Binus Rajai! Ini Dia Kampus Bisnis Top di Indonesia Versi QS Global MBA 2026

Binus Business School (BBS) kembali menunjukkan tajinya di dunia pendidikan bisnis Tanah Air. Quacquarelli Symonds (QS), lembaga pemeringkatan universitas global, baru-baru ini merilis QS Global MBA Rankings 2026. Hasilnya? Binus Business School berhasil merebut posisi puncak di Indonesia. Prestasi ini semakin memantapkan BBS sebagai institusi terdepan dalam menghasilkan lulusan yang relevan dan berkualitas.
Empat Sekolah Bisnis Indonesia Masuk Jajaran Global QS Global MBA Rankings 2026
QS Global MBA Rankings 2026 menjadi acuan penting bagi calon mahasiswa dan perusahaan yang mencari institusi pendidikan bisnis terbaik. Tahun ini, empat sekolah bisnis dari Indonesia berhasil masuk dalam daftar bergengsi ini.
Siapa Saja yang Berhasil Masuk Peringkat?
Berikut adalah daftar lengkap sekolah bisnis di Indonesia yang berhasil meraih peringkat dalam QS Global MBA Rankings 2026:
* Binus Business School (BBS) * Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) * Universitas Indonesia (UI) * Institut Teknologi Bandung-Sekolah Bisnis dan Manajemen (ITB-SBM)
Keempatnya telah mengantongi akreditasi internasional dari the Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB), menandakan komitmen mereka terhadap standar global dalam pendidikan bisnis. Secara khusus, BBS berhasil menempati peringkat ke-23 di Asia dan berada di rentang 150-200 di tingkat dunia. FEB UGM menyusul di posisi ke-30 Asia (201-250 dunia), diikuti UI di peringkat 43 Asia (251-300 dunia), dan ITB-SBM di peringkat 52 Asia (300+ dunia).
Bagaimana QS Menentukan Peringkat?
QS Global MBA Rankings 2026 menggunakan serangkaian indikator penting untuk mengevaluasi kualitas program MBA. Indikator-indikator ini mencerminkan aspek-aspek krusial dalam pendidikan bisnis modern:
* Employability (40%): Mengukur reputasi lulusan di mata perusahaan global dan tingkat keberhasilan mereka mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Value for Money (20%): Menilai return on investment* dari segi biaya kuliah, kenaikan gaji, dan kemajuan karier. * Alumni Outcomes (15%): Mengevaluasi kontribusi lulusan sebagai pemimpin, wirausahawan,, atau inovator di bidangnya. * Thought Leadership (15%): Mengukur reputasi akademik, publikasi riset, dan kualitas tenaga pengajar. * Diversity (10%): Menilai rasio persebaran gender dan negara asal mahasiswa serta dosen.
Apa yang Membuat Binus Business School Unggul?
Menurut Dekan BINUS Business School Master Program, Dr. Asnan Furinto MBA PMP, pencapaian ini adalah bukti komitmen dalam meningkatkan sistem pengajaran dan metode di kampus. "Ini adalah pengakuan atas kerja keras kami dalam memberikan pendidikan bisnis yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri," ungkapnya. Peringkat ini tak hanya menjadi tolok ukur internal, tetapi juga referensi penting bagi calon mahasiswa dan industri dalam merekrut talenta terbaik.
BBS menawarkan program pendidikan dari jenjang S1 hingga S3, namun penilaian QS Global MBA Rankings 2026 secara khusus difokuskan pada program S2 (Magister). Calon mahasiswa S2 di BBS dapat memilih antara jalur keilmuan dan jalur manajerial, sesuai dengan kebutuhan pengembangan karir masing-masing.
Memilih Jalur yang Tepat: Keilmuan atau Manajerial?
Jalur keilmuan dirancang untuk memperdalam keahlian spesifik, sementara jalur manajerial membekali mahasiswa dengan keterampilan kepemimpinan dan manajemen strategis.
* Jalur Keilmuan (By Streaming): Pilihan program meliputi Magister Manajemen (MM) Creative Marketing, MM Digital Business, MM People & Leadership, MM Innovation & Entrepreneurship, MM Supply Chain Management, MM Business Management, dan MM Strategy & Execution. * Jalur Manajerial: Terdiri dari MM Professional in Business Management dan MM Executive in Strategic Management.
