Demo Mengancam? Sekolah Pilih PJJ Dulu!

Antisipasi Demo, Sejumlah Sekolah Pilih PJJ Dulu!
Sebagai langkah antisipatif terhadap potensi aksi demonstrasi di berbagai kota, sejumlah daerah di Indonesia mengalihkan kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Prioritas utama dari keputusan ini adalah untuk menjamin keselamatan dan keamanan para siswa serta staf pengajar.
Mengapa PJJ Jadi Pilihan?
Keputusan untuk menerapkan PJJ ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor. Sekolah dan dinas pendidikan setempat menilai bahwa potensi kericuhan dan gangguan keamanan akibat demonstrasi dapat membahayakan keselamatan siswa, terutama sekolah yang berdekatan dengan lokasi aksi.
"Keamanan siswa adalah yang utama. Kami tidak mau mengambil risiko yang bisa membahayakan mereka," ungkap seorang kepala sekolah menengah atas di Jakarta yang memilih untuk tidak disebutkan namanya. Menurutnya, PJJ memungkinkan siswa belajar dengan aman dari rumah, tanpa perlu khawatir akan potensi bentrokan atau kerusuhan.
Selain itu, PJJ juga dipilih untuk mencegah terganggunya proses belajar mengajar. Kemacetan lalu lintas akibat demonstrasi bisa menghambat siswa dan guru untuk datang tepat waktu. Dengan PJJ, diharapkan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan efektif meski ada faktor eksternal.
Wilayah Mana Saja yang Menerapkan PJJ?
Kebijakan PJJ ini tidak seragam di seluruh Indonesia. Beberapa daerah yang sudah mengumumkan penerapan PJJ adalah Jakarta, Serang, Semarang, Makassar, Banda Aceh, dan Kendari. Penerapannya pun bervariasi; ada yang berlaku untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga SMA, sementara yang lain hanya untuk jenjang tertentu.
Dinas Pendidikan Jakarta mengizinkan sekolah-sekolah yang berada di lokasi atau dilalui jalur demonstrasi untuk melaksanakan PJJ selama beberapa hari. Di Serang, PJJ diterapkan sebagai langkah antisipasi dan demi keamanan siswa. Semarang dan Makassar memberlakukan PJJ sementara sebagai respons terhadap aksi demonstrasi yang sempat ricuh di sejumlah wilayah. Di Banda Aceh, pemerintah kota meliburkan sekolah dari TK hingga SMP karena aksi demonstrasi terpusat di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Kendari menerapkan sistem pembelajaran mandiri di rumah untuk seluruh sekolah di wilayah tersebut. Pada tanggal 1 September 2025, contohnya, tampak siswa di Kendari mengikuti PJJ dari rumah.
Seorang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan kepolisian dan instansi terkait untuk memantau situasi keamanan. Jika kondisi memungkinkan, PJJ akan segera diakhiri dan pembelajaran tatap muka akan kembali dilaksanakan.
Apa Dampak PJJ pada Kegiatan Belajar?
Peralihan ke PJJ tentu memberikan dampak pada proses belajar mengajar. Meski memungkinkan siswa untuk belajar dari rumah, efektivitasnya seringkali tidak seoptimal pembelajaran tatap muka. Beberapa kendala yang sering muncul adalah keterbatasan akses internet, kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, serta kesulitan dalam memantau pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Seorang guru SMP di Jakarta mengakui bahwa PJJ memang bukan solusi ideal, tetapi dalam situasi seperti ini, ini adalah pilihan terbaik. Pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan siswa tetap mendapatkan materi pelajaran berkualitas dan dapat belajar dengan efektif.
Untuk mengatasi kendala tersebut, pihak sekolah dan guru berupaya memanfaatkan berbagai platform dan aplikasi pembelajaran daring. Selain itu, guru juga memberikan tugas-tugas yang kreatif dan interaktif untuk menjaga motivasi siswa.
Data yang dihimpun dari berbagai sumber menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam PJJ di berbagai daerah cenderung tinggi. Namun, evaluasi lebih lanjut tetap diperlukan untuk mengetahui dampak jangka panjang PJJ terhadap kualitas pendidikan.
Harapan untuk Situasi yang Lebih Aman
Pihak sekolah dan dinas pendidikan berharap situasi keamanan segera membaik sehingga pembelajaran tatap muka dapat kembali dilaksanakan. Mereka juga mengimbau seluruh pihak, termasuk para demonstran, untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama aksi demonstrasi.
Seorang perwakilan dari Ikatan Guru Indonesia berharap aksi demonstrasi dapat berjalan damai dan tertib tanpa menimbulkan kericuhan atau gangguan keamanan. Ia juga berharap pemerintah dan pihak terkait dapat segera menyelesaikan masalah yang menjadi tuntutan para demonstran.
Situasi keamanan yang kondusif sangat penting untuk kelancaran proses belajar mengajar dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa. PJJ hanyalah solusi sementara, dan stabilitas serta keamanan adalah kunci agar pendidikan dapat berjalan normal kembali. Pemerintah daerah dan aparat keamanan terus berkoordinasi untuk memastikan keamanan selama demonstrasi dan berupaya meminimalkan dampaknya pada aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan belajar mengajar.