Rahasia Bertahan Ekosistem Laut Saat Dinosaurus Lenyap Akibat Asteroid

Sebuah misteri besar terkuak: bagaimana ekosistem laut bisa selamat dari tumbukan asteroid dahsyat yang memusnahkan dinosaurus? Analisis terbaru ini menantang pemahaman kita tentang cara kehidupan bangkit kembali setelah kepunahan massal.
Temuan Tak Terduga Usai Kepunahan Massal
Kolaborasi Ilmiah Ungkap Fakta Baru
Studi ini merupakan buah kerja sama antara University of Chicago, Smithsonian Institution, dan Museum Sejarah Nasional London. Para peneliti teliti mengkatalogkan fosil kerang dan remis untuk merekonstruksi ekosistem laut sebelum dan sesudah peristiwa kepunahan 66 juta tahun lalu. Hasilnya, tiga perempat spesies memang dinyatakan lenyap.
Keadaan Ekologi yang Anehnya Stabil
Namun, kejutan terbesar datang dari kondisi ekologi laut itu sendiri. Interaksi kompleks antara makhluk hidup dan lingkungannya ternyata tetap stabil. Para ilmuwan bahkan menyebutnya "secara statistik tidak mungkin".
"Ini temuan yang sangat menarik, sekaligus sedikit membingungkan," ujar David Jablonski, Profesor Ilmu Geofisika di University of Chicago, yang juga menjadi penulis studi ini. "Bagaimana ekosistem pulih dari kepunahan massal masih menjadi pertanyaan besar, apalagi jika kita mungkin sedang menuju ke arah sana."
Lima Kepunahan Massal, Menuju yang Keenam?
Fokus pada Akhir Zaman Kapur
Dalam sejarah Bumi, tercatat lima peristiwa kepunahan massal, saat sebagian besar spesies musnah akibat perubahan global ekstrem. Banyak ilmuwan meyakini kita sedang menuju kepunahan massal keenam. Memahami pemulihan ekosistem dari peristiwa semacam itu menjadi krusial. Jablonski dan timnya memilih fokus pada kepunahan massal teranyar di akhir Zaman Kapur, yang melenyapkan lebih dari 75% spesies, termasuk T-Rex dan sebagian besar dinosaurus.
Kerang dan Moluska Jadi Kunci
Penelitian ini berpusat pada kerang, tiram, dan moluska laut lainnya. Cangkang mereka yang keras sangat mudah terfosilisasi, memungkinkan para peneliti menelusuri kehidupan laut di masa lalu. Tim Jablonski berupaya mendokumentasikan kondisi ekosistem sebelum dan sesudah kepunahan, lalu membandingkan lanskap ekologi globalnya. Hasilnya sungguh mengejutkan.
Ekologi Laut yang Anehnya Tetap Utuh
Statistik yang Sulit Dipercaya
Hasil penelitian menunjukkan, meski banyak spesies punah, ekologi laut tempat kerang hidup nyaris tak berubah. Para ilmuwan menilai, secara statistik, hal ini sangat kecil kemungkinannya terjadi.
Berbeda dari Studi Sebelumnya
"Jika 75% spesies punah, seharusnya ada cara hidup yang hilang sepenuhnya, tinggal satu atau dua spesies. Tapi, itu tidak terjadi," kata Katie Collins dari Museum Sejarah Alam London. Temuan ini berbeda dengan studi sebelumnya tentang pemulihan keanekaragaman hayati usai kepunahan massal. Dulu, ilmuwan mengira kepunahan massal hanya mempercepat keniscayaan: dinosaurus kalah dari mamalia, dan asteroid hanya mempercepat proses tersebut. Pendapat lain menyatakan, kepunahan massal adalah peristiwa biologis yang menentukan siapa yang bertahan dan berevolusi mengisi relung-relung yang berbeda. Namun, penelitian Jablonski dan timnya tidak mendukung kedua pendapat itu.
Cara Pemulihan Spesies yang Tak Terduga
Bukan yang Terkuat yang Bertahan
Temuan menarik lainnya adalah cara spesies pulih ternyata berbeda dari perkiraan. Spesies yang selamat belum tentu menjadi yang dominan. Mereka punya cara hidup dan pemulihan yang berbeda, bahkan acak. Jablonski menjelaskan, banyak ilmuwan menganggap setelah kepunahan massal, spesies yang selamat akan memanfaatkan peluang dan berdiversifikasi dengan cepat.
Harapan untuk Konservasi Laut Modern
Jablonski mengakui hal itu mungkin terjadi pada mamalia, tapi tidak pada ekosistem laut. Studi ini diharapkan memberi informasi penting untuk upaya konservasi lautan modern, yang terancam pengasaman, polusi, dan penangkapan ikan berlebihan. "Ini sangat penting untuk memahami kepunahan modern dan pemulihan lautan, serta cara mengelolanya," jelas Jablonski. "Miliaran orang bergantung pada laut untuk makanan, dan kebijakan pengelolaan perlu mempertimbangkan struktur ekologi biota yang lebih luas, bukan hanya spesies individu."
Riset Dipublikasikan di Science Advances
Studi ini dipublikasikan di jurnal Science Advances pada 21 Mei 2025, dengan judul "The end-Cretaceous mass extinction restructured functional diversity but failed to configure the modern marine biota". Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang kompleksitas pemulihan ekosistem setelah kepunahan massal, dan menekankan pentingnya memahami interaksi ekologi untuk upaya konservasi yang efektif. Hasil penelitian ini mengingatkan betapa rapuhnya ekosistem laut, dan betapa pentingnya menjaga keseimbangan alam agar tragedi serupa tidak terulang. Lebih lanjut, penelitian ini mendorong para ilmuwan untuk terus menggali misteri lautan dan menemukan cara-cara inovatif untuk melindungi kehidupan laut dari ancaman kepunahan.