Lintah Beda dari Siput Bugil? Jangan Ketipu, Ini Kata Ahli!

Table of Contents
Lintah Beda dari Siput Bugil? Jangan Ketipu, Ini Kata Ahli!


Pernahkah Anda menemukan hewan mirip lintah di sekitar rumah atau kebun? Jangan terburu-buru menyimpulkan itu lintah! Bisa jadi itu adalah siput tanpa cangkang, yang sering disebut juga siput bugil. Meski sekilas serupa, lintah dan siput bugil ternyata sangat berbeda. Mari kita simak penjelasan para ahli untuk membedakan keduanya.

Lintah dan Siput Bugil: Beda Keluarga Besar

Perbedaan paling mendasar antara lintah dan siput bugil terletak pada klasifikasi ilmiah mereka. Menurut Dr. Windra Priawandiputra, dosen dari Departemen Biologi, IPB University, siput bugil masuk ke dalam filum Mollusca, sementara lintah adalah anggota filum Annelida.

Filum Mollusca adalah kelompok besar yang mencakup berbagai jenis siput, kerang, dan cumi-cumi. Sementara itu, filum Annelida beranggotakan cacing bersegmen, termasuk lintah dan cacing tanah.

"Siput tanpa cangkang merupakan bagian dari filum Mollusca kelas Gastropoda," jelas Dr. Windra, seperti dikutip dari laman IPB University, Selasa (2/9/2025). "Sedangkan lintah, termasuk dalam filum Annelida kelas Hirudinea."

Perbedaan filum ini menandakan perbedaan mendasar dalam struktur tubuh, sistem organ, dan sejarah evolusi mereka. Ini bukan sekadar perbedaan penampilan, melainkan perbedaan dalam "cetak biru" biologis mereka.

Ciri-ciri Fisik yang Membedakan

Selain klasifikasi ilmiah, lintah dan siput bugil juga memiliki perbedaan fisik yang cukup kentara. Siput bugil memiliki tubuh yang lunak dan licin karena dilapisi lendir. Mereka bergerak menggunakan kaki perut yang lebar dan pipih, meninggalkan jejak lendir di belakangnya. Di bagian kepala, biasanya terdapat dua pasang tentakel yang berfungsi sebagai sensor untuk mendeteksi lingkungan sekitar.

Lintah, di sisi lain, memiliki tubuh bersegmen yang jelas. Pada kedua ujung tubuhnya, terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Lintah tidak memiliki tentakel di kepala. Gerakannya dilakukan dengan mengontraksikan otot-otot tubuh dan menggunakan pengisap untuk menarik diri maju.

"Siput tanpa cangkang bergerak perlahan menggunakan kaki perut dan bantuan lendir," terang Dr. Windra. "Sementara lintah bergerak dengan kontraksi tubuh dan menempel menggunakan pengisap."

Perbedaan ini mencerminkan adaptasi terhadap lingkungan dan cara hidup yang berbeda. Siput bugil adalah pemakan tumbuhan dan detritus, sedangkan lintah sebagian besar adalah penghisap darah, atau memakan invertebrata kecil.

Habitat: Siput di Darat, Lintah di Air

Habitat alami lintah dan siput bugil juga berbeda. Siput bugil umumnya ditemukan di daerah lembap, seperti di bawah bebatuan, di hutan, atau di kebun. Mereka lebih aktif pada malam hari atau saat cuaca lembap setelah hujan. Sementara itu, lintah lebih sering dijumpai di perairan tawar seperti sungai, danau, atau rawa. Meskipun ada pula beberapa jenis lintah yang hidup di darat, terutama di lingkungan yang sangat lembap.

"Siput tanpa cangkang umumnya hidup di daerah lembab seperti bebatuan, hutan atau kebun," kata Dr. Windra. "Sementara lintah banyak ditemukan di perairan tawar, meski ada juga yang hidup di darat dengan lingkungan yang lembab."

Perbedaan habitat ini mencerminkan preferensi lingkungan dan sumber makanan masing-masing. Siput bugil memanfaatkan kelembapan di darat untuk bergerak dan mencari makan, sementara lintah memanfaatkan perairan untuk mencari inang.

Lebih dari Sekadar Hama: Peran Penting Siput dan Lintah

Meskipun sering dianggap sebagai hama, baik siput bugil maupun lintah memiliki peran penting dalam ekosistem. Siput bugil berperan sebagai dekomposer, yaitu organisme yang membantu menguraikan bahan organik seperti daun mati dan serpihan kayu. Proses dekomposisi ini membantu mendaur ulang nutrisi kembali ke tanah, yang penting untuk pertumbuhan tanaman.

Lintah, meskipun dikenal sebagai parasit, juga memiliki manfaat. Dalam dunia medis, lintah telah lama digunakan untuk terapi pengobatan. Sera Budi Verinda, seorang dosen dari IPB University, menjelaskan bahwa air liur lintah mengandung senyawa bioaktif seperti hirudin, yang berfungsi sebagai antikoagulan. Senyawa ini membantu mencegah pembekuan darah dan mengurangi peradangan.

"Lintah membantu memulihkan aliran darah ketika aliran vena terganggu, sehingga meningkatkan kelangsungan hidup jaringan," tuturnya. Terapi lintah telah terbukti efektif dalam memulihkan aliran darah setelah operasi dan mengurangi risiko komplikasi pada beberapa kondisi medis.

Meskipun tampak menjijikkan bagi sebagian orang, lintah dan siput bugil memiliki peran ekologis dan medis yang penting. Memahami perbedaan dan manfaatnya dapat membantu kita menghargai keragaman hayati dan potensi alam untuk kesehatan manusia. Jadi, lain kali Anda menemukan hewan mirip lintah, coba amati dengan seksama. Siapa tahu, itu adalah siput bugil, makhluk yang sama pentingnya dalam menjaga keseimbangan alam.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.