Kabar Baik untuk Guru PAI, Peluang Sertifikasi PPG 2025 Meningkat Pesat!

Table of Contents
Kabar Baik untuk Guru PAI, Peluang Sertifikasi PPG 2025 Meningkat Pesat!


Kabar gembira untuk para guru Pendidikan Agama Islam (PAI)! Diperkirakan, peluang sertifikasi melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG) akan meroket di tahun 2025. Angin segar ini diharapkan dapat memacu profesionalisme guru PAI, sekaligus menjawab tantangan peningkatan kualitas pendidikan di tanah air.

Lompatan Peserta PPG Dalam Jabatan 2025, Kemenag Optimis

Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan proyeksi kenaikan peserta program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan yang sangat signifikan di tahun 2025. Angkanya fantastis, diperkirakan melonjak hingga 700 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tentu saja, ini menjadi sinyal positif komitmen pemerintah dalam meningkatkan mutu tenaga pengajar di bidang agama.

Menurut data resmi Kemenag, jumlah peserta PPG Dalam Jabatan pada tahun 2024 tercatat sebanyak 29.933 guru. Namun, di tahun 2025, angkanya melesat menjadi 206.411 guru, yang terdiri dari guru madrasah dan guru pendidikan agama. Kenaikan drastis ini mencerminkan langkah strategis Kemenag dalam mempercepat peningkatan kompetensi guru.

"Ini adalah lompatan besar bagi dunia pendidikan agama," ungkap seorang pejabat tinggi Kemenag, Rabu (3/9/2025). Pejabat tersebut optimistis bahwa peningkatan kuantitas peserta PPG akan berbanding lurus dengan peningkatan kualitas guru agama di seluruh Indonesia.

Meski demikian, lonjakan ini juga menghadirkan tantangan. Ketersediaan infrastruktur yang memadai, tenaga pengajar PPG yang berkualitas, serta sistem pendukung yang solid menjadi kunci untuk menjamin mutu pelaksanaan program.

Alokasi Anggaran Rp 165 Miliar untuk PPG 2025

Demi mendukung peningkatan jumlah peserta PPG, Kemenag telah mengalokasikan anggaran khusus sebesar Rp 165 miliar untuk pelaksanaan program di tahun 2025. Alokasi dana ini terbilang cukup besar, apalagi di tengah upaya efisiensi anggaran yang tengah digalakkan oleh berbagai kementerian dan lembaga pemerintah.

"Dana ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa," tegas sumber tersebut. Menurutnya, kualitas guru adalah kunci kemajuan pendidikan, dan pendidikan adalah fondasi utama pembangunan negara.

Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari biaya penyelenggaraan pelatihan, honorarium instruktur, hingga penyediaan fasilitas dan sarana prasarana pendukung. Kemenag juga berencana menggandeng sejumlah perguruan tinggi terkemuka yang memiliki program studi pendidikan agama Islam unggulan untuk menjadi mitra dalam pelaksanaan PPG.

Pengamat pendidikan, Dr. Fitriani, mengapresiasi langkah Kemenag dalam mengalokasikan dana yang besar untuk PPG. "Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru. Namun, perlu diingat bahwa alokasi anggaran saja tidak cukup. Pengawasan dan evaluasi yang ketat juga diperlukan untuk memastikan dana tersebut digunakan secara efektif dan efisien," ujarnya.

PPG Guru PAI Diklaim Tuntas di Tahun 2025

Dari total 206.411 guru yang mengikuti PPG Dalam Jabatan tahun 2025, sebanyak 91.028 peserta adalah Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah. Kemenag mengklaim bahwa PPG untuk Guru PAI telah tuntas dilaksanakan pada tahun ini.

"Ini adalah capaian yang luar biasa dan patut kita syukuri," kata pejabat Kemenag tersebut dengan nada bangga. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seluruh guru PAI di Indonesia telah memiliki sertifikasi profesional melalui program PPG."

Dituntaskannya PPG Guru PAI ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran agama Islam di sekolah. Guru-guru PAI yang telah tersertifikasi diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mampu meningkatkan pemahaman agama yang komprehensif dan moderat di kalangan siswa.

Fasilitasi PPG untuk Guru Agama Lainnya

Tidak hanya Guru PAI, Kemenag juga memberikan fasilitas PPG untuk guru mata pelajaran agama lainnya. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas seluruh guru agama, tanpa diskriminasi.

Berikut rincian jumlah guru agama lain yang difasilitasi PPG:

* Guru pendidikan agama Kristen: 10.848 guru. * Guru pendidikan agama Katolik: 5.558 guru. * Guru pendidikan agama Hindu: 3.771 guru. * Guru pendidikan agama Budha: 530 guru.

Dengan demikian, total guru agama selain PAI yang mengikuti PPG pada tahun 2025 mencapai 20.707 guru. Kemenag berharap, dengan adanya PPG, seluruh guru agama di Indonesia dapat menjadi pendidik yang profesional, kompeten, dan berdedikasi tinggi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Empat Kriteria Guru Profesional Menurut Menteri Agama

Menteri Agama menekankan betapa pentingnya negara memberikan penghargaan kepada guru. Menurutnya, profesionalisme guru harus diukur berdasarkan empat kriteria utama:

1. Guru profesional harus mampu learning how to learn (belajar bagaimana belajar). 2. Learning how to teach (belajar bagaimana mengajar). 3. Teaching how to learn (mengajar bagaimana belajar). 4. Teaching how to teach (mengajar bagaimana mengajar).

Kriteria ini mencerminkan tuntutan zaman yang semakin kompleks. Guru dituntut untuk tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga memiliki kemampuan untuk terus belajar dan mengembangkan diri, serta mampu memfasilitasi siswa untuk menjadi pembelajar mandiri.

PPG Sebagai Momentum Transformasi Guru

Kementerian Agama berharap agar program PPG tidak sekadar dipandang sebagai formalitas untuk mendapatkan sertifikasi. Lebih dari itu, PPG harus dimaknai sebagai kesempatan untuk guru bertransformasi menjadi lebih baik.

"Dengan sertifikasi ini, kami berharap Bapak-Ibu guru semakin berintegritas, profesional, dan menjadi teladan generasi penerus bangsa," pungkas pejabat Kemenag tersebut.

Ke depannya, Kemenag berencana untuk terus mengembangkan program PPG agar semakin relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan. Selain itu, Kemenag juga akan terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga pengajar PPG serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan program. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa PPG benar-benar dapat menjadi instrumen yang efektif dalam meningkatkan kualitas guru dan mutu pendidikan di Indonesia, sehingga dapat menghasilkan guru yang kompeten, berjiwa kepemimpinan, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan metode pembelajaran yang menarik dan efektif bagi siswa. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di era globalisasi.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.