Inspiratif! Anis, Alumni UGM Berprestasi Ini, Buktikan Keterbatasan Bukan Penghalang Mimpi

Anis Rahmatillah, seorang perempuan muda asal Yogyakarta, membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk meraih pendidikan tinggi. Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) ini berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat Cumlaude dari Fakultas Biologi, sebuah pencapaian yang menginspirasi.
Perjuangan Anis Meraih Mimpi di UGM
Sebagai seorang tunadaksa, perjuangan Anis untuk meraih gelar sarjana tidaklah mudah. Ia menghadapi berbagai kendala, terutama dalam mobilitasnya di lingkungan kampus yang luas dan saat mengikuti praktikum di laboratorium. Namun, keterbatasan itu justru menjadi motivasi baginya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu meraih kesuksesan.
"Awalnya memang berat, terutama saat harus beradaptasi dengan lingkungan kampus yang baru dan kegiatan perkuliahan yang padat," ungkap Anis. "Tapi saya selalu ingat tujuan awal saya, yaitu ingin membanggakan orang tua dan membuktikan bahwa saya bisa meraih mimpi saya, sama seperti teman-teman yang lain."
Dukungan Teman dan Lingkungan Jadi Kekuatan
Anis mengakui bahwa dukungan dari teman-teman dan lingkungan kampus sangat berperan dalam keberhasilannya. Ia merasa sangat terbantu oleh teman-teman sekelasnya yang selalu siap membantu, mulai dari mencatat materi kuliah hingga membantunya berpindah antar gedung.
"Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman dan para dosen yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Mereka tidak pernah memandang saya sebelah mata dan selalu memperlakukan saya seperti mahasiswa lainnya," kata Anis.
Selain teman-teman, para asisten dosen dan tenaga kependidikan (tendik) di Fakultas Biologi UGM juga memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar. Mereka menyediakan materi kuliah dalam format digital dan fasilitas khusus untuk praktikum.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi S. Daryono, mengapresiasi semangat dan kegigihan Anis dalam menempuh pendidikan. "Anis adalah contoh nyata bahwa dengan tekad yang kuat dan kerja keras, setiap orang dapat meraih impiannya, tanpa terkecuali," ujarnya. "Kami sangat bangga memiliki alumni seperti Anis yang dapat menginspirasi generasi muda lainnya."
Cinta Biologi Sejak Remaja Jadi Motivasi
Ketertarikan Anis pada bidang biologi sudah tumbuh sejak ia masih remaja. Ia aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang berkaitan dengan biologi, seperti klub sains. Kecintaannya pada ilmu biologi inilah yang kemudian memotivasinya untuk memilih jurusan Biologi di UGM.
Selama kuliah, Anis tidak hanya aktif mengikuti kegiatan perkuliahan, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan penelitian. Ia bahkan pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Umum, Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, serta Anatomi Tumbuhan.
Dalam tugas akhirnya (skripsi), Anis mengangkat penelitian berjudul "Respons Anatomis dan Analisis Histokimia Batang Tembakau (Nicotiana tabacum L. 'Manilo') dengan Penambahan Pupuk Nitrogen pada Cekaman Kekeringan". Penelitian ini menyoroti mekanisme adaptasi tanaman terhadap kondisi kekurangan air.
Cumlaude Bukan Sekadar Ukuran Kepintaran
Bagi Anis, meraih predikat Cumlaude dengan IPK 3,53 bukanlah sekadar tentang mendapatkan nilai yang tinggi. Ia memaknai pencapaian ini sebagai hasil dari komitmen dan kerja keras selama empat tahun menempuh pendidikan di UGM. Lebih dari itu, Cumlaude adalah bukti bahwa ia mampu mengatasi segala keterbatasan dan meraih impiannya.
"Cumlaude bukan berarti saya paling pintar, tapi ini adalah hasil dari kerja keras, ketekunan, dan dukungan dari orang-orang di sekitar saya," jelas Anis. "Saya berharap, pencapaian ini dapat menginspirasi teman-teman lain yang memiliki keterbatasan untuk tidak menyerah dan terus berjuang meraih mimpi mereka."
Anis juga menekankan pentingnya untuk selalu bersyukur dan menghargai setiap proses yang dijalani. Ia percaya bahwa setiap kesulitan yang dihadapi pasti akan membawa hikmah dan pelajaran berharga. "Kadang kita sebagai manusia tuh terlalu terpaku dengan hasil akhir kita, survive atau nggak. Padahal yang lebih penting itu adalah the fact that we keep going with our days every single day (fakta bahwa kita terus menjalani hari-hari kita setiap hari)," katanya. Ia juga termotivasi dari kutipan lagu The 1975 yang berjudul "Always Wanna Die (Sometimes)", yang berbunyi "If you can't survive, just try (Jika kamu tidak bisa bertahan hidup, berusahalah mencoba)."
Apresiasi dari Fakultas Biologi UGM
Keberhasilan Anis meraih gelar Cumlaude di tengah keterbatasannya mendapat apresiasi tinggi dari Fakultas Biologi UGM. Prof. Budi S. Daryono menyatakan bahwa kisah Anis adalah inspirasi bagi seluruh civitas akademika UGM.
"Anis telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih prestasi. Semangat dan kegigihannya patut dicontoh oleh seluruh mahasiswa," ujar Prof. Budi pada Selasa (2/9/2025), seperti dikutip dari laman UGM.
Saat ini, Anis sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia berencana untuk mengambil program magister di bidang biologi dan ingin berkontribusi dalam penelitian tentang konservasi lingkungan.
"Saya ingin menggunakan ilmu yang saya miliki untuk membantu menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup," pungkas Anis.
Kisah Anis Rahmatillah adalah bukti nyata bahwa mimpi dapat diraih dengan tekad dan kerja keras, tanpa memandang keterbatasan yang dimiliki.