Gempa Bogor-Sukabumi Kok Bisa Terjadi Terus Menerus? Ini Kata Ahli!

Bogor dan Sukabumi diguncang serangkaian gempa dalam beberapa waktu terakhir. Fenomena ini tentu memunculkan pertanyaan di benak warga, apa sebenarnya yang terjadi? Berikut rangkuman penjelasan dari berbagai sumber dan analisis seismologis untuk memahami penyebab gempa di kawasan ini.
Mengapa Bogor-Sukabumi Rawan Gempa?
Serangkaian gempa yang mengguncang Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, ternyata bukan tanpa sebab. Analisis mengungkap beberapa faktor geologis yang menjadi penyebab utama aktivitas seismik di wilayah tersebut.
Sesar Aktif: Biang Keladi Gempa
Penyebab utama gempa di wilayah Bogor dan Sukabumi adalah keberadaan sesar aktif. Sesar atau patahan batuan, merupakan zona lemah di kerak bumi yang sangat rentan terhadap pergerakan. Tekanan tektonik yang terus menerus bekerja pada sesar-sesar ini bisa membuat batuan tiba-tiba bergeser, menghasilkan energi yang terpancar sebagai gelombang seismik, atau yang kita kenal sebagai gempa bumi.
"Wilayah Jawa Barat memang dikenal sebagai zona aktif secara tektonik," jelas Dr. Irwan, ahli geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menekankan bahwa keberadaan sesar aktif menjadi salah satu faktor utama pemicu gempa. Sesar aktif di wilayah Bogor dan Sukabumi masih terus bergerak dan berpotensi menghasilkan gempa di masa depan. Penelitian lebih lanjut terus dilakukan untuk memetakan secara detail karakteristik dan potensi bahaya dari sesar-sesar tersebut.
Gempa Susulan: Penyesuaian Setelah Guncangan Hebat
Gempa utama yang terjadi seringkali diikuti oleh serangkaian gempa susulan. Gempa susulan adalah gempa-gempa kecil yang terjadi setelah gempa utama, di sekitar wilayah pusat gempa utama. Gempa susulan terjadi karena batuan di sekitar patahan utama mengalami penyesuaian setelah terjadi pergeseran besar akibat gempa utama.
Meskipun biasanya lebih kecil dari gempa utama, gempa susulan tetap dapat dirasakan dan berpotensi menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada bangunan yang sudah rentan. Jumlah dan frekuensi gempa susulan bisa bervariasi, tergantung pada karakteristik patahan dan besarnya gempa utama. Semakin besar gempa utama, biasanya semakin banyak dan semakin lama gempa susulan akan terjadi.
Kronologi Gempa Terkini di Bogor-Sukabumi
Rentetan gempa yang melanda Bogor dan Sukabumi beberapa waktu terakhir diawali dengan gempa yang cukup signifikan.
Gempa M 4,0 Guncang Sukabumi, Getaran Terasa Hingga Bogor
Pada Sabtu, 20 September 2025, gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,0 mengguncang wilayah Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat. Gempa terjadi pada pukul 23.47 WIB, saat sebagian besar masyarakat tengah beristirahat.
Pusat gempa berada di darat, sekitar 26 kilometer timur laut Sukabumi. Kedalaman gempa tercatat 7 kilometer. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat koordinat gempa berada pada 6,76 lintang selatan dan 106,57 bujur timur.
Guncangan gempa ini dirasakan cukup kuat oleh warga di sekitar pusat gempa, bahkan dirasakan hingga wilayah Bogor. "Gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif," ujar Daryono, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, dalam keterangan resminya.
Kepanikan Warga Akibat Guncangan Gempa
Guncangan gempa M 4,0 yang berpusat di Sukabumi dirasakan oleh warga di berbagai wilayah, termasuk Bogor. Getaran gempa membuat beberapa warga terkejut dan panik.
Wilda, seorang warga Pamijahan, Kabupaten Bogor, menuturkan bahwa jendela rumahnya bergoyang akibat gempa. "Iya, jendela goyang terasa sekali," ungkap Wilda.
Meski tidak menimbulkan kerusakan signifikan, gempa ini sempat membuat warga waspada dan khawatir akan potensi gempa susulan. Di beberapa wilayah, warga dilaporkan keluar rumah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Update Jumlah Gempa Susulan
Setelah gempa utama berkekuatan M 4,0, wilayah Bogor dan Sukabumi terus diguncang oleh serangkaian gempa susulan.
Hingga pukul 06.00 WIB pagi hari berikutnya, BMKG mencatat sebanyak 29 kali gempa susulan. Kekuatan gempa susulan bervariasi, dengan yang terbesar mencapai M 3,8 dan yang terkecil M 1,9.
"Gempa susulan ini merupakan bagian dari proses relaksasi batuan setelah terjadi gempa utama," jelas Daryono. "Frekuensi dan kekuatan gempa susulan akan terus dipantau untuk mengantisipasi potensi bahaya."
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada, serta mengikuti informasi resmi dari BMKG terkait perkembangan situasi gempa. Penting untuk memahami bahwa gempa susulan dapat terus terjadi dalam beberapa hari bahkan minggu setelah gempa utama, dan masyarakat perlu mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Mengingat kondisi geografis Bogor dan Sukabumi, warga diimbau untuk selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya gempa susulan. Pemerintah daerah juga diharapkan untuk meningkatkan sosialisasi mengenai mitigasi bencana gempa bumi kepada masyarakat, serta memperkuat infrastruktur yang tahan terhadap gempa. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko dan dampak buruk akibat gempa bumi.