Inspiratif! Kakek 73 Tahun Raih Gelar Doktor dari ITB

Di usia yang tak lagi muda, semangat belajar Rudy Setyopurnomo justru membara. Di usianya yang menginjak 73 tahun, ia berhasil meraih gelar doktor dari Institut Teknologi Bandung (ITB), membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk menuntut ilmu.
Perjalanan Panjang Meraih Gelar Doktor di ITB
Rudy, seorang alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1976, baru saja diwisuda pada periode Agustus 2025 lalu dari Program Doktor Sains Manajemen (DSM) Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB. Sebelumnya, ia telah malang melintang di dunia profesional dan mengantongi tiga gelar magister.
Kiprah di Dunia Penerbangan dan Pendidikan Tinggi
Sebelum kembali ke bangku kuliah, Rudy Setyopurnomo dikenal sebagai tokoh di industri penerbangan. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Garuda Maintenance Facility (GMF) di Garuda Indonesia, memegang peranan penting dalam pengembangan kemampuan perawatan pesawat di tanah air. Dedikasinya pada dunia penerbangan tidak menghentikannya untuk terus belajar. Ia meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Indonesia (UI), Magister Public Administration (MPA) Air Transportation Policy dari Harvard University, serta Magister Airline Management dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Fokus Riset: Strategi Manajemen Rumah Sakit
Disertasi doktoral Rudy berfokus pada "Hospital Strategy Execution System by Maximizing Daily EBITDA to Enhance Operation Performance and Profitability." Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi manajemen rumah sakit yang efektif dengan memaksimalkan EBITDA harian (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi). Tujuannya adalah meningkatkan kinerja operasional dan profitabilitas rumah sakit.
Transformasi Finansial Rumah Sakit Melalui EBITDA
Pendekatan yang dikembangkan Rudy berupaya mengubah rumah sakit yang merugi menjadi lebih sehat secara finansial. Ia meyakini bahwa pengelolaan keuangan yang baik adalah kunci keberlanjutan sebuah rumah sakit. Selepas wisuda, Rudy menuturkan, "Rumah sakit yang sehat secara finansial akan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat."
Implementasi Riset di RSUD Jakarta
Riset Rudy tidak hanya bersifat teoritis. Ia aktif mendampingi puluhan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta dalam memperbaiki kinerja keuangan. Pendekatan maximizing daily EBITDA terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan profitabilitas rumah sakit. Data menunjukkan, RSUD yang menerapkan strategi Rudy mengalami peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 15% dalam kurun waktu satu tahun.
Semangat Belajar di Usia Senja
Di tengah kesibukannya, Rudy tetap bersemangat mengikuti perkuliahan dan berdiskusi dengan mahasiswa yang jauh lebih muda. Perbedaan usia tak menjadi penghalang baginya untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. "Saya ingin membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk menuntut ilmu," tegasnya.
Aktif dalam Publikasi Ilmiah
Rudy juga aktif menulis dan mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional bereputasi. Ia telah menerbitkan dua artikel di jurnal Scopus Q1, salah satunya berjudul 'Enhancing operation effectiveness by maximizing daily EBITDA as a turnaround strategy execution system to enhance operation performance and profitability' yang dipublikasikan di Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity pada 27 November 2024. "Menulis adalah cara saya untuk berbagi ilmu dan memberikan kontribusi bagi dunia akademis," jelas Rudy.
Pantang Menyerah Menembus Jurnal Ilmiah
Rudy mengakui, proses publikasi artikel ilmiah tidak selalu mulus. Ia sempat mengalami penolakan dari beberapa jurnal ternama. Namun, ia tak lantas patah arang. Penolakan justru menjadi cambuk untuk memperbaiki tulisannya dan melakukan penelitian yang lebih mendalam. "Begitu ditolak, saya makin punya alasan untuk belajar lagi. Semakin ditolak, semakin sempurna tulisan saya," ujarnya.
Dukungan Keluarga dan Lingkungan ITB
Kesuksesan Rudy tak lepas dari dukungan keluarga dan lingkungan akademis di SBM ITB. Istrinya, anak-anaknya, dan cucu-cucunya selalu memberikan semangat selama ia menempuh studi doktoral. Para dosen di SBM ITB juga memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga.
Pesan untuk Generasi Muda
Bagi Rudy, gelar doktor bukan sekadar pencapaian pribadi. Ia berharap ilmunya dapat bermanfaat bagi orang lain, khususnya dalam membantu rumah sakit di Indonesia meningkatkan kinerja dan pelayanan. Ia berpesan kepada generasi muda untuk tidak takut meraih pendidikan setinggi mungkin, tanpa memandang usia. "Ilmu itu tidak ada manfaatnya kalau tidak dimanfaatkan orang lain. Semoga apa yang saya pelajari bisa membantu banyak perusahaan dan rumah sakit di Indonesia," ungkapnya. Ia pun berpesan, "Seluruh sarjana S1 ITB, 50% harus jadi master. Dan dari yang master, 50% lagi harus jadi doktor. Bukan untuk diri sendiri, tapi untuk Indonesia."