Ular vs. Bahan Kimia, Mana Lebih Ampuh Basmi Hama? Kata Ahli!

Table of Contents
Ular vs. Bahan Kimia, Mana Lebih Ampuh Basmi Hama? Kata Ahli!


Di balik kesan seram yang melekat, ular ternyata menyimpan potensi besar sebagai solusi alami untuk mengatasi masalah hama di lahan pertanian. Seorang ahli dari Universitas Airlangga (Unair) melihat peluang ini sebagai alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan bahan kimia.

Ular: Sahabat Petani dalam Mengendalikan Hama

Peran Penting dalam Ekosistem Alami

Ular, terutama jenis yang tidak berbisa, memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian. Sebagai predator alami, mereka efektif mengendalikan populasi hama seperti tikus, serangga, bahkan katak. Dosen Kedokteran Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (Fikkia) Unair, Zhaza Afililla, menjelaskan bahwa posisi ular dalam rantai makanan menjadikannya pengendali populasi hama yang sangat baik. "Pengendalian populasi hama menggunakan ular lebih alami dan mendorong keseimbangan ekosistem dengan kontrol yang baik," ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi Unair, Kamis (21/8/2025).

Alternatif Lebih Sehat Dibanding Bahan Kimia

Penggunaan bahan kimia seperti rodentisida antikoagulan memang menawarkan solusi cepat untuk masalah hama. Namun, efek sampingnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia sangat merugikan. Bahan kimia dapat mencemari tanah dan air, membahayakan satwa liar, dan bahkan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Ular, di sisi lain, menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan ular sebagai pengendali hama, petani dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dan berkontribusi pada pertanian yang lebih sehat. "Pengendalian populasi hama menggunakan ular lebih baik dibanding memakai bahan kimia. Bahan kimia itu menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan keberadaan makhluk hidup yang lain," imbuh Zhaza.

Tantangan dan Cara Mengatasi dalam Pemanfaatan Ular

Pengawasan Ekosistem yang Cermat

Pemanfaatan ular sebagai pengendali hama bukan tanpa tantangan. Pelepasan ular ke lingkungan pertanian harus dilakukan dengan hati-hati dan terkontrol. Penting untuk memastikan bahwa ular yang dilepaskan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem setempat. Salah satu solusinya, menurut Zhaza, adalah dengan menyediakan satwa lain yang berperan sebagai predator ular. "Sebagai bentuk kontrol keseimbangan ekosistem, pemerintah setempat mungkin bisa juga menyediakan satwa lain yang bertindak sebagai predator dari ular tersebut. Ataupun satwa lain yang bertindak sebagai kompetitor dalam satu ekosistem," sarannya. Dengan adanya predator alami, populasi ular dapat terkontrol dan tidak menimbulkan masalah baru bagi ekosistem.

Edukasi Masyarakat: Kunci Keberhasilan

Tantangan lain adalah stigma negatif yang melekat pada ular di masyarakat. Banyak orang masih menganggap ular sebagai hewan berbahaya dan menakutkan. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi sangat penting. Masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai jenis-jenis ular yang tidak berbahaya dan peran penting mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian. "Perlu adanya sinergi juga dengan masyarakat setempat melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait berbagai jenis ular yang memiliki peran sebagai predator hama tikus," tegas Zhaza. Dengan edukasi yang tepat, diharapkan masyarakat dapat menerima kehadiran ular di lingkungan pertanian dan tidak melakukan tindakan yang merugikan, seperti membunuh ular yang sebenarnya tidak berbahaya.

Kajian Mendalam: Langkah Penting Sebelum Penerapan Luas

Meskipun potensi ular sebagai pengendali hama sangat menjanjikan, Zhaza menekankan perlunya kajian lebih lanjut sebelum program ini diterapkan secara luas. Salah satu hal yang perlu dikaji adalah dampak jangka panjang pelepasan ular terhadap keseimbangan ekosistem. Penambahan ular secara berkala dapat menyebabkan overpopulasi dan mengganggu keseimbangan rantai makanan. Selain itu, perlu juga diteliti mengenai jenis-jenis ular yang paling efektif dalam mengendalikan hama tertentu, serta bagaimana cara mengelola populasi ular agar tidak menimbulkan masalah baru. "Terkait keseimbangan ekosistem menurut saya masih perlu dikaji ulang. Karena jika diproyeksikan dalam jangka panjang dapat mengarah pada peristiwa overpopulasi," pungkasnya.

Pemanfaatan ular sebagai pengendali hama adalah pendekatan inovatif yang berpotensi memberikan solusi berkelanjutan bagi pertanian. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada pengawasan ekosistem yang ketat, edukasi masyarakat yang efektif, dan kajian ilmiah yang mendalam. Jika dikelola dengan baik, ular dapat menjadi sekutu petani dalam memerangi hama, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Masa depan pertanian mungkin tidak hanya bergantung pada teknologi canggih, namun juga pada pemahaman dan pemanfaatan peran penting hewan-hewan seperti ular dalam menjaga keseimbangan alam.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.