Kuil Kego Fukuoka, Oase Kedamaian di Tengah Hiruk Pikuk Kota

Table of Contents
Kuil Kego Fukuoka, Oase Kedamaian di Tengah Hiruk Pikuk Kota


Di tengah riuhnya Distrik Tenjin, Fukuoka, Jepang, bersembunyi sebuah oase kedamaian: Kuil Kego. Berlokasi strategis di pusat kota, kuil ini menawarkan ketenangan bagi siapa saja yang ingin sejenak melarikan diri dari kesibukan.

Sejarah Panjang Kuil Kego

Kuil Kego punya cerita panjang sebelum berdiri di lokasinya sekarang. Konon, kuil ini awalnya berhubungan dengan fasilitas pertahanan Dazaifu yang bernama Keigo-sho. Nama "Kego" sendiri dipercaya berasal dari nama fasilitas pertahanan tersebut. Pada tahun 1608, Nagamasa Kuroda, penguasa pertama wilayah Fukuoka, memindahkan Kuil Kego ke lokasinya saat ini. Sejak saat itu, kuil ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual warga setempat. Letaknya yang dekat dengan pusat perbelanjaan utama seperti Fukuoka Mitsukoshi dan Taman Kego, menjadikannya tempat singgah yang populer bagi warga lokal maupun wisatawan.

Arsitektur dan Daya Tarik Kuil Kego

Kuil Kego memancarkan keindahan arsitektur tradisional Jepang yang tenang dan elegan. Ada beberapa bagian yang sangat menarik perhatian pengunjung:

Gerbang Torii dan Bangunan Utama

Gerbang Torii yang megah menyambut pengunjung memasuki area suci Kuil Kego. Gerbang ini, dibangun pada tahun 1639 oleh Tadayuki Kuroda, penguasa kedua wilayah tersebut, menjadi simbol peralihan dari dunia biasa ke dunia spiritual. Bangunan utama kuil, dengan nuansa zaman Edo yang kental, menjadi pusat kegiatan keagamaan.

Kuil Imamasu Inari

Di dalam kompleks Kuil Kego, terdapat Kuil Imamasu Inari yang unik. Kuil ini terkenal dengan patung rubah tersenyum yang jarang ditemukan. Rubah, atau kitsune dalam bahasa Jepang, dipercaya sebagai pembawa pesan Inari, dewa kesuburan, pertanian, dan kemakmuran. Senyum rubah ini memberikan sentuhan keramahan yang khas.

Sepasang Anjing Penjaga

Di pintu masuk bangunan utama, berdiri sepasang patung anjing penjaga atau komainu. Satu patung bermulut terbuka (A-gata) dan yang lainnya bermulut tertutup (Un-gata). Konon, kedua patung ini memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat dan melindungi tempat suci. Nama "Tukang Batu Hirota Bunichi" terukir di dasar patung. Hirota Bunichi adalah kakek dari Hirota Koki, tokoh terkemuka dari Prefektur Fukuoka yang kemudian menjadi perdana menteri Jepang.

Chozuya: Menyucikan Diri Sebelum Berdoa

Sebelum memasuki bangunan utama, pengunjung diharapkan menyucikan diri di Chozuya, tempat wudhu tradisional. Chozuya di Kuil Kego disumbangkan oleh umat Hamamachi pada tahun 1934. Bangunan kayu ini dirancang tanpa paku, dan bak airnya dipahat dari balok granit seberat 3,5 ton. Karena tidak ada saluran pembuangan, air terus meluap dari bak, memastikan air yang tersedia selalu bersih.

Saksi Bisu Sejarah

Lebih dari sekadar tempat ibadah, Kuil Kego juga menyimpan nilai sejarah yang tinggi. Lokasi kuil ini dulunya menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Jepang, termasuk pemberontakan Fujiwara Sumitomo dan invasi Toi. Keberadaan kuil selama berabad-abad memberikan gambaran tentang perjalanan waktu dan perubahan sosial yang dialami wilayah Fukuoka.

Kuil Kego Kini: Kedamaian di Tengah Kota

Hingga kini, Kuil Kego tetap menjadi tempat penting bagi masyarakat Fukuoka. Bukan hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai tempat perlindungan yang tenang dari hiruk pikuk kota. Banyak orang datang untuk berdoa, merenung, atau sekadar menikmati kedamaian dan keindahan lingkungan sekitar.

Kuil Kego didedikasikan untuk dewa Kamukahobi-no-mikoto, Ohkahobi-no-mikoto, dan Yasomagatsuhi-no-kami. Pengunjung dapat memanjatkan doa untuk kesehatan, keberuntungan, dan kesuksesan. Selain kegiatan keagamaan, Kuil Kego juga sering menjadi tuan rumah berbagai acara budaya dan festival sepanjang tahun, yang menarik banyak pengunjung dan membantu melestarikan tradisi Jepang.

Dengan lokasinya yang strategis, arsitektur yang indah, dan sejarah yang kaya, Kuil Kego Fukuoka terus menjadi oase kedamaian di tengah kota, menawarkan pengalaman spiritual dan budaya yang berharga bagi semua yang mengunjunginya.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.