Ilmuwan PTKIN Ukir Prestasi Global, Ini Dia Nama-Namanya!

Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan tinggi Islam! Lima ilmuwan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berhasil menembus daftar Top 2% Scientist Worldwide untuk tahun 2025. Pemeringkatan prestisius ini dirilis oleh Stanford University dan Elsevier, menjadi bukti nyata peningkatan mutu riset di lingkungan PTKIN.
Lima Ilmuwan PTKIN Unjuk Gigi di Panggung Dunia
Keberhasilan ini disambut gembira oleh Kementerian Agama (Kemenag). "Ini menegaskan bahwa transformasi mutu, budaya publikasi bereputasi, dan kolaborasi internasional di kampus-kampus keagamaan negeri berjalan pada jalur yang tepat," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amin Suyitno, dalam keterangan resminya, Senin (22/9/2025). Kemenag pun menyatakan komitmennya untuk terus mendukung para ilmuwan PTKIN melalui pendanaan kompetitif, pendampingan penulisan, dan perluasan jejaring riset.
Siapa Saja Ilmuwan PTKIN yang Mendunia Ini?
Berikut adalah daftar lima ilmuwan PTKIN yang berhasil meraih prestasi gemilang ini:
1. Prof. Maila Dinia Husni Rahiem (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta): Unggul dalam bidang Education, Artificial Intelligence, dan Image Processing (social sciences). Hebatnya, ini adalah tahun ketiga berturut-turut Prof. Maila masuk dalam daftar bergengsi ini. 2. Prof. Muhammad Siddiq Armia (UIN Ar-Raniry Banda Aceh): Menunjukkan keahliannya di bidang Law dan Education. 3. Prof. Saiful Mujani (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta): Dikenal atas kontribusinya di bidang History dan International Relations (social sciences). 4. Prof. Mursyid Djawas (UIN Ar-Raniry Banda Aceh): Menonjol dalam bidang History dan Historical Studies. 5. Dr. Habibis Saleh (UIN Sultan Syarif Kasim Riau): Ahli dalam bidang Mechanical Engineering & Transports serta Energy (engineering).
Kemenag Apresiasi dan Terus Beri Dukungan
Pencapaian ini menandai peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2023 dan 2024, hanya Prof. Maila Dinia Husni Rahiem seorang diri yang berhasil masuk dalam daftar Top 2% Scientist Worldwide. Lonjakan menjadi lima nama di tahun 2025 ini menjadi indikator kuat bahwa upaya peningkatan mutu penelitian dan publikasi ilmiah di PTKIN mulai membuahkan hasil.
Fondasi Tata Kelola Penelitian yang Kuat Jadi Kunci
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Arskal Salim, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari fondasi tata kelola penelitian yang kuat yang sedang dibangun oleh Kemenag. "Kami mendorong standarisasi data riset dan research management yang akuntabel di semua PTKIN, sehingga hasilnya terukur di indeks global," jelas Arskal. Fondasi tersebut meliputi penyusunan research road-mapping yang jelas, penguatan research ethics, pembentukan unit pendampingan publikasi, serta kerjasama dengan penerbit dan asosiasi ilmiah.
Makna Strategis Pencapaian Bagi PTKIN
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, menjelaskan bahwa pencapaian ini memiliki tiga makna strategis penting bagi PTKIN dan dunia pendidikan tinggi di Indonesia:
1. Legitimasi Ilmiah Internasional: Riset sivitas PTKIN diakui melalui metrik yang ketat dan bebas konflik kepentingan. 2. Efek Pengganda pada Kultur Akademik: Memotivasi dosen dan mahasiswa untuk lebih aktif menulis pada jurnal bereputasi dan membangun kolaborasi lintas disiplin. 3. Dampak Kebijakan dan Layanan Publik: Riset berkualitas meningkatkan mutu kebijakan, kurikulum, dan inovasi pengabdian masyarakat.
Target Kemenag ke Depan: Kualitas dan Dampak!
Kemenag tidak hanya menargetkan kuantitas publikasi ilmiah, tetapi juga kualitas dan dampaknya bagi masyarakat. Penguatan kolaborasi riset nasional dan global, penerapan open science, peningkatan literasi data dan Artificial Intelligence (AI) untuk riset, serta peningkatan kualitas grant-writing dan research visibility menjadi program prioritas.
"Target kami selanjutnya adalah memastikan riset-riset yang dihasilkan oleh ilmuwan PTKIN dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan negara," pungkas Sahiron. Kemenag terus berkomitmen untuk menciptakan ekosistem riset yang kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di lingkungan PTKIN.