Menteri Ini Ternyata Punya Gaya Komunikasi Paling Santai, Kok Bisa? Analisis Pakar UM Surabaya
Sorotan tertuju pada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru saja dilantik Presiden Prabowo pada Senin, 8 September 2025, di Istana Negara, Jakarta. Bukan hanya karena jabatan pentingnya, tetapi juga karena gaya bicaranya yang blak-blakan. Seorang pakar dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menganalisis gaya komunikasi ini, menyoroti ciri khas dynamic style yang melekat pada diri sang menteri.
Menelisik Gaya Komunikasi 'Ceplas-Ceplos' Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa
Radius Setiyawan, Wakil Rektor bidang Riset, Kerjasama dan Digitalisasi UM Surabaya, menjelaskan bahwa gaya Menteri Keuangan yang terkesan spontan itu merupakan bagian dari dynamic style. Menurut Radius, gaya ini cenderung lugas, cepat, dan langsung pada intinya. Namun, ia mengingatkan pentingnya kepekaan sosial bagi pejabat publik dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
"Gaya komunikasi dynamic style ini memang efektif untuk menyampaikan informasi secara ringkas dan jelas," ujar Radius, seperti dikutip dari laman resmi kampus, Kamis (18/9/2025). "Namun, setiap perkataan akan dinilai dan diinterpretasikan oleh berbagai kalangan."
Radius mencontohkan kontroversi yang sempat muncul saat Purbaya mengatakan hanya mewakili sebagian kecil masyarakat, di tengah situasi demonstrasi. Pernyataan ini dinilai kurang memahami kondisi sosiologis masyarakat saat itu.
Meski begitu, Radius melihat adanya perkembangan positif. "Makin ke sini, Pak Purbaya terlihat belajar. Beliau mampu menjawab isu-isu makroekonomi, perbankan, hingga moneter dengan bahasa yang lebih sederhana dan mudah diterima publik," tambahnya.
Keragaman Gaya Komunikasi Pemimpin Indonesia: Cerminan Kepribadian
Radius Setiyawan memaparkan bahwa gaya komunikasi para pemimpin di Indonesia sangat beragam, mencerminkan karakter dan pendekatan masing-masing.
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikenal dengan systematic style, menyusun jawaban secara runtut dan hati-hati," jelasnya. "Sementara Presiden Joko Widodo lebih egaliter, menggunakan bahasa sederhana agar dekat dengan masyarakat. Gaya Presiden Prabowo dan Menteri Keuangan Purbaya lebih dinamis, berbicara lugas dan langsung."
Radius menekankan bahwa tidak ada satu gaya yang paling baik untuk semua situasi. "Yang terpenting, komunikasi politik bukan sekadar retorika. Ia harus memahami denyut nadi masyarakat. Jika kondisi publik sedang marah atau kecewa, jangan sampai muncul kata-kata yang diskriminatif atau membuat masyarakat merasa tidak dianggap," tegasnya.
Pesan untuk Para Menteri Baru
Menjelang masa jabatan para menteri baru, Radius Setiyawan menyampaikan pesan penting terkait komunikasi publik. Ia mengingatkan bahwa komunikasi publik kini sama pentingnya dengan kinerja teknis.
"Jangan sampai kebijakan bagus gagal diterima hanya karena cara menyampaikannya yang keliru," ujarnya. Ia menekankan pentingnya memahami audiens, kondisi sosial, dan memilih bahasa yang tepat.
"Menteri harus menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Mereka harus mampu menjelaskan kebijakan pemerintah secara sederhana dan meyakinkan," tegas Radius. Ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan komunikasi politik harus berbanding lurus dengan hasil nyata di lapangan.
"Kalau komunikasi dan kebijakan berjalan seiring, maka kepercayaan publik akan tumbuh. Itu yang paling dibutuhkan Indonesia saat ini," pungkas Radius.