Kontroversi Akademisi Pro-Zionis di UI, Tanggapan Rektor Seperti Apa?

Polemik melanda Universitas Indonesia (UI) setelah munculnya kontroversi terkait undangan kepada seorang akademisi yang dikenal pro-Zionis. Reaksi keras dari berbagai pihak pun tak terhindarkan, memicu gelombang protes hingga petisi daring yang menuntut pertanggungjawaban. Rektor UI, Prof. Heri Hermansyah, akhirnya buka suara menanggapi situasi ini, termasuk menyoroti petisi yang menyerukan pencopotan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI.
Awal Mula Kontroversi
Kisruh ini dipicu oleh rencana mengundang Peter Berkowitz, seorang ilmuwan politik dari Stanford University, untuk berbicara di forum atau acara di lingkungan UI. Pandangan Berkowitz yang mendukung Israel menjadi sorotan, mengingat UI sebagai institusi pendidikan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan, termasuk dukungan terhadap perjuangan Palestina. Kehadirannya dianggap melukai nilai-nilai tersebut dan memicu kekecewaan di kalangan mahasiswa serta alumni UI.
Tanggapan Rektor UI
Menyikapi polemik yang berkembang, Rektor UI, Prof. Heri Hermansyah, memberikan pernyataan. Ia membenarkan adanya petisi dari ribuan mahasiswa UI yang menuntut pencopotan Ketua MWA UI. "Tentu saya membaca berita mengenai adanya petisi dari ribuan mahasiswa UI yang meminta penurunan Ketua MWA UI yang mengundang Peter Berkowitz. Kami akan menyerahkan hal ini kepada mekanisme yang ada," ungkapnya usai peluncuran UI Palestine Center di Kampus UI, Depok, Jumat (19/9/2025).
Mekanisme Internal UI Jadi Acuan
Prof. Heri menjelaskan lebih lanjut bahwa wewenang pencopotan Ketua MWA UI tidak berada di tangan rektorat. "Itu bukan domain eksekutif. Saya sebagai rektor eksekutif, itu ranahnya MWA dan Senat Akademik," tegasnya. Dengan demikian, rektorat UI akan menyerahkan sepenuhnya penyelesaian masalah ini kepada mekanisme internal yang berlaku di MWA dan Senat Akademik. Diharapkan, proses ini dapat menghasilkan solusi yang adil dan bijaksana, dengan mempertimbangkan aspirasi seluruh sivitas akademika UI.
UI Palestine Center: Komitmen untuk Palestina
Di tengah kontroversi, UI justru menegaskan komitmennya terhadap isu Palestina dengan meluncurkan UI Palestine Center. Pusat studi ini diharapkan menjadi wadah kajian, penelitian, dan kegiatan yang mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Inisiatif ini sekaligus menjadi penegasan sikap UI yang konsisten dalam membela hak-hak rakyat Palestina. Rektor UI berharap pusat ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi pemahaman yang lebih baik tentang isu Palestina dan berdampak positif bagi perdamaian di kawasan tersebut.
Petisi Online Menggema
Gelombang protes atas rencana kehadiran akademisi pro-Zionis di UI memuncak dengan munculnya petisi daring yang menuntut pencopotan Ketua MWA UI. Petisi ini, diinisiasi oleh Universitas Indonesia Student for Justice in Palestine (UI SJP), telah mengumpulkan ribuan tanda tangan.
Alasan di Balik Petisi
UI SJP menyoroti rekam jejak Ketua MWA UI, Yahya Cholil Staquf, yang dinilai memiliki kedekatan dengan tokoh dan agenda Zionisme. Beberapa poin yang disoroti antara lain undangan kepada Peter Berkowitz sebagai pembicara pada akademi kepemimpinan nasional NU 2025, undangan kepada Berkowitz ke forum agama G20 tahun 2022, serta kunjungan PBNU ke Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada tahun 2018. Tindakan-tindakan ini dianggap mencoreng sembilan nilai luhur UI, khususnya nilai keadilan dan kemartabatan. UI SJP berharap kejadian serupa tidak terulang dan nama besar UI tidak terafiliasi dengan Zionisme.
Respons Gus Yahya Cholil Staquf
Menanggapi petisi tersebut, Yahya Cholil Staquf mengakui kurang cermat dalam memeriksa rekam jejak narasumber yang diusulkan. Ia menyampaikan permohonan maaf atas kelalaiannya yang menimbulkan keresahan di kalangan sivitas akademika. "Saya menyesal atas kelalaian ini. Dengan penuh kerendahan hati, saya memohon maaf kepada pimpinan UI, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan alumni," ujarnya dalam surat terbuka, Kamis (18/9/2025). Gus Yahya menegaskan komitmennya untuk memperbaiki mekanisme pemilihan narasumber dengan proses verifikasi yang lebih ketat serta melibatkan banyak pihak. Ia juga menekankan kembali bahwa UI, maupun dirinya secara pribadi, berdiri teguh bersama bangsa Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Siapa Peter Berkowitz?
Peter Berkowitz adalah seorang ilmuwan politik dari Stanford University yang dikenal memiliki pandangan yang mendukung Israel. Ia memegang posisi bergengsi sebagai Tad and Dianne Taube Senior Fellow di Hoover Institution, sebuah think tank terkemuka di Stanford. Pandangan-pandangan politiknya inilah yang menjadi alasan utama penolakan terhadap kehadirannya di UI. Kehadirannya dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh UI dan dapat merusak citra UI sebagai kampus yang mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sebagai tindak lanjut dari kontroversi ini, diharapkan UI dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme pemilihan narasumber dan memastikan proses tersebut berjalan transparan dan akuntabel. Selain itu, UI juga perlu memperkuat komitmennya terhadap isu Palestina dengan terus mengembangkan UI Palestine Center dan mendukung kegiatan-kegiatan yang mempromosikan perdamaian dan keadilan di kawasan tersebut. Polemik ini menjadi momentum bagi UI untuk menegaskan kembali identitasnya sebagai lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.