Atap Sekolah Ambruk, Cerita Siswa SMKN 1 Cileungsi tentang Kepanikan yang Mencekam

Atap Sekolah Ambruk di SMKN 1 Cileungsi, Siswa Panik Selamatkan Diri
BOGOR - Suasana mencekam meliputi SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (10/9/2025) lalu. Empat ruang kelas mendadak ambruk, membuat siswa dan guru kalang kabut menyelamatkan diri. Ega, siswa kelas 12 yang menjadi saksi mata, menuturkan - menegangkan saat kejadian.
Kronologi Runtuhnya Atap: Tanpa Peringatan
Ega mengungkapkan, peristiwa nahas itu terjadi begitu cepat tanpa tanda-tanda sebelumnya. Saat kejadian, cuaca cerah dan tidak ada indikasi kerusakan pada struktur bangunan.
Sosialisasi Sertifikasi Kerja Berujung Petaka
Kamis (11/10/2025), Ega bercerita bahwa ia dan teman-temannya sedang mengikuti sosialisasi sertifikasi kerja yang diadakan sekolah, bagian dari persiapan siswa kelas 12 memasuki dunia kerja. "Kami lagi sosialisasi tentang sertifikasi untuk kerja. Guru sedang menjelaskan, suasana kelas biasa saja," ujarnya.
Suara Gemuruh Tanda Bahaya
Di tengah sesi tanya jawab, tiba-tiba suara gemuruh memecah keheningan. "Tiba-tiba ada suara 'krek' gitu, kayak ranting patah, tapi suaranya kenceng banget. Kami semua langsung panik," kenang Ega. Sesaat kemudian, atap kelas ambruk dan menimpa siswa yang ada di dalam. "Enggak ada kesempatan buat lari. Atap langsung jatuh, nimpa kami semua," imbuhnya.
Kepanikan Melanda Siswa Usai Kejadian
Ambruknya atap kelas langsung menciptakan kekacauan. Siswa yang selamat berusaha keluar dari reruntuhan, sementara teriakan histeris menggema di mana-mana.
Histeris dan Pingsan di Tengah Debu Reruntuhan
"Suasananya benar-benar kacau. Ada yang teriak-teriak, ada yang nangis, ada juga yang langsung pingsan karena kaget," tutur Ega. Debu dan puing beterbangan, memperburuk kondisi. Beberapa siswa dilaporkan terluka akibat tertimpa material bangunan.
31 Siswa Dilarikan ke Rumah Sakit
Tim penyelamat segera tiba di lokasi dan mengevakuasi siswa yang terluka. Menurut data sekolah, 31 siswa mengalami luka-luka dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Ega sendiri mengalami luka ringan di kepala dan lengan akibat terkena reruntuhan genteng. "Kena genteng, berdarah sedikit," ujarnya.
Respons Cepat Pihak Sekolah
SMKN 1 Cileungsi langsung bergerak cepat. Kepala SMKN 1 Cileungsi, Meisye Yeti, menegaskan prioritas utama adalah keselamatan dan kesehatan seluruh siswa.
Penanganan Darurat dan Pembelajaran Daring
"Kami langsung berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk kepolisian, pemadam kebakaran, dan dinas kesehatan, untuk melakukan evakuasi dan memberikan pertolongan medis kepada para siswa yang terluka," kata Meisye. Sebagai langkah antisipasi, sekolah meliburkan kegiatan belajar tatap muka selama beberapa hari, diganti pembelajaran daring. "Untuk hari Kamis dan Jumat ini, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring," jelas Meisye.
Pembelajaran Hybrid di Tenda Darurat Sebagai Solusi
Meisye menambahkan, pembelajaran hybrid rencananya akan dimulai Senin pekan depan. "Insyaallah, hari Senin kita akan mulai pembelajaran hybrid. Sebagian siswa akan belajar secara daring, sebagian lagi akan belajar secara tatap muka di tenda darurat yang sudah kami siapkan," terangnya. Pihak sekolah juga berupaya memperbaiki ruang kelas yang ambruk secepatnya.
Trauma Mendalam pada Siswa
Insiden ini tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma psikologis. Ega mengaku masih merasa waswas dan takut berada di dalam ruangan beratap. "Ada trauma sedikit. Sekarang kalau di rumah, tidur di bawah atap jadi takut," ungkapnya.
Pihak sekolah berjanji akan memberikan pendampingan psikologis. "Kami akan bekerja sama dengan psikolog untuk memberikan konseling dan dukungan kepada para siswa agar mereka dapat mengatasi trauma dan kembali bersemangat dalam belajar," pungkas Meisye. Kejadian ini menjadi sorotan pentingnya pemeliharaan infrastruktur sekolah demi keselamatan siswa dan guru. Diharapkan pemerintah daerah dan pihak terkait mengambil langkah preventif agar kejadian serupa tak terulang.