Bahaya Konsumsi Gula Terlalu Tinggi pada Anak Sekolah, Ini Kata Ahli!

Anak-anak sekolah rentan terpapar bahaya konsumsi gula berlebih. Para ahli gizi mengingatkan, kebiasaan mengonsumsi gula tinggi, apalagi di area perkotaan, bisa memicu masalah kesehatan serius. Akses mudah ke makanan manis dan kebergantungan pada jajanan di luar rumah menjadi faktor pemicu. Lantas, apa saja risiko yang mengintai dan bagaimana solusinya?
Mengapa Anak Sekarang Lebih Banyak Konsumsi Gula?
Para ahli gizi menyoroti tajam peningkatan konsumsi gula pada anak-anak dan remaja. Menurut Prof. Hardinsyah dari IPB University pada Sabtu (6/9/2025), salah satu penyebab utamanya adalah mudahnya menemukan makanan dan minuman manis, terutama di kota-kota besar.
"Makanan manis itu sekarang gampang banget dicari," ujarnya. Gaya hidup modern juga berperan. Banyak orang tua bekerja, sehingga anak-anak lebih sering jajan di luar. Kantin sekolah dan pedagang kaki lima sering menawarkan makanan yang kandungan gulanya tidak terkontrol.
Prof. Hardinsyah menambahkan, "Anak-anak itu nggak cuma dapat gula dari minuman atau camilan saja, lho. Makanan sehari-hari dan jajanan di sekolah juga menyumbang asupan gula."
Keluarga dan Sekolah Pegang Peran Penting
Menyadari bahaya ini, keluarga dan sekolah punya peran krusial dalam membentuk kebiasaan makan anak. Keluarga bertanggung jawab menyediakan makanan sehat dan bergizi seimbang di rumah.
Prof. Hardinsyah menekankan, "Kalau anak-anak terbiasa bawa bekal makan siang sehat bareng, mereka jadi lebih semangat, lho!"
Sekolah juga penting menciptakan lingkungan yang mendukung pola makan sehat. Kantin sekolah sebaiknya menawarkan makanan dan minuman rendah gula dan kaya nutrisi. Selain itu, edukasi tentang gizi seimbang juga perlu diberikan secara rutin kepada siswa.
Berapa Batas Aman Konsumsi Gula Harian untuk Anak?
Kementerian Kesehatan merekomendasikan batas konsumsi gula harian untuk orang dewasa tidak lebih dari 50 gram (4-5 sendok makan). Untuk anak-anak, sebaiknya lebih sedikit.
"Idealnya, anak sekolah itu jangan lebih dari 3-4 sendok makan gula sehari. Kalau kebanyakan, risiko obesitas dan diabetes meningkat," tegas Prof. Hardinsyah.
Perlu diingat, gula tidak hanya ada di makanan manis. Karbohidrat sederhana seperti nasi putih juga diubah menjadi gula di dalam tubuh. Jadi, orang tua perlu memperhatikan komposisi makanan secara keseluruhan dan memastikan asupan nutrisi yang seimbang.
Dampak Negatif Gula Berlebih
Konsumsi gula berlebih bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan anak. Salah satunya adalah obesitas. Kelebihan gula akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Obesitas pada anak meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker di kemudian hari.
Selain obesitas, konsumsi gula berlebih juga bisa menyebabkan prediabetes dan diabetes tipe 2. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu mengatur kadar gula darah dengan baik. Akibatnya, kadar gula darah menjadi tinggi dan bisa merusak organ-organ tubuh.
"Bahaya banget kalau gemuknya karena lemak, bukan otot. Lemak bisa numpuk di organ penting seperti jantung, paru-paru, dan ginjal," jelas Prof. Hardinsyah.
Alternatif Makanan Sehat
Untuk mengatasi masalah ini, orang tua perlu menyediakan alternatif makanan sehat yang menarik dan bergizi untuk anak. Prof. Hardinsyah menyarankan agar anak-anak lebih banyak makan sayur, buah, dan makanan bergizi seimbang.
"Tubuh memang butuh gula, tapi nggak boleh berlebihan. Lebih baik perbanyak sayur dan buah supaya sehat dari kecil," sarannya.
Beberapa contoh makanan sehat yang bisa diberikan kepada anak sekolah:
* Buah-buahan segar seperti apel, pisang, dan jeruk. * Sayuran seperti wortel, brokoli, dan timun. * Roti gandum utuh dengan selai kacang atau alpukat.
Penting juga untuk membatasi minuman manis seperti soda dan jus kemasan. Sebagai gantinya, berikan air putih, teh tanpa gula, atau infused water.
Dengan pola makan sehat dan bergizi seimbang sejak dini, anak-anak bisa terhindar dari berbagai masalah kesehatan akibat konsumsi gula berlebih. Edukasi tentang gizi seimbang juga penting agar anak-anak sadar dan mau memilih makanan yang sehat. Masa depan generasi penerus bangsa ada di tangan kita.
Para ahli sepakat bahwa kerjasama antara keluarga, sekolah, pemerintah, dan industri makanan sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pola makan sehat bagi anak-anak. Dengan upaya bersama, kita bisa melindungi generasi muda dari bahaya konsumsi gula berlebih dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.