Gawat! Populasi Komodo Menyusut Drastis, Tinggal Segini Sekarang!

Table of Contents
Gawat! Populasi Komodo Menyusut Drastis, Tinggal Segini Sekarang!


Kabar buruk datang dari Nusa Tenggara Timur! Populasi komodo, si kadal raksasa kebanggaan Indonesia, terus merosot. Saat ini, diperkirakan hanya tersisa sekitar 3.300 ekor di habitat aslinya. Kondisi ini tentu memicu kekhawatiran dan mendorong upaya konservasi yang lebih serius.

Mengapa Populasi Komodo Terus Menyusut?

Sebagai reptil purba endemik Indonesia yang hanya bisa ditemukan di beberapa pulau di Nusa Tenggara Timur, komodo menghadapi berbagai ancaman serius. Menurut drh. Aji Winarso, M.Si., mahasiswa doktoral Fakultas Kedokteran Hewan UGM yang meneliti komodo, penurunan populasi ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor kompleks.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

* Hilangnya habitat: Aktivitas manusia semakin mempersempit ruang hidup komodo. * Fragmentasi populasi: Pemisahan kelompok-kelompok komodo menyebabkan perkawinan sedarah (inbreeding) yang menurunkan kualitas genetik mereka. * Persaingan dengan manusia: Komodo dan manusia bersaing untuk mendapatkan sumber makanan yang sama. * Perubahan iklim ekstrem: Iklim yang tidak menentu memengaruhi ketersediaan mangsa dan pola reproduksi komodo. * Perdagangan ilegal: Perburuan dan penjualan ilegal komodo masih menjadi ancaman nyata. * Penyakit zoonotik: Penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya juga turut memperburuk situasi.

Konservasi Komodo: Upaya Menyelamatkan Si "Naga Purba"

Menyadari bahaya yang mengintai, berbagai upaya konservasi terus digalakkan. Program-program tersebut meliputi perlindungan habitat, pemantauan populasi, penanggulangan perdagangan ilegal, dan peningkatan kesadaran masyarakat.

"Konservasi ini tidak bisa dipisahkan dari masyarakat lokal," ujar Aji Winarso dari UGM, 21 September 2025. Ia menyoroti pentingnya etno-konservasi, di mana masyarakat lokal memandang komodo sebagai "saudara sepupu" yang harus dijaga.

Edukasi dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi kunci penting agar konservasi selaras dengan kesejahteraan manusia.

Kesatuan Komodo, Manusia, dan Lingkungan dalam Konsep 'One Health One Welfare'

Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo, Guru Besar Parasitologi UGM, menekankan pentingnya konsep 'One Health One Welfare' dalam upaya pelestarian komodo. Pendekatan ini menekankan bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling terkait erat.

"Kalau manusia mau sehat, komodo juga harus sehat, lingkungannya pun harus sehat," tegasnya. Eksploitasi alam berlebihan untuk pariwisata, sampah plastik, dan potensi penularan penyakit dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Bahkan, studi terbaru menemukan mikroplastik dalam feses komodo, menunjukkan bahwa mereka terpapar polusi plastik melalui makanan.

Masa Depan Komodo di Tangan Kita

Masa depan komodo bergantung pada tindakan yang kita ambil sekarang. Riset yang lebih intensif, kebijakan yang lebih efektif, dan kampanye kesadaran yang lebih luas sangat dibutuhkan.

"Konservasi komodo bukan sekadar penyelamatan satu spesies langka, tetapi juga upaya menjaga keseimbangan ekosistem, kesehatan manusia, dan identitas bangsa," pesan pengamat satwa liar dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM ini.

Jangan sampai komodo, sebagai simbol kebanggaan Indonesia, hanya tinggal menjadi legenda seperti dinosaurus. Generasi sekarang dan mendatang memegang kunci untuk memastikan kelangsungan hidup "naga purba" ini.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.