Mahasiswa UI Bersuara, Makar Itu Tuduhan Serius, Buktikan Dong!

Universitas Indonesia (UI) menjadi salah satu suara lantang yang menanggapi tudingan makar terhadap demonstran. Mahasiswa UI bersatu menuntut bukti yang jelas dan terbuka atas tuduhan serius tersebut. Mereka juga mengecam tindakan represif aparat keamanan selama aksi demonstrasi yang belakangan ini memanas, bahkan menelan korban jiwa.
Pernyataan Tegas Aliansi BEM se-UI
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-UI secara resmi menyampaikan pernyataan sikap mereka pada Selasa (2/9/2025) di Tugu Makara UI, Depok. Inti dari pernyataan tersebut adalah respons terhadap tuduhan makar yang dialamatkan kepada para demonstran, serta tindakan represif aparat yang dianggap berlebihan.
Duka Mendalam dan Kecaman Keras
Atan Zayyid, Ketua BEM UI, membuka pernyataan sikap dengan menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam demonstrasi. Aliansi BEM se-UI mencatat, sembilan orang meninggal dunia, termasuk Affan Kurniawan, Sarinawati, dan Saiful Akbar. Selain itu, ratusan demonstran dilaporkan terluka.
"Kami mengecam sekeras-kerasnya segala bentuk tindakan represif yang menyebabkan korban jiwa dan luka-luka," ujar Atan dengan nada tegas. Ia juga menyoroti insiden penyerangan di lingkungan Universitas Islam Bandung dan Universitas Pasundan, yang menurutnya "tidak dapat dibenarkan" dan bertentangan dengan prinsip demokrasi serta hak asasi manusia yang dijamin konstitusi.
Tuntutan Pertanggungjawaban dan Pembuktian Makar
Aliansi BEM se-UI dengan lantang menuntut pertanggungjawaban dari para pemangku kebijakan, termasuk Presiden, Wakil Presiden, DPR RI, TNI, POLRI, serta elite politik. Mereka menilai, kebijakan dan pernyataan yang dikeluarkan selama ini terkesan sewenang-wenang dan memperkeruh suasana. Para mahasiswa ini merasa belum ada permintaan maaf tulus atau komitmen kuat untuk memperbaiki keadaan.
Tuntutan utama mereka adalah pembuktian tuduhan makar yang dilontarkan oleh Presiden. "Pernyataan Presiden mengenai dugaan makar harus dibuktikan dengan investigasi yang jelas, transparan, dan akuntabel," tegas Atan. Mahasiswa UI menekankan bahwa tuduhan makar adalah hal serius yang harus didukung bukti kuat, bukan sekadar asumsi.
Menolak Pembungkaman Informasi
Aliansi BEM se-UI juga menentang kebijakan pembungkaman informasi yang dinilai menghalangi kebebasan pers dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar. Mereka secara khusus menolak Surat Keputusan KPI Nomor 309/KPID-DKI/VIII/2025 yang dianggap sebagai upaya pembungkaman sistematis.
"Pembatasan liputan dan pelumpuhan fitur siaran langsung di platform digital merupakan upaya untuk membungkam suara rakyat," kata seorang perwakilan BEM. Aliansi khawatir pembatasan ini menghambat penyebaran informasi yang objektif dan memicu disinformasi di masyarakat.
Komitmen Mengawal Informasi Objektif
Di tengah informasi yang simpang siur, Aliansi BEM se-UI menyatakan komitmen untuk terus mengawal, menyaring, dan menyebarkan informasi yang objektif. Mereka berjanji untuk berpihak pada kebenaran dan menolak disinformasi serta propaganda provokatif.
"Kami akan terus berupaya untuk menyajikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat," ujar Atan. Ia mengajak seluruh mahasiswa dan masyarakat untuk bersama-sama melawan disinformasi dan propaganda yang bertujuan menakut-nakuti dan memecah belah bangsa.
Solidaritas dan Imbauan untuk Tidak Terprovokasi
Aliansi BEM se-UI mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga solidaritas dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka menekankan pentingnya persatuan di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.
"Jangan biarkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mengadu domba dan mengarahkan kita untuk saling menyerang," imbau Atan. "Mari kita jaga solidaritas #WargaJagaWarga dan bersama-sama membangun bangsa yang lebih baik."
Seruan untuk Perubahan Bangsa
Atan menekankan bahwa mahasiswa adalah generasi muda yang memiliki keyakinan kuat pada kebenaran dan keadilan. Ia menyerukan agar mahasiswa terus bergerak untuk mengubah kondisi bangsa menuju masyarakat madani yang adil dan makmur.
"Mahasiswa harus menjadi agen perubahan yang membawa harapan bagi masa depan bangsa," serunya. "Dengan semangat persatuan dan kesatuan, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik."
Pernyataan sikap Aliansi BEM se-UI menambah deretan kritik terhadap pemerintah dan aparat keamanan terkait penanganan aksi demonstrasi. Tuntutan pembuktian tuduhan makar menjadi sorotan utama, mengingat implikasi hukum dan politik yang serius. Hingga kini, pemerintah belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan mahasiswa UI. Situasi ini diprediksi akan terus berkembang dan menjadi perhatian publik dalam waktu dekat. Masyarakat menantikan tindakan konkret pemerintah untuk meredakan ketegangan dan menjawab tuntutan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa.