Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Punya Nakhoda Baru, Fokus ke Perlindungan!

Table of Contents
Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Punya Nakhoda Baru, Fokus ke Perlindungan!


Mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di berbagai negara kini memiliki pemimpin baru di tingkat dunia. Fokus utama kepengurusan mendatang adalah meningkatkan perlindungan bagi para pelajar di perantauan, isu yang kian mendesak seiring tantangan yang dihadapi.

Andika Ibrahim Nasution Nahkoda Baru PPI Dunia

Mahasiswa University of Jordan Pimpin PPI Dunia Periode 2025/2026

Pada Rabu, 10 September 2024, Andika Ibrahim Nasution terpilih sebagai Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia untuk periode 2025/2026. Mahasiswa yang berkuliah di University of Jordan ini mengamankan 50 suara dari total 65 suara yang diperebutkan. Kemenangan ini menandai era baru bagi organisasi yang menjadi wadah bagi pelajar Indonesia di seluruh dunia.

Sebelum terpilih, Andika aktif dalam Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (HPMI) Yordania. Pengalamannya di organisasi tingkat regional ini menjadi modal penting dalam memimpin PPI Dunia. "Saya sudah berkecimpung di PPI Dunia selama lebih dari lima tahun. Sekarang saya siap mengemban amanah ini untuk mewujudkan PPI Dunia yang berjiwa besar," ujar Andika usai pemilihan.

Visi 'Panca Cita' untuk PPI Dunia

Kepemimpinan Andika Usung 'Ekosistem Intelektual Global'

Di bawah kepemimpinan Andika Ibrahim Nasution, PPI Dunia mengusung visi menjadi "ekosistem intelektual global yang progresif, inklusif, dan strategis". Visi ini akan diwujudkan melalui lima pilar utama yang disebut Panca Cita, meliputi kolaborasi dan kesetaraan, ekspansi, inklusivitas dan advokasi, aksi sosial, serta intelektual dan kontribusi kebijakan.

"Misi saya sederhana: 'Mendunia Bersama, Berdampak Bersama'. Artinya, PPI Dunia harus hadir bukan sekadar sebagai organisasi, tetapi sebagai solusi nyata bagi pelajar di luar negeri dan bagi bangsa Indonesia," jelas Andika. Misi ini menekankan komitmen kepengurusan baru untuk menjadikan PPI Dunia lebih relevan dan berdampak bagi para anggotanya.

Prioritas Utama: Lindungi Pelajar Indonesia di Luar Negeri

Tragedi di Austria Jadi Alarm bagi Keamanan Pelajar

Perlindungan pelajar Indonesia di luar negeri menjadi perhatian utama kepengurusan Andika. Isu ini menguat pasca insiden tragis yang menimpa Muhammad Athaya Helmi Nasution, anggota PPI Belanda, saat mendampingi kunjungan kerja pejabat Indonesia di Austria. Peristiwa ini menjadi pengingat betapa pentingnya jaminan keselamatan dan perlindungan bagi pelajar Indonesia di mancanegara.

"Saya menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya almarhum. Kejadian ini adalah pengingat pahit tentang pentingnya keselamatan dan perlindungan bagi pelajar Indonesia di luar negeri. Ini isu serius dan tak boleh terulang," tegas Andika. Kejadian tersebut memicu seruan untuk meningkatkan standar keamanan dan perlindungan bagi pelajar Indonesia di luar negeri, terutama yang terlibat dalam kegiatan pendampingan atau kolaborasi dengan pihak eksternal.

Langkah Nyata Tingkatkan Keamanan dan Perlindungan

Menanggapi isu tersebut, kepengurusan baru PPI Dunia berjanji akan mengambil langkah proaktif untuk mencegah kejadian serupa. Salah satu langkahnya adalah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat untuk setiap kolaborasi atau kerja sama dengan pihak eksternal, termasuk kunjungan kerja pejabat.

"SOP ini akan mencakup aspek keselamatan, asuransi, dan perlindungan hukum bagi setiap anggota yang terlibat," terang Andika. SOP ini diharapkan menjadi panduan jelas dan terukur dalam setiap kegiatan yang melibatkan pelajar Indonesia, meminimalkan risiko, dan menjamin keselamatan mereka. Selain itu, PPI Dunia akan memperkuat upaya advokasi terkait perlindungan pelajar di luar negeri. "Kami akan menjadi 'jembatan komunikasi' antara pelajar dan pemerintah untuk memastikan suara kami didengar dan kebutuhan perlindungan kami terpenuhi," imbuhnya.

Dukungan Penuh untuk RUU Perlindungan Pelajar

Advokasi Berbasis Data dan Kajian Mendalam

Andika juga menyatakan dukungan penuh terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Pelajar. Menurutnya, RUU ini sejalan dengan misi kepengurusannya yang menekankan inklusivitas dan advokasi. "Penting bagi PPI Dunia untuk tidak hanya fokus pada hal-hal akademis, tetapi juga pada isu-isu fundamental seperti perlindungan dan kesejahteraan pelajar," ungkapnya.

Untuk itu, PPI Dunia akan melanjutkan upaya advokasi secara intensif, dengan berbasis data dan kajian di lapangan. "PPI Dunia bukan hanya sebagai pengamat, tetapi juga sebagai penyumbang solusi konstruktif yang akan memastikan keberadaan payung hukum yang kuat bagi seluruh pelajar Indonesia di luar negeri," pungkas Andika. PPI Dunia berkomitmen untuk berperan aktif dalam memberikan masukan konstruktif dan memastikan RUU Perlindungan Pelajar mengakomodasi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh pelajar Indonesia di perantauan. RUU ini diharapkan memberikan jaminan hukum dan perlindungan yang lebih kuat bagi para pelajar, sehingga mereka dapat fokus pada studi dan pengembangan diri tanpa khawatir akan masalah keamanan dan kesejahteraan.

Dengan kepemimpinan baru yang berfokus pada perlindungan dan kesejahteraan pelajar, PPI Dunia diharapkan menjadi wadah yang lebih solid dan relevan bagi mahasiswa Indonesia di seluruh dunia.

Hendra Jaya
Hendra Jaya Saya Hendra Jaya, penulis berita teknologi yang senang berbagi tren digital, inovasi, dan perkembangan dunia startup.