Terungkap! Misteri Peneliti Antartika yang Hilang Puluhan Tahun Lalu

Table of Contents
Terungkap! Misteri Peneliti Antartika yang Hilang Puluhan Tahun Lalu


Di tengah lanskap beku Antartika, misteri yang membekukan waktu akhirnya mencair. Setelah 66 tahun menghilang, jasad Dennis 'Tink' Bell, seorang peneliti yang namanya sempat terlupakan, ditemukan di antara bebatuan yang mencair, membawa kejelasan pahit bagi keluarga yang lama menanti.

Penemuan Dennis Bell Setelah 66 Tahun

Penemuan jasad Dennis Bell, ahli meteorologi yang hilang sejak 1959, menutup lembaran duka panjang bagi keluarganya. Tim peneliti Polandia menemukan jenazah Bell di antara bebatuan yang mencuat akibat gletser yang menyusut. Bersama jasadnya, ditemukan lebih dari 200 barang pribadi miliknya, termasuk sisa-sisa peralatan radio, senter, tiang ski, jam tangan, dan pisau. Penemuan ini menjadi akhir yang menyedihkan dari kisah tragis yang membentang lebih dari enam dekade.

Identifikasi DNA Pastikan Identitas Jenazah

Kepastian identitas jenazah didapatkan melalui serangkaian tes DNA yang teliti. Hasilnya mengungkap kecocokan antara DNA jenazah dengan sampel dari saudara kandung Dennis Bell, yaitu David Bell dan Valerie Kelly. "Kemungkinan mereka berkerabat lebih dari satu miliar kali lipat daripada tidak," ungkap Profesor Denise Syndercombe Court dari King's College London, yang memimpin proses identifikasi DNA. Hasil ini memberikan konfirmasi kuat bahwa jenazah tersebut adalah Dennis 'Tink' Bell.

Keluarga Akhirnya Berdamai dengan Kehilangan

Kabar ini membawa kelegaan bagi keluarga Bell, terutama bagi saudara kandungnya. David Bell, yang kini tinggal di Australia, mengungkapkan bahwa penemuan ini membantu keluarganya untuk berdamai dengan kehilangan Dennis. "Setelah 66 tahun, kami sangat terkejut dan takjub mendengar kabar ini. Dukungan yang luar biasa dari British Antarctic Survey (BAS) dan British Antarctic Monument Trust, serta kepekaan tim Polandia, telah membantu kami menerima kehilangan saudara kami yang brilian ini," tuturnya dengan nada haru.

Siapa Dennis 'Tink' Bell?

Dennis 'Tink' Bell adalah seorang ahli meteorologi muda yang penuh semangat dan dedikasi. Ia bekerja untuk Falkland Islands Dependencies Survey (FIDS), yang kemudian dikenal sebagai British Antarctic Survey (BAS). Di usia 25 tahun, Bell telah menunjukkan komitmen tinggi pada penelitian dan eksplorasi Antartika.

Kontribusi Bell untuk Sains Antartika

Sebagai bagian dari FIDS, Dennis Bell memberikan kontribusi penting bagi ilmu pengetahuan dan eksplorasi Antartika, khususnya di bidang meteorologi. Data dan pengamatan yang ia kumpulkan sangat berharga dalam memahami iklim dan cuaca di wilayah tersebut. Kerja kerasnya, dilakukan dalam kondisi ekstrem, mencerminkan keberanian dan dedikasinya sebagai seorang peneliti.

Kenangan Tentang Dennis Bell

David Bell mengenang Dennis sebagai kakak yang mengagumkan dan serba bisa. "Dennis adalah anak tertua yang sangat berbakat. Ia bisa memperbaiki mesin bensin, mahir dalam fotografi, dan bahkan memproses filmnya sendiri. Ia juga merakit radio dari nol dan menghabiskan waktu berjam-jam mencatat kode Morse," kenang David. Bagi keluarganya, Dennis adalah sosok yang penuh semangat, cerdas, dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.

