Keren! Kolaborasi Ini Lahirkan Inovasi Mendunia, Apa Saja?

Anak muda Indonesia kembali unjuk gigi di panggung internasional! Kali ini, kolaborasi apik antara mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) dan Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas, Jawa Tengah, menghasilkan inovasi yang membanggakan. Bagaimana kisah di balik tim lintas kampus ini hingga sukses meraih prestasi mendunia?
Inovasi Energi Panas Bumi: Kolaborasi Unair dan PEM Akamigas Berbuah Manis
Tim yang menamakan diri Enjinia ini sukses mencuri perhatian di ajang The International Science Project Competition (ISPC) 2025 berkat inovasi mereka di bidang energi panas bumi. Harapannya, inovasi ini bisa menjadi solusi energi terbarukan yang efisien sekaligus ramah lingkungan.
Perjuangan Meraih Medali di Ajang Internasional
ISPC 2025, yang digelar secara hybrid (luring di Universitas Dian Nuswantoro/UDINUS dan daring via Zoom Meeting), menjadi wadah bertemunya talenta muda dari berbagai penjuru dunia. Tim Enjinia berhasil menyingkirkan lebih dari 150 tim dari berbagai negara, mulai dari Thailand, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, hingga India. Dengan penelitian berjudul "Exergy Recovery through the Organic Rankine Cycle (ORC) as a Repowering Scheme for Geothermal Power Plants (PLTP) Using n-Pentane as Working Fluid," mereka sukses membawa pulang medali perak, sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi Indonesia.
Mengulik Latar Belakang Penelitian Energi Panas Bumi
Inovasi tim Enjinia berangkat dari potensi besar energi panas bumi yang dimiliki Indonesia, yang sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal. Muhammad Adli Fahrezy Tombora, salah satu anggota tim dari PEM Akamigas, menjelaskan bahwa penelitian mereka berfokus pada pemanfaatan sumur panas bumi bersuhu di bawah 100 derajat Celcius. “Banyak sumur panas bumi dengan suhu di bawah 100 derajat Celcius, yang tidak efektif bila berjalan dengan sistem konvensional,” jelasnya.
Untuk menjawab tantangan ini, tim Enjinia mengusulkan konsep Organic Rankine Cycle (ORC) dengan menggunakan fluida organik, yaitu n-pentane. Sistem ini memungkinkan n-pentane untuk mendidih pada suhu rendah, sehingga panas bumi bersuhu rendah tetap dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. "Teknologi ini diharapkan mampu menjadi solusi yang efisien, murah, sekaligus ramah lingkungan," imbuh Adli. Dengan demikian, energi panas bumi yang selama ini terabaikan dapat diubah menjadi sumber energi yang bermanfaat.
Sinergi Apik: Peran Kolaborasi Prodi Bahasa dan Teknik
Kesuksesan tim Enjinia tak lepas dari kolaborasi solid antar mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Tim ini beranggotakan enam mahasiswa dengan keahlian yang saling melengkapi. Dari PEM Akamigas, ada Muhammad Adli Fahrezy Tombora, Ubaidillah Nashwan, dan Angga Charismawan Dyaksa yang fokus pada aspek teknis penelitian. Sementara itu, Luthfia Noor Azizah, Nada Alifia Susandi, dan Rika Adani Widya Imannajwa dari Unair, berperan penting dalam mengemas dan mempresentasikan hasil penelitian.
Tantangan Kompetisi Daring: Kendala Jaringan hingga Pentingnya "First Impression"
Kompetisi daring tentu menghadirkan tantangan tersendiri bagi tim Enjinia. Nada Alifia Susandi, mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Unair, mengungkapkan bahwa timnya sempat mengalami kendala jaringan internet. “Kami beberapa kali terlempar dari Zoom, bahkan telat masuk ke ruang presentasi," ungkapnya. Meskipun demikian, tim Enjinia berhasil mengatasi kendala tersebut dengan tetap tenang dan fokus pada tujuan mereka. “Kami belajar untuk tetap stay calm, karena kesan pertama di hadapan juri itu penting,” tambahnya.
Kolaborasi Lintas Prodi dan Kampus: Kunci Meraih Prestasi
Keberhasilan tim Enjinia menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas prodi dan kampus dapat menghasilkan inovasi yang membanggakan. Pia, sapaan akrab Nada Alifia Susandi, menekankan pentingnya kerja sama antara mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda. "Teman-teman PEM Akamigas sudah sangat menguasai aspek teknis. Tugas kami adalah bagaimana riset ini bisa dikemas, dipresentasikan, dan dipahami dengan jelas oleh dewan juri," jelasnya. Keterampilan presentasi yang dimiliki oleh mahasiswa dari prodi Bahasa dan Sastra Jepang sangat membantu dalam menyampaikan hasil penelitian kepada juri internasional.
Penelitian yang berbasis teknik dikerjakan secara mendalam oleh mahasiswa PEM Akamigas. Namun, presentasi yang efektif adalah kunci untuk memenangkan kompetisi. Pia dan Rika bertanggung jawab menyusun materi presentasi dan menyampaikannya dalam bahasa Inggris. Mereka mempelajari modul, berdiskusi dengan tim, dan berlatih untuk menyampaikan materi dengan percaya diri. Setiap tim diberikan waktu 7 menit untuk mempresentasikan inovasi mereka, sehingga Pia dan tim harus pintar membagi waktu setiap anggota untuk berbicara.
"Ini jadi bukti kalau lintas prodi, lintas kampus bisa berbuah prestasi. Kami ingin terus lanjutkan kerja sama seperti ini," pungkas Pia. Tim Enjinia berharap dapat terus mengembangkan inovasi mereka dan berkolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu untuk menciptakan solusi energi terbarukan yang lebih baik lagi. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Yohanes Gunawan ST MT, dosen pembimbing tim Enjinia, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian mahasiswanya. "Saya sangat mengapresiasi kerja keras dan dedikasi yang telah ditunjukkan oleh tim Enjinia. Semoga keberhasilan ini dapat memotivasi mereka untuk terus berkarya dan berinovasi di bidang energi terbarukan," ujarnya. Pihak universitas dan politeknik pun memberikan dukungan penuh terhadap penelitian dan pengembangan inovasi energi terbarukan.
Prestasi tim Enjinia di ajang ISPC 2025 membuktikan bahwa anak muda Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di kancah internasional. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi motor penggerak inovasi dan teknologi di masa depan. Kolaborasi lintas disiplin ilmu dan lintas kampus merupakan kunci untuk menghasilkan inovasi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat. Diharapkan, semakin banyak mahasiswa Indonesia yang termotivasi untuk berkolaborasi dan menciptakan inovasi yang dapat memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara.