Perjalanan Pendidikan Gus Irfan, dari Malang Hingga Jadi Menteri Haji

Mochamad Irfan Yusuf resmi menjabat sebagai Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Senin (8/9/2025). Penunjukan tokoh yang akrab disapa Gus Irfan ini sontak menarik perhatian publik, terutama menyoroti latar belakang pendidikannya.
Masa Kecil dan Pendidikan Dasar di Jombang
Gus Irfan menghabiskan masa kecilnya di Jombang, Jawa Timur. Kota ini dikenal luas sebagai salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di Indonesia. Ia adalah cucu dari Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di tanah air. Didikan keluarga yang kuat dalam tradisi keagamaan jelas membentuk karakter dan pandangan hidupnya.
Pendidikan formalnya dimulai di SDN Cukir 1 Jombang, kemudian berlanjut ke SMPN 2 Jombang, dan SMAN 2 Jombang. Selama bersekolah, Gus Irfan dikenal aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan menorehkan prestasi akademik yang membanggakan. Pendidikan dasar dan menengah ini menjadi fondasi penting bagi perjalanan akademisnya kelak.
Perjalanan Pendidikan Tinggi: Universitas Brawijaya hingga UIN Malang
Selepas SMA, Gus Irfan memilih Universitas Brawijaya (UB) di Malang untuk mendalami ilmu administrasi niaga. Ia berhasil meraih gelar sarjana (S1) pada tahun 1985. Semangat belajarnya tak padam sampai di situ. Ia melanjutkan studi magister (S2) di bidang yang sama di UB, lulus pada tahun 2002.
Ketertarikannya pada pendidikan Islam semakin mendorongnya untuk menempuh program doktor (S3) di UIN Malang, mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam. Studi doktoral ini menjadi wadah untuk mengembangkan gagasan inovatif tentang pengelolaan pendidikan Islam yang berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman. Gelar doktor diraihnya pada tahun 2024, dengan disertasi yang membahas strategi pengembangan mutu pendidikan di pesantren.
Kiprah Karier dan Organisasi Sebelum Menjadi Menteri
Sebelum mengemban amanah sebagai Menteri Haji dan Umrah, Gus Irfan memiliki pengalaman luas di berbagai bidang. Ia pernah menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Tebuireng sejak tahun 1989, pesantren yang didirikan oleh kakeknya, Hasyim Asy'ari. Di sana, ia membimbing para santri dalam bidang keagamaan, pendidikan, dan pengembangan diri. Selain itu, pada tahun 2011 ia sempat menjadi dosen di Akademi Perawat Widyagama Malang.
Dalam dunia bisnis, Gus Irfan tercatat pernah menjabat sebagai Komisaris Utama di PT BPR Nusuma Jawa Timur pada tahun 1996. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang dinamika perbankan dan keuangan. Kemudian pada tahun 2013 ia menjadi Wakil Pengasuh Ponpes Tebuireng.
Karier politik Gus Irfan dimulai saat bergabung dengan Partai Gerindra. Pada tahun 2018, ia dipercaya menjadi juru bicara tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, berbekal pengalamannya di Lembaga Perekonomian NU (LPNU) yang memungkinkannya memahami isu-isu ekonomi masyarakat. Kiprahnya di dunia politik terus berlanjut hingga akhirnya ia dipercaya menjadi Menteri Haji dan Umrah RI, jabatan strategis dengan tanggung jawab besar melayani umat Islam di seluruh Indonesia.