Penempatan di Admiralty Bay

Pada tahun 1958, Dennis Bell ditempatkan di Admiralty Bay selama dua tahun. Pangkalan kecil Inggris ini terletak di Pulau King George, sekitar 120 kilometer dari pantai utara Semenanjung Antartika. Pulau King George didominasi oleh pegunungan tinggi yang tertutup gletser abadi. Admiralty Bay sendiri adalah teluk besar yang dikelilingi oleh pegunungan dan es laut selama sembilan bulan dalam setahun. Di sana, Bell bekerja bersama lima rekannya, dikenal karena selera humor dan kepribadiannya yang menyenangkan.

Kisah Tragis Hilangnya Dennis Bell

Tanggal 26 Juli 1959 menjadi hari yang kelam dalam sejarah penelitian Antartika. Dennis Bell dinyatakan hilang setelah terjatuh ke dalam celah gletser di Teluk Admiralty, Pulau King George.

Kronologi Kejadian di Gletser

Pada hari itu, empat peneliti, termasuk Dennis Bell, berangkat dari pangkalan dengan dua kereta luncur anjing untuk melakukan survei dan pekerjaan geologi di dataran tinggi es. Bell dan seorang surveyor bernama Jeff Stokes berangkat lebih awal. Saat melintasi area bercelah, salju tebal dan lembut membuat perjalanan semakin sulit. Diduga kelelahan, anjing-anjing penarik kereta luncur menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Dennis Bell, yang berjalan tanpa ski untuk menjaga semangat tim, tiba-tiba menghilang, meninggalkan lubang menganga di jembatan celah.

Upaya Pencarian yang Sia-Sia

Stokes berusaha menyelamatkan Dennis dengan berteriak dan menurunkan tali ke dalam celah. Stokes mengaku mendengar jawaban dari Bell. Namun, ketika Stokes mencoba menarik Bell ke atas, tali putus dan Bell terjatuh lebih dalam. Kondisi cuaca yang memburuk, dengan angin kencang dan badai salju yang mendekat, membuat upaya pencarian semakin sulit dan berbahaya. Setelah berjam-jam mencari tanpa hasil, tim peneliti akhirnya menyadari bahwa peluang untuk menemukan Dennis hidup-hidup sangat tipis.

Penemuan di Pantai Tertutup Salju

Hampir enam dekade kemudian, misteri hilangnya Dennis Bell akhirnya terpecahkan. Jenazahnya ditemukan di Gletser Ekologi pada 19 Januari 2025 oleh personel dari Stasiun Antartika Polandia Henryk Arctowski di Pulau King George. Lokasi penemuan berada di pantai yang tertutup salju, wilayah yang dulunya tertutup oleh gletser.

Survei Arkeologi Lanjutan

Setelah penemuan awal, tim multidisiplin Polandia yang terdiri dari arkeolog, geomorfolog, antropolog, dan glasiolog melakukan survei arkeologi lanjutan antara 9 dan 13 Februari 2025. Survei ini menghasilkan penemuan fragmen tulang dan artefak lainnya yang berkaitan dengan Dennis Bell. Penemuan ini memberikan wawasan lebih lanjut tentang kondisi dan обстоятельства kematian Bell.

Proses Identifikasi DNA

Jenazah Dennis Bell dibawa ke Kepulauan Falkland dan kemudian ke London untuk proses identifikasi yang lebih rinci. Proses ini melibatkan analisis DNA yang dilakukan oleh Profesor Denise Syndercombe Court di King's College London. Hasil analisis DNA yang menunjukkan kecocokan dengan saudara kandung Dennis Bell memastikan identitas jenazah tersebut.

Penghormatan Terakhir untuk Dennis Bell

Sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan kontribusi Dennis 'Tink' Bell dalam ilmu pengetahuan Antartika, sebuah lokasi di Pulau King George, dengan koordinat 62° 06′ 41" S 58° 51′ 56" W, dinamai Bell Point. Penamaan ini menjadi pengingat abadi akan pengorbanan dan semangat penelitian yang diwariskan oleh Dennis Bell kepada generasi peneliti Antartika berikutnya. Kisah Dennis Bell tidak hanya menjadi pengingat akan bahaya dan tantangan dalam eksplorasi, tetapi juga inspirasi untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan demi kemajuan umat manusia.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.