pada manusia, bahkan berujung pada kematian."
Mengenali Perbedaan Fisik Lebah dan Tawon
Meskipun sekilas tampak mirip, lebah dan tawon memiliki perbedaan fisik yang cukup jelas. Secara taksonomi, lebah (bees) termasuk kelompok Apiformes, sementara tawon (wasps) masuk ke dalam Spheciformes.
"Dari morfologi, lebah memiliki tubuh yang penuh rambut, termasuk pada tungkai. Tawon justru relatif lebih gundul dengan sedikit rambut," terang Prof Tri.
Dari segi warna, lebah umumnya berwarna cokelat atau hitam, kadang dengan belang di bagian perut. Sementara tawon cenderung memiliki warna yang lebih mencolok dengan variasi belang yang lebih jelas.
Di Indonesia, kita bisa menemukan ratusan jenis lebah, termasuk lebah madu (Apis cerana, Apis mellifera) dan lebah tanpa sengat atau klanceng (teuweul). Sedangkan tawon diwakili oleh kelompok tawon vespa (Vespa velutina, Vespa affinis).
Perilaku Makan: Lebah Herbivora, Tawon Predator
Perbedaan mendasar lainnya terletak pada kebiasaan makan. Lebah adalah herbivora, yang berarti mereka memakan tumbuhan, terutama nektar dan serbuk sari (polen). "Hal ini sesuai dengan tipe alat mulutnya yang dapat mengisap cairan dan mengunyah dengan menggunakan mandibulanya," jelas Prof Tri.
Lebah sangat aktif mencari sumber pakan untuk dirinya sendiri dan larva di sarang. Mereka menyimpan polen dan madu (nektar yang diolah dalam lambung) sebagai cadangan makanan.
Sebaliknya, tawon adalah predator yang memangsa serangga dan hewan kecil lainnya. "Aktivitas perburuan mangsa oleh tawon juga cukup aktif, karena tawon juga termasuk serangga sosial yang memberi makan larvanya di dalam sarang," paparnya.
Nilai Ekonomi: Lebah Jauh Lebih Berharga
Dari sisi ekonomi, lebah jauh lebih bernilai dibandingkan tawon. Lebah menghasilkan berbagai produk bernilai tinggi, seperti madu yang kaya enzim dan gula, polen (serbuk sari) yang kaya protein, propolis sebagai antibakteri dan antijamur, serta royal jelly sebagai sumber nutrisi.
Lebah madu juga menghasilkan lilin yang memiliki nilai komersial. Bahkan, venom lebah dapat dimanfaatkan dalam terapi pengobatan.
"Tawon cenderung sedikit menghasilkan madu dan polen. Venom tawon Polistes juga dapat dimanfaatkan untuk terapi pengobatan," tambah Prof Tri.
Habitat Lebah dan Tawon
Baik lebah maupun tawon memiliki habitat yang serupa, yaitu di area dengan sumber pakan dan bahan untuk membuat sarang. Tawon dan lebah madu Apis cerana dapat ditemukan di perkampungan dan kebun dengan pohon yang bervariasi sebagai sumber pakan.
Kedua serangga ini berkembang biak dalam sarang dan termasuk serangga sosial yang mengembangkan sistem kasta (ratu, jantan, pekerja).