Dr. Asnan Furinto menjelaskan, jalur keilmuan ditujukan bagi mahasiswa yang ingin memperdalam keahlian di bidang tertentu. Sementara itu, jalur manajerial dirancang untuk para profesional di tingkat menengah atau atas dalam organisasi. "Jadi, nggak belajar spesifik bidang tertentu, tapi general management untuk mengelola entitas bisnis. Nah, itu ada yang level profesional dan level eksekutif. Biasanya, (level) eksekutif kita mintanya minimum lima tahun pengalaman kerja di level manajerial," jelasnya. Bahkan, MM Executive terbuka bagi mereka yang menduduki posisi C-level atau pemilik bisnis.
Inovasi Pembelajaran dengan Pendekatan Design Thinking
Salah satu keunggulan BBS adalah penerapan pendekatan Design Thinking dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini mendorong mahasiswa untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah bisnis.
"Mahasiswa diminta mengeluarkan ide untuk melatih berpikir kreatif. Mereka ada showcase ide mereka, bagaimana itu berjalan. Nanti ada juri, termasuk dari alumni kami undang menjadi juri, menilai proposal mereka, idenya, seperti apa," kata Dr. Asnan. "Ada beberapa yang mungkin belum bisa dilaksanakan, tapi intinya melatih mahasiswa untuk berpikir kreatif dengan pendekatan Design Thinking."
Studi Kasus Lokal: Belajar dari Pengalaman Indonesia
Executive Dean BINUS Business School, Prof. Dezie L Warganegara, menambahkan bahwa mahasiswa juga terlibat dalam studi kasus berdasarkan kondisi dan permasalahan bisnis di Indonesia (local case study).
"Formatnya sama kayak yang luar negeri, kayak punya Harvard, sama semua. Ada teaching notes, segala macam," jelas Prof. Dezie. "Jadi beda ya kalau umpamanya kita lagi diskusi soal industri penerbangan, kita ngomongin Southwest, Northwest, kan di Amerika. Kan kita nggak. tapi kalau kita ngomong Lion Air, AirAsia, Garuda, kan lebih hidup ya diskusinya, karena ada kedekatan."
Tim kampus mengumpulkan dan mengolah bahan-bahan studi kasus lokal ini melalui proses dokumentasi knowledge para karyawan senior di perusahaan bersangkutan. Dokumentasi ini juga dimanfaatkan sebagai bahan pelatihan bagi karyawan generasi baru di perusahaan tersebut. "Sehingga kita diminta bikin, lalu kita bawain training-nya tentang kisahnya para senior mereka dalam membangun suatu produk atau apa. Nah, itu jadi lebih spesifik ya terhadap sejarahnya suatu perusahaan," terangnya.
Keterlibatan Alumni dan Industri
BBS aktif melibatkan alumni dan pihak industri dalam operasionalnya. Alumni berperan sebagai dosen tamu, pemateri sharing knowledge, hingga project consulting untuk tesis mahasiswa.
Pihak industri juga dilibatkan dalam proses penyusunan tesis mahasiswa, salah satunya dengan menjadi penguji tesis. Langkah ini diambil untuk memastikan relevansi tesis dengan kebutuhan dunia bisnis.
"Karena kami sekolah bisnis, jadi mungkin nggak sampai ke membuat prototipe mesin, atau perawatan elektronik, tapi lebih pada kajian, improvement managerial action. Yang benar-benar bisa dilakukan dan diimplementasikan perusahaan jadi real. Itu salah satu cara kami make sure tetap memberikan dampak pada industri," jelas Dr. Asnan Furinto.
Komitmen pada Pengabdian Masyarakat
Para sivitas akademika BBS juga aktif terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Contohnya adalah proyek revitalisasi Pasar Rawa Belong di dekat Kampus Anggrek Binus University.
Selain itu, terdapat program Bangun Desa di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, yang fokus pada pemberdayaan petani kopi lokal. Masyarakat di wilayah ini dikenal memiliki minuman khas kopi Tuk, kopi herbal dari campuran biji kopi, jahe, dan biji coklat.
"Banyak kegiatan untuk pemberdayaan petani kopi, komoditas di sana. Walaupun mungkin dampaknya belum selevel nasional," tutur Dr. Asnan. Upaya ini menunjukkan komitmen BBS dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Dengan kombinasi kurikulum relevan, pendekatan pembelajaran inovatif, dan keterlibatan aktif dengan alumni serta industri, BBS terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan bisnis di Indonesia. Peringkat pertama dalam QS Global MBA Rankings 2026 adalah bukti nyata keberhasilan upaya tersebut, menjadi modal penting untuk terus berinovasi dan memberikan dampak positif bagi dunia bisnis dan masyarakat.