Dari Tugas Kampus, Film Horor Mahasiswa UI Ini Mendunia!
Kabar gembira datang dari dunia perfilman! Mahasiswa Indonesia kembali unjuk gigi di panggung internasional lewat film pendek horor berjudul 'Tekaté'. Karya ini berhasil meraih penghargaan bergengsi, membuktikan bahwa talenta muda Indonesia mampu bersaing di kancah global.
'Tekaté', Lahir dari Tugas Kampus, Mendunia
Film pendek horor berjudul 'Tekaté', buah karya mahasiswa Vokasi Universitas Indonesia (UI), sukses mencuri perhatian dunia. Di bawah arahan sutradara Frans Mahen, film ini meraih penghargaan Best Found Footage Horror Film Award di Oregon Screams Horror Film Festival Fall 2025. Sebuah kebanggaan bagi almamater dan harumnya nama Indonesia!
Arya Seno, seorang pengamat film, menyampaikan melalui sambungan telepon, "Ini bukti nyata bahwa anak muda Indonesia punya potensi luar biasa di industri kreatif."
Ide Brilian di Tengah Dominasi Drama
Siapa sangka, 'Tekaté' bermula dari tugas mata kuliah Produksi Film Pendek di Program Studi Penyiaran Multimedia, Vokasi UI. Frans Mahen, sang sutradara, melihat celah untuk menghadirkan sesuatu yang beda. Saat tugas film pendek lain didominasi genre drama, ia justru memilih eksplorasi horor dengan gaya found footage. Keputusan berani ini ternyata menjadi kunci kesuksesan 'Tekaté'.
"Saya ingin mencoba sesuatu yang belum banyak disentuh teman-teman," tutur Frans dalam sebuah wawancara. "Horor found footage memberi tantangan tersendiri, terutama menciptakan suasana mencekam dengan sumber daya terbatas." Film ini dibuat oleh tim Dos Media beranggotakan 11 kru.
Penghargaan Bergengsi di Oregon Screams Horror Film Festival
Keberhasilan 'Tekaté' di Oregon Screams Horror Film Festival bukan tanpa alasan. Festival ini dikenal sangat selektif, hanya menerima karya orisinal berkualitas tinggi. Kemenangan 'Tekaté' membuktikan daya tarik film ini yang mampu memikat para juri.
Satu-satunya Wakil Asia yang Berjaya
Yang lebih membanggakan, 'Tekaté' menjadi satu-satunya film dari Indonesia, bahkan Asia, yang berhasil lolos dan meraih penghargaan di festival tersebut. Prestasi ini menempatkan 'Tekaté' di antara karya-karya terbaik dunia, membuktikan kualitas film Indonesia di tingkat global.
"Ini pencapaian luar biasa yang menunjukkan potensi besar sineas muda Indonesia," ujar Mira Lesmana, kurator film independen, melalui pesan singkat. "Semoga jadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berinovasi."
Selain itu, 'Tekaté' juga sempat diputar di Atlanta After Dark Film Festival Fall 2025 dan Lift-Off Global Network Sessions 2025 di Inggris, serta Clinton Street Theater, salah satu bioskop tertua di Amerika Serikat.
Peny Meliaty Hutabarat, Ketua Program Studi Penyiaran Multimedia Vokasi UI, menyebut prestasi Frans Mahen adalah bukti bahwa karya mahasiswa tidak bisa diremehkan dan pihaknya memberikan dukungan penuh. "Cerminan dari kualitas karya mahasiswa Vokasi UI yang mampu bersaing di kancah global, melampaui batasan ruang kelas," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).
'Tekaté' Tayang Global dan Butuh Dukunganmu!
Setelah meraih penghargaan, 'Tekaté' mendapat kesempatan tayang global melalui platform streaming dan festival film internasional. Sebuah peluang emas untuk menjangkau audiens lebih luas dan meraih pengakuan lebih besar.
Vimeo On Demand dan Lift-Off Global Network
Saat ini, 'Tekaté' tayang global melalui layanan streaming Vimeo On Demand, sebagai bagian dari jaringan Lift-Off Global Network. Jaringan ini dikenal sebagai wadah sineas independen dunia, memberi mereka platform untuk memamerkan karya pada khalayak global. Penonton dapat menikmati 'Tekaté' hingga 5 Oktober 2025 melalui aplikasi Vimeo.
"Kami sangat senang menjadi bagian dari Lift-Off Global Network," ujar Sarah Indriani, produser 'Tekaté'. "Ini kesempatan berharga untuk memperkenalkan film kami kepada penonton di seluruh dunia."
Ayo Dukung 'Tekaté'!
Lebih dari sekadar menonton, publik dapat berpartisipasi aktif mendukung perjalanan 'Tekaté'. Melalui mekanisme voting, penonton dapat memberikan suara untuk menentukan apakah 'Tekaté' layak melaju ke kompetisi selanjutnya, yaitu penghargaan Season Awards untuk Lift-Off Global Network Sessions 2025.
Penghargaan ini sangat bergengsi di industri film independen, memberikan pengakuan besar dan kesempatan distribusi yang lebih luas bagi pemenangnya. Dukungan publik sangat penting bagi 'Tekaté' untuk meraih penghargaan ini dan semakin dikenal di dunia.
"Setiap suara sangat berarti bagi kami," kata Frans Mahen. "Kami harap dukungan dari penonton dapat membawa 'Tekaté' ke level yang lebih tinggi."
Data terbaru menunjukkan antusiasme tinggi terhadap 'Tekaté' di Vimeo On Demand, dengan jumlah penonton yang terus bertambah setiap hari. Ini membuktikan film pendek horor ini punya daya tarik kuat dan mampu menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan.
Ke depan, tim produksi 'Tekaté' berharap dapat terus mengembangkan karya dan memberi kontribusi positif bagi industri film Indonesia. Mereka juga berharap pemerintah dan pihak swasta dapat memberikan dukungan yang lebih besar bagi para sineas muda Indonesia, sehingga mereka dapat terus berkarya dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Dengan dukungan yang kuat dari semua pihak, bukan tidak mungkin bahwa film-film Indonesia akan semakin sering meraih penghargaan di festival film bergengsi dunia. Ini adalah mimpi yang ingin diwujudkan oleh para sineas muda Indonesia, dan 'Tekaté' adalah salah satu bukti bahwa mimpi itu bukanlah sesuatu yang mustahil.